28 Mei 2021: Angka Positif COVID-19 Global 169,6 Juta, Kasus di AS Tembus 33,9 Juta

Kasus COVID-19 di dunia saat ini sudah menembus 169,6 juta.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 28 Mei 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2021, 11:00 WIB
FOTO: Kesibukan Tim Medis Bawa Pasien COVID-19 ke Wisma Atlet
Petugas jaga mengecek data pasien COVID-19 yang dibawa petugas medis di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pemerintah menyiapkan 2.700 tempat tidur di RSD Wisma Atlet untuk merawat pasien COVID-19 dengan kondisi sedang dan ringan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Total angka kasus positif COVID-19 di dunia saat ini mencapai 169.616.816.

Menurut data dari Worldometers, Jumat (28/5/2021), jumlah kematian akibat COVID-19 secara global saat ini adalah 3.524.509.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus COVID-19 tertinggi yakni 33.999.680 kasus dan 607.726 kematian. 

Setelahnya, India dan Brasil memiliki jumlah kasus masing-masing sebanyak 27.547.705 dan 16.342.162.

Di Benua Eropa, Prancis, Rusia dan Inggris memiliki kasus COVID-19 tertinggi. 

Sementara itu di Asia, India, Turki dan Iran menjadi negara dengan kasus tertinggi.

COVAX Minta Negara-Negara Bagikan 1 Miliar Dosis Vaksin COVID-19

FOTO: Suasana Pagi Pertama Lockdown Nasional Ketiga di Inggris
Orang-orang berjalan melintasi Jembatan London pada pagi pertama penerapan lockdown nasional ketiga di Kota London, Inggris, 5 Januari 2021. Inggris memasuki lockdown nasional ketiga sejak pandemi virus corona COVID-19 dimulai. (AP Photo/Matt Dunham)

Melansir CNN, COVAX menyerukan negara-negara dunia untuk berbagi 1 miliar dosis vaksin sebelum akhir 2021, dalam rangka untuk memastikan vaksin dapat diberikan kepada negara-negara miskin.

"Lonjakan virus yang mengerikan di India telah berdampak parah pada pasokan COVAX pada kuartal kedua tahun ini, ke titik di mana, pada akhir Juni kami akan menghadapi kekurangan 190 juta dosis," mengutip pernyataan COVAX.

"Meskipun COVAX akan memiliki volume yang lebih besar yang tersedia di akhir tahun melalui kesepakatan yang telah diamankan dengan beberapa produsen, jika kita tidak mengatasi masalah saat ini, kekurangan mendesak akibatnya bisa menjadi bencana besar," tambah pernyataan itu.

Untuk mengatasi kekurangan dan memenuhi targetnya, COVAX meminta sumbangan $ 2 miliar, pada bulan Juni, untuk mengunci pasokan sehingga dosis dapat dikirimkan hingga tahun 2021 dan 2022; dan menyerukan negara-negara dengan pasokan terbesar untuk "mengalihkan dosis ke COVAX sekarang, untuk mendapatkan dampak yang maksimal."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya