Liputan6.com, Tokyo- Menteri vaksin COVID-19 di Jepang, Taro Kono, mengatakan bahwa laju vaksinasi di negara itu akan meningkat pada Mei 2021.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga telah berjanji untuk memberikan dosis vaksin COVID-19 yang cukup untuk 126 juta penduduk negara itu pada Juni 2021, sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo pada 23 Juli.
Diketahui, pasokan vaksin COVID-19 telah berdatangan di Jepang dari pabrik Pfizer di Eropa, tetapi diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang.
Advertisement
"Mulai Mei, tidak akan ada hambatan dalam pasokan (vaksin COVID-19)," kata Kono kepada Reuters dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (29/3/2021).
Ditambahkannya juga bahwa Jepang diharapkan bisa mendapatkan 10 juta dosis vaksin setiap pekan di bulan Mei, tetapi Olimpiade, yang menurut mayoritas warga dalam jajak pendapat harus ditunda atau dibatalkan, bukanlah faktor dalam penjadwalannya.
Jepang memulai kampanye vaksinasi COVID-19 di wilayahnya pada Februari 2021- lebih lambat dari kebanyakan negara ekonomi besar dan bergantung pada dosis impor vaksin Pfizer-BioNTech.
Sementara vaksin COVID-19 dari AstraZeneca dan Moderna, sekarang tengah menunggu persetujuan peraturan setempat.
Kono mengatakan, vaksin AstraZeneca akan disetujui "mudah-mudahan dalam waktu dekat". Ia pun menerangkan, keputusan itu ada di tangan Lementerian Kesehatan Jepang.
Pemerintah Jepang telah mengatur untuk membeli 120 juta dosis vaksin AstraZeneca, yang sebagian besar akan dibuat di Jepang oleh pembuat obat dalam negeri dan tidak perlu disimpan pada suhu yang sangat dingin - yang dipersyaratkan untuk formula Pfizer-BioNTech.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Lebih dari 780.000 Warga Jepang Telah Terima Satu Dosis Vaksin COVID-19
Kono mengatakan bahwa suntikan vaksin COVID-19 yang dilakukan di Jepang akan menyelamatkannya dari keharusan "khawatir tentang mekanisme transparansi" yang digunakan Uni Eropa untuk membatasi ekspor vaksin yang dibuat di sana.
"Jika kita memiliki seseorang yang memproduksi vaksin di Jepang, itu akan menghilangkan setengah dari sakit kepala saya," ujar Kono.
Hingga 26 Maret 2021, lebih dari 780.000 orang di Jepang, sebagian besar petugas kesehatan, telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19.
Sementara Jepang telah lolos dari dampak terparah pandemi Virus Corona, kasus infeksi baru telah bermunculan baru-baru ini - memicu kekhawatiran di antara beberapa pejabat tentang potensi "gelombang keempat" COVID-19.
Dengan adanya kekhawatiran itu, sebuah laporan yang dikutip oleh televisi nasional NHK memperingatkan bahwa kecepatan vaksinasi COVID-19 di Jepang mungkin tidak dapat mengimbangi peningkatan kasus.
Sementara vaksin diyakini bisa mencegah gejala, Kono tetap memperingatkan, agar orang-orang tak lengah dengan tetap melakukan tindakan pencegahan seperti memakai masker dan menjaga kebersihan.
Meskipun sering menduduki puncak jajak pendapat publik sebagai pilihan utama perdana menteri Jepang, Kono mengesampingkan pertanyaan tentang kapan dia akan berkesempatan menjabat.
"Saat ini, saya melakukan pekerjaan saya," katanya.
Advertisement