Liputan6.com, Los Angles - Seorang diplomat dituduh melakukan penganiayaan terhadap asisten rumah tangga (ART) mereka bernama Sri Yatun. Dugaan aksi ringan tangan dan fitnah yang dilakukan diplomat itu terkuak setelah disorot media Amerika Serikat The Washington Post Magazine.
Sri Yatun merupakan PRT bagi staf Indonesia di KJRI Los Angeles. Ia menjaga rumah, mengurus bayi, dan memasak.
Advertisement
Baca Juga
Ia bekerja dengan staf KJRI Los Angeles berinisial CR sejak masih di Jakarta, kemudian Sri diajak pergi ke Los Angeles. Namun, Sri justru tak diberikan gaji selama berbulan-bulan. Sebab, uang gajinya itu dipakai untuk biaya terbang ke luar negeri.
Selama bekerja, ia pernah dilempar remot TV oleh majikannya, serta difitnah mencuri barang-barang berharga. Sri Yatun berkata diplomat wanita itu, serta suaminya, sering marah-marah. Ketika Sri mau resign, ancaman pun datang.
Kesempatan bagi Sri untuk lari muncul ketika rumah sepi, wanita kelahiran Jawa Tengah itu memutuskan untuk lari setelah ia difitnah mencuri. Sri kini masih berada di AS, negara tempat ia bekerja sejak 2004.
Liputan6.com telah menghubungi Kementerian Luar Negeri RI dan KJRI Los Angeles, namun mereka enggan berkomentar banyak. Saat dihubungi, Jubir Kemlu RI Teuku Faizasyah berkata tengah mendalami kasus ini, sementara KJRI Los Angeles masih belum memberikan klarifikasi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Diancam Penjara
Sri mengaku sudah berkali-kali ingin melarikan diri, tetapi staf KJRI Los Angeles itu mengancamnya dengan penjara. Suami dari staf itu juga ikut-ikutan mengancam.
Kedua majikan itu berkata AS adalah tempat yang berbahaya, sehingga Sri diminta jangan lari.
Titik nadir yang membuat Sri akhirnya marah adalah ketika difitnah mencuri uang dan jam tangan. Ia berteriak bahwa tidak mencuri apa-apa.
Staf KJRI itu lantas pergi ke kantor sambil marah-marah. Suaminya juga keluar rumah dengan emosional. Sri yang sendirian di rumah lantas melarikan diri, dan diselamatkan oleh wanita bernama Djuariah Tabarzad yang kini menjadi ibu angkatnya.
Sri kini sudah fasih berbahasa Inggris, meski masih beraksen Jawa.
Kasus seperti Sri ini tidak jarang terjadi. Pemeritah AS dan konsulat Indonesia pun terus membantu melawan eksploitasi PRT sepert ini.
Advertisement