PM Lee: Singapura Butuh Waktu Tiga Bulan untuk Masuki Era New Normal

PM Lee Hsien Loong mengatakan bahwa Singapura membutuhkan waktu tiga bulan untuk menghadapi new normal.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 09 Okt 2021, 17:17 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2021, 17:00 WIB
Tempat Wisata di Singapura Sepi
Para wisatawan mengunjungi Taman Merlion di Singapura pada 6 Maret 2020. Tempat-tempat wisata utama di Singapura sepi dari turis di tengah epidemi virus corona COVID-19. (Xinhua/Then Chih Wey)

Liputan6.com, Singapura - Singapura akan membutuhkan waktu antara tiga dan enam bulan untuk mencapai “new normal”, kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada Sabtu (9/10) dalam pidatonya kepada negara tersebut tentang situasi COVID-19 di negara itu .

Ini adalah saat Singapura dapat melonggarkan pembatasan dan memiliki langkah-langkah “ringan”, dengan kasus stabil pada “mungkin ratusan per hari, tetapi tidak bertambah”, kata Lee.

Dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (9/10/2021), di bawah aturan new normal, rumah sakit juga akan kembali "seperti biasa", dan orang-orang dapat melanjutkan kegiatan pra-pandemi dan melihat kerumunan "tanpa khawatir atau merasa aneh".

“Beberapa negara telah mencapai kondisi ini, misalnya di Eropa. Tapi mereka telah membayar mahal dan kehilangan banyak nyawa selama ini," katanya.

"Kita butuh setidaknya tiga bulan, dan mungkin selama enam bulan untuk mencapai normal baru ini," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Menuju New Normal

Tempat Wisata di Singapura Sepi
Seorang wanita duduk di Marina Bay di Singapura pada 6 Maret 2020. Tempat-tempat wisata utama di Singapura sepi dari turis di tengah epidemi virus corona COVID-19. (Xinhua/Then Chih Wey)

Munculnya varian Delta yang “sangat menular” telah menempatkan Singapura dalam “situasi yang berubah”, kata Lee.

“Bahkan dengan seluruh populasi kami divaksinasi, kami masih tidak akan dapat membasminya melalui penguncian dan SMM (langkah-langkah manajemen yang aman). Hampir setiap negara telah menerima kenyataan ini,” katanya.

Bahkan dengan langkah-langkah manajemen aman yang ketat untuk menekan kasus COVID-19, virus akan menyebar "dengan cepat" lagi setelah Pemerintah melonggarkan tindakan tersebut, tambahnya.

“Ini terutama berlaku di Singapura, justru karena strategi 'Zero COVID' kami," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya