Seorang Ayah Didakwa Usai Balita Tembak Mati Ibunya yang Sedang Rapat Zoom

Seorang ayah didakwa setelah balita menembak mati ibunya yang sedang melakukan panggilan Zoom di Florida

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Okt 2021, 18:35 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2021, 18:35 WIB
Ilustrasi aplikasi Zoom
Ilustrasi aplikasi Zoom. (Photo by Gabriel Tan on Unsplash)

Liputan6.com, Tallahassee - Seorang ayah di Florida telah ditangkap dan didakwa atas penembakan fatal terhadap pacarnya oleh anak pasangan tersebut, yang berusia dua tahun pada Agustus 2021.

Dilansir dari laman BBC, Jumat (15/10/2021), balita itu menemukan senjata ayahnya, Veondre Avery, yang berisi peluru dalam ransel anak-anak, sementara ibunya, Shamaya Lynn, sedang melakukan panggilan video kerja, jelas polisi.

Avery (22), dituduh melakukan pembunuhan secara tidak sengaja dan kegagalan menyimpan senjata api dengan aman.

Catatan pengadilan menunjukkan ia belum memiliki pengacara dan belum mengajukan pembelaan.

Pembunuhan yang tidak disengaja adalah kejahatan yang dapat dihukum hingga 15 tahun penjara.

Avery juga mungkin mendapatkan 15 tahun percobaan dan denda US$ 10.000 atau sekitar 141 juta rupiah.

Polisi Altamonte Springs menyatakan bahwa pistol tersebut disimpan tanpa pengaman dalam ransel anak-anak yang ditinggalkan di lantai kasur tidur pasangan tersebut.

Mereka mengatakan, bahwa balita itu mengambil senjata, bergerak ke belakang ibunya, dan melepas satu tembakan.

Salah satu rekan kerja Lynn di panggilan video Zoom pertama kali menelepon dalam insiden 11 Agustus kepada responden darurat. Ia melaporkan mendengar suara keras dan melihat Lynn jatuh ke belakang.

"Salah satu gadis pingsan... ia menyalakan kamera. Bayinya menangis di belakang," kata rekan kerja itu dalam panggilan yang dirilis oleh polisi ke media lokal.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ditemukan Meninggal Ditempat

Ilustrasi pistol (pixabay)
Ilustrasi pistol (pixabay)

Saat Avery kembali ke rumah, ia menemukan pacarnya telah berlumuran darah di lantai. Ia segera menelepon polisi dan meminta paramedis untuk cepat.

Selama panggilan tersebut, ia mengatakan bahwa dirinya baru saja kembali ke rumah dan tidak tahu apa yang terjadi. Ia terdengar sedang melakukan CPR saat menunggu bantuan datang.

Responden pertama berusaha membantu Shamaya Lynn yang berusia 21 tahun itu, tetapi ia dinyatakan meninggal di tempat.

"Keputusan Anda memiliki konsekuensi," ujar petugas polisi Altamonte Springs, Roberto Ruiz, dalam konferensi pers pada hari Selasa.

"Anda memiliki tanggung jawab sebagai pemilik pistol untuk menjaga senjata api tersebut."

Tak satupun dari dua anak pasangan tersebut - yang berada di rumah saat insiden terjadi - terluka. Kini, mereka dalam perawatan anggota keluarga lain.

Avery dijadwalkan kembali ke pengadilan pada 23 November.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya