Kasus COVID-19 Melonjak, Kamp Rohingya di Bangladesh Lockdown

Lima kamp Rohingya di Bangladesh terpaksa dilockdown lantaran meningkatnya kasus COVID-19.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 21 Mei 2021, 07:02 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2021, 06:30 WIB
Anak-Anak Rohingya di Kamp Bangladesh
Pandangan umum dari Kamp Pengungsi Kutupalong di Cox's Bazar, Bangladesh, Senin (22/7/2019). Lebih dari satu juta etnis Rohingya melarikan diri dari Myanmar dan menetap di Kutupalong yang merupakan salah satu kamp pengungsi terbesar di dunia. (MUNIR UZ ZAMAN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pihak berwenang Bangladesh pada Kamis 20 Mei 2021 memberlakukan lockdown di lima kamp pengungsi Rohingya di tenggara negara itu, setelah lonjakan kasus Virus Corona dalam beberapa hari terakhir, kata para pejabat.

Pembatasan tersebut melarang pertemuan dan pergerakan antar kamp, ​​yang menampung lebih dari 100.000 pengungsi Rohingya, kata wakil komisaris pengungsi Bangladesh Shamsud Douza kepada AFP. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Jumat (21/5/2021).

"Kami memberlakukan pembatasan mulai hari ini setelah lonjakan kasus Virus Corona mendadak di lima kamp," katanya, seraya menambahkan bahwa pada hari Rabu, kamp tersebut mencatat rekor harian dalam infeksi baru.

Pihak berwenang Bangladesh telah mendirikan 34 kamp di distrik tenggara negara itu Cox's Bazar untuk hampir 900.000 pengungsi Rohingya, yang melarikan diri dari penganiayaan dan kekerasan di Myanmar.

Mereka termasuk sekitar 740.000 pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari serangan militer Myanmar yang mematikan pada Agustus 2017.

Douza mengatakan pekerja bantuan telah dibatasi di kamp, ​​hanya memungkinkan sedikit orang yang bekerja di bidang kesehatan, distribusi makanan dan gas untuk masuk.

 

Lonjakan Kasus COVID-19

Ratusan Pengungsi Rohingya Terdampar di Pantai Lhokseumawe, Aceh
Pengungsi Rohingya beristirahat setelah perahu yang membawa mereka mendarat di Lhokseumawe, provinsi Aceh, Senin (7/9/2020). Hampir 300 Muslim Rohingya ditemukan di sebuah pantai di provinsi Aceh dan dievakuasi oleh militer, polisi dan Relawan. (AFP Photo/Rahmat Mirza)

Pada hari Rabu saja, 45 orang Rohingya dinyatakan positif terkena virus dari 247 yang dites, kata koordinator kesehatan setempat Toha Bhuiyan. Jumlah yang sama juga dinyatakan positif pada hari Kamis.

"Kelima kamp telah ditutup sepenuhnya," katanya kepada AFP.

"Jumlah infeksi mengkhawatirkan," kata Anupom Barua, Kepala Sekolah Kedokteran Cox's Bazar, kepada AFP. Barua telah memantau situasi virus korona di kamp-kamp sejak tahun lalu.

Sejak virus terdeteksi tahun lalu di kamp-kamp tersebut, pihak berwenang Bangladesh telah dengan ketat mengontrol pengunjung yang masuk ke daerah tersebut, di tengah kekhawatiran bahwa COVID-19 dapat menghancurkan malapetaka di permukiman yang kumuh dan sangat padat.

Pembatasan tersebut membantu menekan kasus dan kematian.

Seorang pekerja bantuan internasional mengatakan kepada AFP bahwa pihak berwenang telah menggunakan pengeras suara untuk memperingatkan orang-orang di kamp tentang pembatasan tersebut.

Pekerja itu mengatakan jumlah kasus juga melonjak di antara penduduk Bangladesh yang menjadi tuan rumah di Teknaf, mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan penguncian di kota perbatasan paling selatan itu.

Seorang perwira polisi senior mengatakan kepada AFP bahwa pihak berwenang telah meningkatkan keamanan dan mendirikan pos pemeriksaan di permukiman tersebut.

Bangladesh meluncurkan kampanye vaksinasi COVID-19 pada Februari dan sekitar enam juta orang mendapat satu atau dua dosis, tetapi kampanye itu belum menjangkau pengungsi Rohingya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya