Dubes AS Untuk PBB Kecam Aksi Kekerasan Militer di Myanmar

Dubes AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield berkata aksi kekerasan militer Myanmar tidak bisa diterima.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 05 Mar 2021, 15:06 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2021, 15:06 WIB
Dubes Amerika Serikat untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.
Dubes Amerika Serikat untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.

Liputan6.com, New York City - Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyerukan dukungan AS kepada rakyat Myanmar. AS meminta agar dialog tercipta.

"AS sangat luar biasa prihatin pada kudeta dan pertumpahan darah yang terjadi di sana," ujar Dubes Linda Thomas-Greenfield pada Kamis, 4 Maret 2021.

Ia berkata AS tidak bisa menerima tindakan represif militer di Myanmar yang tidak mengutamakan dialog.

"Ketimbang menunjukan penghormatan kepada aturan hukum, melakukan dialog, dan menahan diri dari kekerasan, militer secara dramatis telah menambah kekerasan terhadap rakyat Burma dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak bisa diterima," kata Dubes Linda.

Ia juga mengajak dunia internasional agar satu suara dan mendukung rakyat Myanmar dengan tegas.

Pihak AS mengaku akan membahas kasus Myanmar pada hari ini, Jumat (5/3/2021).

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Paus Fransiskus Minta Myanmar Bebaskan Tahanan Politik dan Stop Kekerasan

Kematian Gadis 19 Tahun yang Tewas Ditangan Militer Myanmar
Orang-orang menghadiri prosesi pemakaman Kyal Sin sehari setelah tewas dalam demonstrasi menentang kudeta militer, di Mandalay, Myanmar, Kamis (4/3/2021). kudeta militer. Mahasiswa 19 tahun tersebut kepalanya tertembus timah panas yang diletuskan oleh petugas militer Myanmar (STR/AFP)

Paus Fransiskus mengirimkan pesan kepada otoritas di Myanmar agar segera menghentikan kekerasan, serta membebaskan para tahanan politik (tapol). Pesan ini disampaikan Vatikan setelah peristiwa Rabu berdarah di Yangon pada 3 Maret 2021. 

Lebih dari 30 orang tewas pada aksi pro-demokrasi pada Rabu kemarin. Salah satu yang tewas adalah mahasiswi berusia 19 tahun. 

Vatikan meminta agar junta militer menyetop kekerasan dan mengambil jalan dialog tetap dibuka.

"Saya ingin menarik perhatian kepada otoritas-otoritas yang terlibat pada fakta bahwa dialog berada di atas represidan harmoni di atas perpecahan," ujar Paus Fransiskus seperti dilaporkan Vatican News.

Permintaan membebaskan tahanan politik juga disampaikan Vatikan. Pada Febrari lalu, Paus Fransiskus juga memberikan permintaan serupa.

"Jalan demokrasi yang diambil Myanmar selama beberapa tahun terakhir dapat dilanjutkan melalui tindakan konkrit dengan melepaskan berbagai tahanan politik yang dipenjara," ujar Paus Fransiskus.


Infografis Kudeta Myanmar:

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya