Liputan6.com, Oslo - Perdana Menteri Erna Solberg melalui konferensi pers pemerintah, mengumumkan pada Kamis (2/9) bahwa Norwegia akan melaksanakan vaksinasi COVID-19 terhadap anak-anak berusia antara 12 sampai 15 tahun. Selain itu, beliau mengungkapkan penundaan soal pencabutan pembatasan sosial akibat pandemi COVID-19 di Norwegia.
“Berdasarkan saran dari para ahli bahwa vaksin terhadap anak berusia 12-15 tahun lebih banyak memperoleh manfaat dibandingkan kerugian. Lantaran banyak infeksi di antara anak-anak dan remaja, yang membuat vaksin COVID-19 akan berkontribusi supaya dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan normal,” jelas Solberg dinukil dari The Local pada Sabtu (4/9/2021).
Baca Juga
Meski begitu, persetujuan orang tua juga berperan apakah anak-anak mereka akan menerima vaksin atau tidak.
Advertisement
Nantinya masing-masing anak akan diberikan satu dosis vaksin Pfizer COVID-19. Pfizer dipilih karena menurut data pemerintah lebih banyak dipakai di kalangan anak muda.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan
Penundaan Pembukaan Lockdown
Di sisi lain, pemerintah memilih menunda untuk melonggarkan pembatasan sosial (lockdown), sampai setidaknya target vaksinasi sudah menjangkau lebih luas para warganya.
Solberg menegaskan bahwa pelonggaran pembatasan sosial memiliki risiko terinfeksi COVID-19. Sehingga itu bukanlah keputusan yang tepat. Ia merasa lebih penting memastikan suntikan kedua terhadap orang dewasa terlebih dahulu yang sebentar lagi selesai.
Pembatasan diperkirakan akan berakhir sekitar 12 September. Adapun pemerintah akan melonggarkan aturan asalkan acara tersebut menerapkan sertifikat vaksin terhadap pengunjung. Mereka juga harus memberikan jarak antar tempat duduk.
Dengan jumlah pengunjung maksimal 5.000 orang di dalam ruangan (naik dari 3.000) dan 10.000 orang di luar ruangan (naik dari 7.000).
Namun, telah terjadi perubahan yang berlaku mulai 4 September, bahwa venue hanya akan mampu menampung 50 persen dari kapasitasnya.
Sekolah melaporkan peningkatan infeksi virus COVID-19 di kalangan anak muda. Solberg menyarankan agar sekolah menjadi zona kuning sebelum kembali menerima pembelajaran tatap muka.
Reporter: Bunga Ruth
Advertisement