Kamerun Darurat Sampah Plastik, Pemerintah Gerakkan Program Daur Ulang Limbah

Dalam upaya mengurangi sampah plastik, pemerintah Kamerun segera bertindak tegas mengimbau beberapa perusahaan untuk memakai kemasan plastik.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Agu 2021, 20:40 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2021, 20:40 WIB
Menanti Jamur dan Bakteri Potensial Pengurai Sampah Plastik
Ilustrasi botol plastik. (dok. Tanvi Sharma/Unsplash.com)

Liputan6.com, Yaounde - Sejalan dengan peraturan 24 Oktober 2012 tentang pengelolaan kemasan plastik non-biodegradable di Kamerun, produsen Société anonyme des brasseries du Cameroun (SABC). Produsen kemasan tersebut harus menyiapkan sistem untuk pengumpulan, daur ulang, atau pembuangan akhir sampah plastik. Langkah ini memperingati “Plastic Waste Free Holiday” yang ke-9.

Rencananya SABC akan mengumpulkan 1.441 ton botol plastik bekas di Kamerun. Gerakan ini sebagai kontribusi dalam mengurangi polusi sampah plastik di Kamerun, di mana menurut data pemerintah bahwa produksi tahunan saat ini melebihi 600.000 ton.

Dilansir dari Afrik 21 pada Jumat, 13 Agustus 2021, program ini telah dijalankan pada 2 Agustus 2021 yang melibatkan beberapa pusat polusi plastik di Kamerun, yaitu Yaoundé, Bafoussam, Garoua, Limbé, Nkongsamba dan Douala.

Operasi pengurangan plastik mengajak perusahaan pembuat bir yang banyak menggunakan botol PET (Polyethylene terephthalate). Perusahaan tersebut pun telah merekrut 300 pemuda Kamerun secara sukarela.

Anak perusahaan Brasseries et Glacières Internationales (Castel Group) berharap dapat mencapai kuota 1.441 ton sampah plastik pada 31 Agustus 2021. Grup Prancis memegang 73,66% saham di SABC, dengan 8,8% saham dipegang oleh pembuat bir Belanda Heineken.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Melibatkan Anak Muda

Ilustrasi sampah plastik
Ilustrasi sampah plastik (dok.unsplash/ Nick Fewings)

Pengumpulan kemasan plastik bekas akan diawasi oleh Red-Plast. Selanjutnya sampah plastik akan didaur ulang menjadi butiran, batu paving atau ubin konstruksi. Produk-produk ini, yang umumnya lebih murah daripada yang terbuat dari beton.

“Selain melestarikan lingkungan, kami memberikan kepada para siswa mengetahui proses pengumpulan dan daur ulang. Dengan begitu diri mereka terpanggil untuk mengurangi limbah plastik,” tutur SABC.

SABC juga bekerja sama dengan Name Recycling untuk proses pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 2020, perusahaan Belgia-Kamerun yang berbasis di Douala, Yaoundé dan Limbe melewati tanda “100 juta botol plastik yang dikumpulkan dan didaur ulang di Kamerun".

SABC dengan senang hati mengatakan bahwa perusahaannya menyadari bahaya plastik, meski tidak semua bahan membutuhkan bahan bakar fosil dalam jumlah besar. Tetap saja sampah plastik dapat mengancam keanekaragaman hayati perikanan lokal yang menjadi mata pencaharian sekitar 40% penduduk.

Di samping itu, pada bulan April 2014 lalu, sebenarnya sudah ada kebijakan dilarangnya penggunaan kemasan plastik non-biodegradable berukuran kurang dari 60 mikron. Peraturan ini mengikuti keputusan Kementerian Lingkungan Hidup, Perlindungan Alam dan Pembangunan Berkelanjutan tanggal 24 Oktober 2012. Sayangnya, hingga hari ini, jalanan negara ibu kota Yaoundé masih dipenuhi sampah plastik.

 

Reporter: Bunga Ruth

Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat

Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat
Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya