Kolam Gaet'ale, Perairan Paling Asin di Bumi yang Dijuluki Danau Pembunuh

Kolam Gaet'ale memiliki perairan paling asin, salinitasnya mencapai 43%.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Sep 2021, 19:54 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2021, 18:35 WIB
Kolam Gaet'ale (Sumber: A. Savin/Wikimedia Commons)
Kolam Gaet'ale (Sumber: A. Savin/Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Adis Ababa - Terletak di dekat kawah Dallol di Depresi Danakil Ethiopia, itulah lokasi Kolam Gaet'ale, kolam kecil air dengan salinitas 43%, menjadikannya perairan paling asin di Bumi.

Laut Mati, Danau Hipersalin paling terkenal di dunia memiliki salinitas 33,7%, sedangkan lautan di dunia memiliki salinitas rata-rata 3,5%.

Air di kolam kecil ini terlalu jenuh dengan garam besi, sehingga terasa berminyak di tangan, seperti minyak. Penduduk setempat di bagian Etiopia ini terkadang menyebutnya “danau berminyak”, karena airnya yang terasa berminyak.

Namun, beberapa menyebutnya killer lake (danau pembunuh), karena gas beracun yang dipancarkan melalui permukaan air, dan bangkai burung dan serangga yang diawetkan dengan sempurna di pantainya memperingatkan bahaya terlalu dekat dengan air, seperti dikutip dari Oddity Central, Rabu (22/09/2021).

Meskipun Depresi Danakil, depresi geologi yang dihasilkan dari perbedaan tiga lempeng tektonik di Tanduk Afrika, unik di Ethiopia. Oleh karena itu, merupakan daya tarik wisata geologi yang populer, para ahli memperingatkan bahwa wisatawan harus berhati-hati di sekitar Gaet'ale dan kolam asin di dekatnya. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tidak Disarankan Mendekati Kolam

Kolam Gaet'ale (Sumber: A. Savin/Wikimedia Commons)
Kolam Gaet'ale (Sumber: A. Savin/Wikimedia Commons)

Tingkat gas beracun, kemungkinan besar CO2 yang dihasilkan secara vulkanik, terkadang cukup tinggi untuk membunuh manusia dewasa, terutama di dekat permukaan, di mana gas cenderung menumpuk.

Para ilmuwan melakukan penelitian kepada puluhan bangkai burung di Gaet’ale sebagai peringatan bagi siapa saja yang ingin mendekat. Lalu, burung-burung mungkin telah meminum air yang sangat asin, kemungkinan besar CO2 yang membunuh mereka. 

Air yang sangat asin itulah yang mengawetkan tubuh mereka, bertindak sebagai air asin dan secara efektif mengasinkan mereka. Beberapa burung tampaknya telah mati cukup lama, karena tubuh mereka sebagian terbungkus garam.

Tidak ada yang tahu persis berapa umur Gaet'ale, tetapi menurut citra satelit Landsat yang diambil pada 6 Februari 2003, dia ada dalam bentuk setengah lingkaran yang hampir sama. Namun, gempa bumi tahun 2005 yang mengaktifkan kembali mata air vulkanik yang terus menerus memberinya air yang sangat asin.

Mencapai suhu sekitar 50-55 derajat Celcius, air Kolam Gaet'ale mungkin tampak mengundang, tetapi sebenarnya sangat asam, dengan pH 3,5 hingga 4, dan dapat membuat para perenang yang tidak mengerti kepanasan.

Mendekati permukaan danau juga tidak disarankan bagi wisatawan, karena kerak asin yang terus menerus terbentuk di sekitarnya mungkin jenuh air asin dan sangat lemah, dan mungkin tidak menopang berat badan seseorang.

 

Reporter: Cindy Damara

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya