PM Jepang Akan Umumkan Pencabutan Pembatasan Aturan COVID-19 Rabu 16 Maret Malam

Fumio Kishida dijadwalkan untuk berbicara pada pukul 7 malam ini waktu Tokyo.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 16 Mar 2022, 15:28 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2022, 15:28 WIB
Fumio Kishida
Mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida saat konferensi pers di markas besar Partai Demokrat Liberal setelah terpilih sebagai perdana menteri Jepang yang baru di Tokyo, Rabu (29/9/2021). Kishida menggantikan pemimpin partai dari PM Yoshihide Suga yang mengundurkan diri. (Du Xiaoyi/Pool Photo via AP

Liputan6.com, Tokyo - Jepang akan mengumumkan pencabutan pembatasan COVID-19 yang diberlakukan di Tokyo dan 17 prefektur lainnya karena gelombang infeksi yang disebabkan oleh varian Omicron terus surut pada Rabu (16/3/2022).

Perdana Menteri Fumio Kishida dijadwalkan untuk berbicara pada pukul 19.00 waktu Tokyo, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (16/3/2022).

Sebelumnya, PM Kishida diharapkan mengumumkan pencabutan pembatasan pada 21 Maret, bersama dengan pelonggaran lebih lanjut dari tindakan perbatasan.

Tokyo mencatat 7.836 kasus virus corona pada Selasa kemarin, turun 12 persen dari minggu sebelumnya. Gelombang Omicron menyebabkan rekor tingkat infeksi di ibu kota dan di seluruh Jepang pada Februari 2022, gelombang pandemi paling mematikan di negara itu sejauh ini.

Setelah awal yang lambat, program booster vaksin COVID-19 pemerintah telah dipercepat, dengan sekitar 71 persen populasi lansia Jepang yang rentan telah menerima dosis ketiga.

Pejabat di prefektur barat Osaka telah mempertimbangkan untuk meminta perpanjangan pembatasan karena rawat inap yang tinggi, tetapi akhirnya memutuskan untuk membiarkannya berakhir, layanan berita Kyodo melaporkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pakar: Omicron Belum Berakhir

Melihat Karantina Penumpang di Bandara Narita Jepang
Anggota staf membantu penumpang menggunakan aplikasi ponsel untuk menjalani proses karantina pencegahan virus corona setelah mendarat di Bandara Internasional Narita di Narita, timur Tokyo, Jepang (2/12/2021). (AP Photo/Hiro Komae)

Pakar kesehatan mengatakan, gelombang Omicron saat ini belum berakhir, dan varian baru bisa muncul kapan saja. Tetapi pembatasan, yang digunakan berulang kali selama pandemi dua tahun, telah kehilangan keefektifannya pada perilaku publik, kata profesor Universitas Tohoku Hitoshi Oshitani.

"Kita perlu memiliki strategi berbeda untuk menekan penularan pada tahap ini," kata Oshitani, penasihat utama respons pandemi pemerintah.

"Masih terlalu dini untuk membahas semacam strategi keluar dari virus ini."

Infografis Nasib Dunia Usaha Diterpa Corona

Infografis Nasib Dunia Usaha Diterpa Corona
Infografis Nasib Dunia Usaha Diterpa Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya