Liputan6.com, Ankara - Coronavirus Scientific Advisory Board atau anggota Dewan Penasihat Ilmiah Virus Corona di Turki mengatakan bahwa inactive vaccinations mungkin menawarkan perlindungan yang lebih luas terhadap varian baru Omicron. Inactive vaccinations adalah bentuk lain dari vaksin di mana virus utuh yang sudah dimatikan selama proses pembuatan vaksin.
Jenis vaksin lainnya diketahui menggunakan platform messenger RNA (mRNA). Vaksin yang sama sekali tidak mengandung virus, melainkan hanya materi genetik (mRNA) yang bisa menginstruksikan sel tubuh manusia membuat protein spesifik untuk dikenali dan direspons oleh sistem imun.
Dikutip dari laman Anadolu Agency, Kamis (2/11/2021), Dr Alper Sener mengatakan kasus Varian Omicron telah terdeteksi di beberapa negara, dengan potensi penyebaran yang cepat.
Advertisement
Ia juga menambahkan bahwa tes PCR yang tersedia dapat mendeteksi varian tersebut, sementara analisis lengkap belum dapat disimpulkan.
"Tidak ada potensi (varian baru) dapat menghindari vaksin saat ini, namun, dua kasus yang diidentifikasi di Hong Kong sebelumnya menerima vaksin mRNA Pfizer entah bagaimana menimbulkan tanda tanya," katanya.
Sejauh ini belum ada data ilmiah yang tersedia mengenai perjalanan penyakit ini, kata Sener, menambahkan bahwa rekan-rekannya dan info awal menyarankan bahwa itu tampaknya sama dengan varian lainnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Efektivitas Vaksin
Studi tentang keefektifan vaksin terhadap varian baru Omicron sedang berlangsung, kata Sener. Ia mengatakan bahwa vaksin mRNA hanya menciptakan antibodi terhadap protein lonjakan, sementara inactive vaccinations membentuk antibodi untuk protein ini serta yang lain, yang mungkin muncul sebagai keuntungan melawan virus varian omicron.
"Ada hipotesis yang menunjukkan bahwa respons antibodi yang dipicu oleh vaksin BioNTech semata-mata untuk protein lonjakan dapat dipengaruhi secara negatif oleh varian omicron karena ada mutasi dan perubahan yang luar biasa dari protein lonjakan dalam Varian Omicron," katanya.Â
Mutasi tingkat tinggi ini bisa menjadi kerugian bagi vaksin yang memproduksi antibodi semata-mata untuk protein lonjakan, kata Sener.
Advertisement