Olimpiade Tokyo Akan Batal Terselenggara Jika Para Atlet Tak Bisa Berangkat

Olimpiade Tokyo 2020 tidak dapat terjadi jika tidak ada atlet yang bisa datang ke Jepang untuk acara tersebut.

oleh Hariz Barak diperbarui 05 Jun 2021, 15:32 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2021, 15:32 WIB
Aktivitas Warga Tokyo 50 Hari Jelang Pembukaan Olimpiade
Seorang pria berjalan melewati papan hitung mundur untuk Olimpiade Tokyo 2020 50 hari sebelum upacara pembukaan, di Tokyo, Kamis (3/6/2021). (AFP/ Kazuhiro Nogi)

Liputan6.com, Tokyo - Olimpiade Tokyo 2020 tidak dapat terjadi jika tidak ada atlet yang bisa datang ke Jepang untuk acara tersebut, kata Presiden Komite Penyelenggara Tokyo 2020 Seiko Hashimoto pada briefing berita yang diadakan pada hari Jumat 4 Juni 2021.

Dia mengatakan bahwa keputusan tentang apakah menjadi tuan rumah Pertandingan tergantung pada faktor-faktor yang berubah dengan cepat seperti situasi COVID-19, dan bahwa komite akan mematuhi jika penyelenggara lain memutuskan untuk membatalkan Pertandingan --Reuters mewartakan, dikutip dari MSN, Sabtu (5/6/2021).

Olimpiade Tokyo 2020 ditunda tahun lalu karena pandemi COVID-19, dan dijadwalkan dimulai pada 23 Juli.

Sementara itu, seorang anggota dewan Komite Olimpiade Jepang, pada Jumat (28/5/2021), mengecam penyelenggara Olimpiade Tokyo karena mengabaikan kekhawatiran publik tentang lantaran mengadakan pesta olahraga global di tengah pandemi, tetapi mengatakan sudah terlambat untuk membatalkan.

Menurut CNA, Komite Olimpiade Internasional (IOC) tampaknya berpikir hal itu dapat memenuhi keinginan publik Jepang, yang menurut jajak pendapat, sangat menginginkan pertandingan itu dibatalkan atau ditunda, kata Kaori Yamaguchi dalam sebuah opini yang dimuat oleh kantor berita Kyodo Jepang.

Sudah ditunda dari tahun lalu karena pandemi, versi Olimpiade yang diperkecil tanpa penonton asing akan dimulai pada 23 Juli meskipun ada kekhawatiran publik bahwa acara tersebut dapat menguras sumber daya medis dan menyebarkan virus corona saat Jepang memerangi gelombang keempat infeksi.

Yamaguchi, mantan peraih medali Olimpiade di judo, menuduh pemerintah Jepang, panitia penyelenggara Tokyo 2020, dan IOC "menghindari dialog".

"IOC juga sepertinya menganggap opini publik di Jepang tidak penting," katanya.

"Saya yakin kami telah melewatkan kesempatan untuk membatalkan. Kami telah terpojok ke dalam situasi di mana kami bahkan tidak bisa berhenti sekarang. Kami terkutuk jika kami melakukannya, dan terkutuk jika kami tidak melakukannya."

Official Media Partner Desak Pembatalan Olimpiade

Aktivitas Warga Tokyo 50 Hari Jelang Pembukaan Olimpiade
Seorang pria berjalan melewati papan hitung mundur untuk Olimpiade Tokyo 2020 50 hari sebelum upacara pembukaan, di Tokyo, Kamis (3/6/2021). (AFP/ Kazuhiro Nogi)

Media mitra resmi Olimpiade Tokyo, surat kabar the Asahi Shimbun, mendesak pemerintah Jepang agar perhelatan olahraga multi-event internasional itu dibatalkan. Permintaan itu didasarkan kekhawatiran akan keselamatan publik di tengah pandemi COVID-19.

Dari sekian banyak jajak pendapat yang telah dilakukan menunjukkan mayoritas penduduk Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade Tokyo pada musim panas ini, karena prihatin terhadap puluhan ribu atlet dan ofisial yang terlibat dalam pesta olahraga dunia tersebut.

"Kami meminta Perdana Menteri (Yoshihide) Suga untuk dengan tenang dan objektif menilai situasi dan memutuskan pembatalan acara olahraga akbar musim panas ini," bunyi permintaan Asahi Shimbun, salah satu surat kabar paling bergengsi di Jepang yang juga salah satu mitra Olimpiade Tokyo, seperti dikutip dari DW, Sabtu (29/5/2021).

Asosiasi dokter, investor, hingga pengusaha seperti Masayoshi Son juga menyerukan pembatalan Olimpiade Tokyo 2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya