Baku Tembak Libatkan Polisi dan Geng Narkoba Brasil, 25 Orang Tewas

Insiden baku tembak yang melibatkan polisi dan geng narkoba Brasil menewaskan sedikitnya 25 orang tewas dalam kejadian tersebut.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 07 Mei 2021, 05:31 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2021, 05:31 WIB
Polisi melancarkan operasi penggerebekan geng narkoba di Brasil setelah menerima laporan bahwa pengedar narkoba merekrut anak-anak untuk geng mereka. (Foto: AFP)
Polisi melancarkan operasi penggerebekan geng narkoba di Brasil setelah menerima laporan bahwa pengedar narkoba merekrut anak-anak untuk geng mereka. (Foto: AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Baku tembak antara sekelompok geng narkoba dan polisi terjadi di Rio de Janeiro, Brasil. Baku tembak terjadi selama operasi polisi di daerah Jacarezinho kota.

Menurut laporan BBC, Jumat (7/5/2021), setidaknya 25 orang termasuk seorang petugas polisi tewas dalam kejadian tersebut. Dua penumpang di kereta metro terkena peluru tetapi berhasil selamat.

Polisi melancarkan operasi tersebut setelah menerima laporan bahwa pengedar narkoba merekrut anak-anak untuk geng mereka.

Polisi di kota Brasil mengkonfirmasi kematian salah satu petugas mereka, Inspektur Andre Leonardo de Mello Frias. Sebuah pernyataan di Facebook mengatakan "dia menghormati profesi yang dia cintai dan akan dirindukan".

Kepala Polisi Ronaldo Oliveira mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa serangan yang terjadi mengakibatkan "jumlah kematian terbesar dalam operasi polisi di Rio".

Menurut berita lokal, geng yang menjadi sasaran penggerebekan ini terlibat dalam perdagangan narkoba, penjambretan, pembunuhan, dan penculikan.

Laporan Saksi

ilustrasi peluru tembakan.
ilustrasi peluru tembakan. (iStockphoto)

Seorang warga memposting foto lantainya yang berlumuran darah dan mengatakan dua orang tewas di rumahnya saat polisi mengejar para penjahat. 

Pria yang tidak mau disebutkan namanya itu mengatakan akan berusaha keluar dari daerah itu secepatnya.

"Kami berusaha menjual rumah secepat mungkin, kami tidak bisa terus tinggal di sini," katanya.

Penduduk lain mengatakan petugas menyita telepon mereka, menuduh mereka memperingatkan anggota geng tentang penggerebekan itu.

Profesor sosiologi Ignacio Cano dari Laboratorium untuk Analisis Kekerasan di Rio State University menepis alasan yang diberikan polisi atas penggerebekan tersebut. Ia mengatakan bahwa pengedar narkoba merekrut anak-anak dan remaja untuk mengedarkan narkoba hampir menggelikan karena semua orang tahu bahwa geng-geng ini memiliki anak di bawah umur yang bekerja untuk mereka.

"Mengatakan bahwa Anda akan melakukan penggerebekan besar-besaran karena Anda mengetahui bahwa para pedagang manusia merekrut anak-anak adalah lelucon," katanya kepada surat kabar O Dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya