Taliban Izinkan Perempuan Sekolah, Syaratnya Pakai Hijab

Taliban berkata Islam tidak melarang anak perempuan mendapat pendidikan, tetapi anak perempuan harus pakai hijab.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 17 Nov 2021, 20:11 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2021, 11:57 WIB
FOTO: Cari Dukungan Internasional, Taliban Temui Diplomat Asing di Qatar
Delegasi Taliban Shahabuddin Delawar (kiri), Mullah Abdul Ghani Baradar, dan Khairullah Khairkhwa (kanan) bertemu diplomat asing di Doha, Qatar, Selasa (12/10/2021). Taliban mencari pengakuan serta bantuan untuk menghindari bencana kemanusiaan usai kembali berkuasa di Afghanistan. (KARIM JAAFAR/AFP)

Liputan6.com, Kabul - Setelah dikecam oleh dunia internasional, Taliban menegaskan bahwa pihaknya tidak melarang anak perempuan untuk sekolah. Namun, Taliban berkata belajar tanpa hijab itu dilarang agama. 

Dilansir Tolo News, Rabu (17/11/2021), Kementerian Kebajikan dan Pencegahan Maksiat menyebut perempuan bisa sekolah hingga level PhD. Hanya saja hijab menjadi syarat pendidikan perempuan.

"Islam tidak menolak pendidikan, tetapi menolak pendidikan tanpa hijab," ujar (plt.) Menteri Kebajikan dan Pencegahan Maksiat, Shaikh Mohammad Khaled Hanafi.

Solusi lain yang dilakukan Emirat Islam Afghanistan adalah pemisahan siswa dan siswi agar tak belajar di tempat yang sama.

"Emirat Islam sedang membuat kerangka agar anak laki-laki dan perempuan bisa melanjutkan pendidikan mereka di tempat-tempat yang terpisah," jelasnya.

Pada akhir Oktober lalu, beberapa SMA di Afghanistan dilaporkan sudah menerima kembali para siswi.

Selain itu, Hanafi memastikan bahwa tujuan kementeriannya bukan mengatur masalah jenggot.

"Tujuan Kementerian Kebajikan dan Maksiat bukanlah untuk mempermalukan orang-orang terhormat karena alasan bercukur, itu bukan tujuan kita," ucapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Taliban Salahkan Pemerintah Sebelumnya

Denyut Ekonomi Afghanistan usai Berkuasanya Taliban
Orang-orang berlalu-lalang di jalanan menyusul pembukaan kembali bank dan pasar setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Kabul, Afghanistan, pada Sabtu (4/9/2021). Setelah 20 tahun digulingkan, kelompok Taliban kembali menguasai Afghanistan. (AP Photo/Wali Sabawoon)

Tak lupa, ia turut menyalahkan pemerintahan sebelumnya. Ia berkata dulu banyak pelecehan tempat kerja yang terjadi.

Sebelumnya, Taliban juga menyalahkan pemerintahan sebelumnya pada krisis kesehatan yang terjadi. Saat ini, Afghanistan mengalami masalah di sektor kesehatan dan ekonomi karena bantuan internasional dihentikan sejak Taliban berkuasa.

Taliban pun masih berusaha agar diakui pemerintahan dunia.

Presiden Prancis Emmanuel Macron pernah berkata bahwa jika Taliban ingin pengakuan dunia, maka salah satu syaratnya adalah menjamin hak-hak perempuan.

 

Lanjutkan Membaca ↓

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya