Liputan6.com, Pyongyang - Setelah 24 jam uji coba rudal yang dilaporkan berakhir dengan kegagalan di Pyongyang pada Rabu 16 Maret, Korea Utara belum mengatakan apa pun tentang insiden tersebut.
Korea Selatan mengatakan, sebuah rudal balistik meledak di udara tak lama setelah diluncurkan dari bandara internasional dekat Pyongyang pada Rabu pagi, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (17/3/2022).
Pemerintah Korea Utara tidak segera mengomentari laporan Korea Selatan.
Advertisement
Baca Juga
Yang mengejutkan, tidak ada foto atau nama saksi mata yang muncul ke publik, meskipun rudal itu meledak di atas kota berpenduduk sekitar tiga juta orang. Aktivis hak asasi manusia mengatakan, keheningan itu menggarisbawahi kontrol penuh yang dimiliki pemerintah atas komunikasi di negara itu.
"Kita seharusnya tidak menjadi mati rasa dengan betapa konyol dan keterlaluan hanya karena itu Korea Utara," kata Sokeel Park yang merupakan pembelot dari Korut.
Puing-puing jatuh di atau dekat Pyongyang setelah tes yang dilaporkan gagal, tulis NK News yang berbasis di Seoul melaporkan, mengutip pernyataan saksi yang tidak disebutkan namanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Korut Batasi Akses Informasi Penduduknya
Ponsel telah menjamur di Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir, tetapi pemerintah mempertahankan kontrol ketat atas jaringan telepon dan koneksi internet, yang sebagian besar tidak terhubung ke dunia luar.
Isolasi negara itu semakin dalam di tengah pandemi COVID-19, dengan penutupan perbatasan yang menghambat sebagian besar perjalanan dan komunikasi lintas batas dengan China.
Kondisi ini memaksa banyak kedutaan asing dan organisasi bantuan internasional untuk menarik staf mereka dari negara itu.
Advertisement