PM Benjamin Netanyahu Bela Tidakan Israel dalam Aksi Bentrokan dengan Palestina

PM Israel Benjamin Netanyahu membela aksi Israel dalam aksi bentrokan dengan Palestina.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 10 Mei 2021, 10:58 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2021, 10:58 WIB
Ikuti Langkah AS, Guatemala Resmikan Kedubes di Yerusalem
PM Israel Benjamin Netanyahu memberi sambutan saat peresmian Kedubes Guatemala di Yerusalem, Rabu (16/5). Netanyahu menyebut peresmian tersebut adalah tepat karena Guatemala menjadi negara kedua yang mengakui Israel pada 1948. (Ronen Zvulun/Pool via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah membela tindakan polisi terhadap pengunjuk rasa Palestina setelah terjadinya bentrokan selama dua malam di Yerusalem.

Dia mengatakan Israel "tidak akan membiarkan elemen radikal apa pun merusak ketenangan" di kota itu di tengah kekhawatiran yang meningkat atas kekerasan yang terus meningkat. Demikian seperti mengutip BBC, Senin (10/5/2021).

AS, Uni Eropa, Rusia, dan PBB pun menyatakan kekhawatirannya atas insiden tersebut. 

Bentrokan itu menyusul ketegangan selama sebulan terakhir, dengan ancaman penggusuran keluarga-keluarga Palestina sebagai titik fokus.

Yang terbaru datang pada malam sidang yang diharapkan di Mahkamah Agung Israel atas kasus keluarga selama bertahun-tahun, yang terdiri lebih dari 70 orang, mengajukan banding atas perintah penggusuran yang mendukung organisasi pemukim Yahudi di distrik Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.

Namun sidang dibatalkan pada hari Minggu menyusul permintaan dari jaksa agung Israel. Sementara itu, tanggal sidang yang baru akan ditetapkan dalam 30 hari ke depan. 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

Bentrokan selama Dua Malam

Bentrokan Polisi Israel dan Warga Palestina di Bulan Ramadhan
Polisi perbatasan Israel berjagaselama bentrokan di luar Kota Tua Yerusalem, Kamis (22/4/2021). Ketegangan menyusul serangkaian konfrontasi kekerasan antara pemuda Yahudi dan Palestina yang mendokumentasikan beberapa serangan dalam video TikTok. (AP Photo/Ariel Schalit)

Bentrokan selama dua malam terjadi di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem, yang sering menjadi pusat kekerasan. Ini adalah salah satu situs Islam yang paling dihormati, tetapi lokasinya juga merupakan situs tersuci dalam Yudaisme, yang dikenal sebagai Temple Mount.

Kekerasan yang terjadi pada Sabtu 8 Mei dimulai setelah puluhan ribu jemaah salat di kompleks pada malam Laylatul Qadar, malam paling suci di bulan Ramadhan.

Para pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah polisi di pintu masuk Gerbang Damaskus ke Kota Tua, dan petugas menanggapi dengan granat, peluru karet, dan meriam air.

Akibat kejadian tersebut, hampir 100 orang terluka, menurut petugas medis Palestina.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya