Liputan6.com, Tokyo - Ribuan relawan dan staf Olimpiade mulai menerima suntikan vaksin COVID-19 di Tokyo pada Jumat (18/6).
Vaksinasi ini dilakukan lima pekan sebelum digelarnya Olimpiade, karena para ahli memperingatkan pentingnya keamaman dalam mengadakan acara tanpa penonton, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (18/6/2021).
Selama lebih dari sebulan, hingga upacara pembukaan Olimpiade yang akan digelar pada 23 Juli, pihak penyelenggara berada di rumah dan mematuhi protokol kesehatan, serta membuat peserta divaksinasi tepat waktu.
Advertisement
Mereka juga menghadapi keputusan kontroversial dan sulit mengenai berapa banyak penonton domestik, jika ada, yang akan menyaksikan acara Olimpiade secara langsung.
Atlet Olimpiade Jepang sudah mulai menerima vaksin COVID-19, dan peluncuran vaksin pun diperluas untuk anggota staf, relawan, dan pihak lainnya yang akan berinteraksi dengan peserta dari luar negeri.
International Olympic Committee juga menyumbangkan vaksin Pfizer-BioNTech untuk 40.000 orang, termasuk pekerja bandara, media lokal, dan wasit Olimpiade.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Upaya Meyakinkan Publik
Proses vaksinasi mulai ketika penyelenggara Olimpiade berusaha untuk meyakinkan publik yang skeptis bahwa acara internasional terbesar sejak pandemi dimulai akan aman.
Pekan ini, mereka meluncurkan buku terkait pencegahan virus, memperingatkan para atlet bahwa mereka dapat dilarang dari Olimpiade melanggar peraturan penggunaan masker dan tes rutin.
Tetapi mereka menghadapi keputusan sulit mengenai apakah akan mengizinkan penonton masuk ke tribun, dengan sekelompok ahli medis terkemuka yang menyarankan pemerintah untuk menyelenggarakan Olimpiade secara tertutup sebagai cara yang paling aman.
"Tidak adanya penonton akan menciptakan risiko paling kecil dalam hal penyebaran infeksi di dalam venue, jadi kami pikir ini akan ideal," tulis mereka, dalam laporan yang diserahkan kepada penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 dan pemerintah.
Advertisement