Kisah Warga Indonesia Rayakan Tradisi Thanksgiving di AS

Sejumlah orang Indonesia yang pernah tinggal di Amerika Serikat dan pernah merayakan Thanksgiving kembali menggelar perayaan tersebut. Ini cerita mereka.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Nov 2021, 17:28 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2021, 17:28 WIB
Aliya Amitra dan keluarga merayakan Thanksgiving seperti di AS (foto: courtesy).
Aliya Amitra dan keluarga merayakan Thanksgiving seperti di AS (foto: courtesy).

Liputan6.com, Jakarta - Ini cerita tentang sejumlah orang Indonesia yang pernah tinggal di Amerika Serikat dan pernah merayakan Thanksgiving. Ya, bulan November di negara tersebut identik dengan perayaan tersebut.

Perayaan Thanksgiving juga dikenal sebagai hari raya bersyukur. Begitu berkesan perayaan pada hari tersebut sehingga sejumlah orang Indonesia yang pernah tinggal di Amerika Serikat mempertahankan tradisi itu walau telah lama kembali ke Indonesia.

Mengutip VOA Indonesia, Kamis (25/11/2021), Aliya Amitra mengaku tidak pernah absen merayakan Thanksgiving sejak kembali ke tanah air pada tahun 2006. Lebih dari sekadar bernostalgia, ia ingin terus merasakan kehangatan suasana kekeluargaan semasa tinggal di Amerika.

Kini di Jakarta, lulusan University of Maryland College Park ini selalu merayakan Thanksgiving bersama keluarga inti dan teman-teman terdekat yang pernah kuliah atau tinggal di Amerika.

"Sebenarnya ngangenin banget gitu, Thanksgiving itu is always the time of the year waktu di Amerika itu di mana pada ngumpul lah gitu sama temen-temen, atau waktu itu sama ‘host parents’ aku, jadi aku kan dulu tinggal sama keluarga, jadinya kost gitu yah, jadi Thanksgiving kita celebrate bareng, jadinya kangen saat-saat itu, kangen kumpul-kumpulnya, jadi aku selalu relate Thanksgiving itu dengan acara kekeluargaan, baik sama temen atau keluarga sendiri, gitu," ungkapnya.

Tami Pariyesana juga merayakan Thanksgiving setiap tahun di Jakarta bersama keluarga. Awalnya, Tami yang pernah tinggal di Olney, Maryland, melakukannya for fun untuk mengenang masanya merantau di Amerika. Belakangan, dengan semakin banyak aktivitas yang menyita waktu, alumni John Hopkins University ini merasa semakin penting baginya dan keluarga memperingati Thanksgiving.

"Alasan kami merayakan Thanksgiving karena kami mau terus mengingatkan ke anak-anak dan kami sendiri tentunya sebagai orang tua dan manusia untuk make time for family, terus bersyukur untuk kesibukan pekerjaan yang kita miliki, banyaknya tugas sekolah yang pastinya bikin kita jadi tambah pintar, dan keluarga yang kadang nyebelin but always there for each other. [Jadi tradisi yang kami lakukan on Thanksgiving di keluarga kami itu penting banget, setidaknya untuk saya sendiri lebih mengenal dan bisa jadi ibu, dan istri yang semoga lebih baik untuk keluarga saya," tutur Tami.

Sementara itu, walaupun sudah lebih dari 10 tahun kembali ke Indonesia dari negara bagian Virginia, Novi Safitri merasa perlu terus merayakan Thanksgiving. Ia selalu memandang hari bersyukur itu sebagai momen intimasi keluarga di mana mereka bisa saling mengungkap rasa syukur.

Desainer interior yang kini tinggal daerah Bintaro, Jakarta Selatan, mengungkapkan, "Buat kami sekeluarga, Thanksgiving itu udah jadi tradisi keluarga, dan waktunya duduk bersama menikmati masakan, sambil mengerti makna dari Thanksgiving itu sendiri, yaitu bersyukur."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mempertahankan Tradisi

Ilustrasi Amerika
Ilustasi Amerika. (dok. Paul Weaver/Unsplash/Adhita Diansyavira)

Thanksgiving pertama kali diproklamirkan oleh presiden pertama Amerika Serikat George Washington pada tahun 1789 untuk mensyukuri panen yang dihasilkan para pendatang ke benua Amerika pada abad ke-17. Thanksgiving dirayakan tiap Kamis keempat bulan November. Banyak orang menyempatkan berkumpul dengan keluarga dan kerabat untuk bersama-sama mensyukuri karunia Tuhan dan merayakan kebersamaan. Secara tradisi, sajian utamanya adalah kalkun panggung.

Di Indonesia, mereka yang merayakan Thanksgiving berupaya mempertahankan tradisi itu, sebisa mungkin menghidangkan kalkun panggang, seperti dilakukan Novi Safitri.

Novi menambahkan, “Menu Thanksgiving kami itu biasanya Turkey (daging kalkun) dengan stuffing-nya, cranberry sauce, mashed potatoes, dan dessert-nya kita bikin apple pie.”

Ternyata, kata Aliya, tidak sulit mendapatkan bahan untuk sajian khas Thanksgiving di Indonesia. “Thanksgiving di Indonesia tuh, a lot of restaurants mengeluarkan menu-menu Thanksgiving juga, jadi Turkey dengan komplit lah gitu ya.”

Kesibukan kerap mendorong Tami untuk menyesuaikan hidangan dengan jadwal menu yang sudah ada di rumah. “Karena Thanksgiving bukan budaya di Indonesia, jadi ya ga tanggal merah yaaa... Kita semua masih aktivitas seperti biasa, sekolah atau kekantor, kadang udah musim ulangan umum lagi tuh... jadi seringnya lupa pesen kalkun or menu-menu khusus,” ujarnya.

Yang pasti, Thanksgiving selalu mereka rayakan karena menjadi momen kumpul keluarga. “Bersama menikmati karunia Tuhan,” ungkap Novia Hardy yang selama di Indonesia telah merayakan Thanksgiving, jauh sebelum ia pindah ke Arlington, Virginia, mengikuti suaminya yang warga Amerika.

And we are thankful for all the blessings we have been given (mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan kepada kami), Alhamdulillah,” tukasnya.

Infografis Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah Saja

Infografis Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah Saja. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah Saja. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya