Liputan6.com, Singapura - Otoritas Hong Kong dan Singapura akan mengumumkan awal 26 Mei 2021 untuk kordior perjalanan udara yang telah lama tertunda antara kedua kota tersebut, Bloomberg News melaporkan dengan mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Pengumuman itu bisa datang paling cepat Senin (26/4), kata laporan itu, sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara, Senin (26/4/2021).
Berdasarkan perjanjian tersebut, orang akan diizinkan melakukan perjalanan bebas karantina antara dua pusat keuangan itu.
Advertisement
Laporan tersebut tidak merinci berapa banyak penerbangan yang akan dilakukan berdasarkan perjanjian, tetapi mengutip satu orang yang mengatakan jumlah tersebut akan ditingkatkan pada 26 Juni jika tidak ada wabah lebih lanjut di kedua kota tersebut.
Kementerian transportasi Singapura tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Gelembung perjalanan ditunda setelah lonjakan kasus virus corona di Hong Kong akhir tahun lalu.
Simak video pilihan berikut:
India 'Dikucilkan'
Ketika sejumlah negara mulai membuka gerbang koridor perjalanan khusus dengan negara lain di tengah pandemi, India justru mengalami hal sebaliknya menyusul lonjakan mengkhawatirkan atas kasus COVID-19.
Italia telah bergabung dengan negara lain dengan memberlakukan pembatasan perjalanan dari India untuk mencegah penyebaran varian COVID-19 ketika negara Asia itu berjuang dengan lonjakan infeksi.
Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza mengatakan di Twitter bahwa dia telah menandatangani perintah yang melarang pelancong asing yang telah berada di India dalam 14 hari terakhir untuk memasuki negara itu.
India, yang menghadapi krisis kesehatan, sedang memerangi jenis "mutan ganda" COVID-19. Pada Minggu, negara itu membukukan peningkatan kasus satu hari tertinggi di dunia untuk hari keempat.
Iran juga menyatakan bahwa mereka akan melarang pendatang dari India untuk masuk ke negara tersebut dalam upaya untuk mencegah penyebaran varian COVID-19.
Dikutip dari MSN, Minggu (25/4/2021), para pejabat tidak mengatakan apakah ada kasus varian tersebut sudah terdekteksi di Iran.
Advertisement