Liputan6.com, Singapura - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto diterima dengan hangat oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Sabtu 11Â Juni 2022. Dalam pertemuan tersebut, Menhan Prabowo menyampaikan apresiasi kepada PM Lee atas kontribusinya dalam mendorong peningkatan kerja sama pertahanan kedua negara.
"Kami mendukung penuh agar kerja sama pertahanan yang kuat antara Indonesia dan Singapura dibangun dengan berpedoman pada prinsip-prinsip kesetaraan, saling menguntungkan dan penghormatan penuh terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan hukum internasional," ujar Menhan Prabowo seperti tertuang dalam situs Kemhan yang dikutip Selasa (14/6/2022).
Baca Juga
PM Lee Hsien Loong pun menyampaikan apresiasi serta menyampaikan bahwa Singapura menghormati posisi Indonesia yang netral sebagai non-claimant state dalam persoalan Laut China Selatan.
Advertisement
Pertemuan antara Menhan Prabowo dan PM Lee dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan Menhan Prabowo di Singapura untuk menjadi pembicara dalam IISS Shangri-La Dialogue 2022 yang berlangsung dari tanggal 10 sampai 12 Juni 2022.
Dalam pertemuan ini, PM Lee dan Menhan Prabowo juga menegaskan kembali hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura yang erat dan terjalin cukup lama, yang dikuatkan dengan paket kesepakatan yang ditandatangani pada Leader Retreat Januari 2022 lalu. Dibahas pula beberapa permasalahan global seperti kontra-terorisme, keamanan maritim dan pangan, dan menegaskan kembali pentingnya memperkuat kerjasama dan kepercayaan antara kedua negara.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hadiri dan Bicara di Forum IISS Singapura, Prabowo Banjir Pujian
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto menghadiri gala dinner dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS) di Singapura bersama pemimpin-pemimpin negara sahabat pada Sabtu 11 Juni 2022.
Pada kesempatan ini, Prabowo duduk satu meja dengan PM Singapura Lee Hsien Long, PM Jepang Fumio Kishida, Menhan AS Lloyd J Austin, Menhan Australia Richard Donald Marles, dan Menhan Cina General Wei Fenghe.
Keberadaan Prabowo disambut lantaran Indonesia dinilai memiliki peran penting dalam upaya menjaga perdamaian dunia yang sejalan dengan pembukaan UUD 1945.
Prabowo juga sebagai pembicara di forum IISS Shangri-La Dialogue 2022 yang bertajuk 'Mengelola Persaingan Geopolitik' itu.
Pada forum tersebut, Prabowo berbicara tentang pentingnya peran Indonesia dalam geopolitik indocina yang menyebabkan negara-negara jajahan berhasil merdeka dari jerat imperialisme dan kolonialisme.
"Faktor itu dipengaruhi oleh pemimpin Indonesia Presiden Soekarno yang berhasil menggagas gerakan non-blok," ujar Prabowo dalam keterangannya, Minggu (12/6/2022).
Usai memberikan pidato pada forum IISS, Prabowo mendapat pujian dari seorang profesor bernama Hoo Chiew Ping yang merupakan dosen senior di National University of Malaysia.
"@Kemhan_RI @prabowo menyampaikan salah satu komentar yang paling menarik (bukan narasi Barat seperti biasanya). Beberapa penonton bertepuk tangan sebelum ia mengakhiri penyampaiannya (juga jarang terjadi)," ucapnya.
Prabowo, menurut Hoo, juga mencontohkan bagaimana negara-negara Asia percaya pada kepemimpinan yang bijaksana karena mereka adalah yang paling terpengaruh oleh kekuatan besar.
"Pengalaman umum dijajah dan diperbudak membuat negara-negara Asia mencari cara kolektif untuk menciptakan lingkungan yang ramah," kata Hoo.
Pujian terhadap penampilan Prabowo juga datang dari Twitter @willschoong yang mengatakan bahwa penyampaian Prabowo singkat dan tajam. Pemilik akun terserbut adalah Senior Fellow di ISEAS - Yusof Ishak Institute Singapura.
"Saya baru saja menetap, tetapi sepertinya pidato @prabowo cukup singkat, katakanlah 12 menit? Dalam satu tahun, pembicara sebelumnya agak mengoceh, melompat dari halaman ke halaman. Penyampaian Prabowo singkat dan tajam," jelas dia.
Â
Advertisement
Prabowo Bicara Cara Asia Hadapi Tantangan Geopolitik Dunia
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto mengungkap cara Asia atau "The Asian Ways" dalam menghadapi berbagai tantangan geopolitik dunia untuk mencapai perdamaian.
Menurut dia, cara itu ditemukan berdasar pengalaman 40 hingga 50 tahun terakhir, bahwa orang Asia menolak untuk didominasi, diperbudak, dieksploitasi, demi hidup damai dengan jalan kepemimpinan yang bijaksana.
"Perang dunia II melahirkan gerakan kemerdekaan melawan imperialisme selama ratusan tahun. Pengalaman saudara-saudara kita di Indocina, pengalaman saudara-saudara kita di Filipina, di India, di banyak bagian Asia dan Pasifik membuat kita sangat-sangat sadar akan perlunya kepemimpinan yang bijaksana dan penuh kebajikan," kata Prabowo dalam diskusi panel forum IISS Shangri-La Dialogue 2022, dengan tajuk "Mengelola Persaingan Geopolitik di Kawasan Multipolar di Singapura", Sabtu 11 Juni 2022.
Prabowo pun menekankan, dirinya meyakini kekuatan besar dunia yaitu China dan Amerika Serikat akan berbijaksana demi perdamaian dunia.
Sebab, dia meyakini, penting bagi sebuah negara memiliki pemimpin yang bijaksana dalam mengelola negara dalam menghadapi tantangan geopolitik dunia saat ini.
"Kami yakin bahwa para pemimpin kekuatan besar menyadari tanggung jawab besar di pundak mereka. Bahwa mereka akan memegang tanggung jawab mereka dengan kebijaksanaan dan kebajikan," urai Prabowo.
Lingkungan Persahabatan
Prabowo berpesan, kepada seluruh Menteri Pertahanan di dunia, bahwa Indonesia merupakan negara yang terkena dampak besar dari sentimen negatif persaingan antara negara tetangga.
Meski demikian, Indonesia telah memiliki ramuan tersendiri untuk mengatasi gejolak internal akibat dari faktor eksternal, yaitu dengan menciptakan lingkungan yang damai, toleransi antar sesama agama, ras maupun suku.
"Kami telah memutuskan bahwa pengalaman umum kami didominasi, diperbudak, dieksploitasi, memaksa kami sekarang untuk berjuang, untuk menciptakan lingkungan yang damai. Lingkungan persahabatan," tuturnya.
Forum IISS Shangri-La Dialogue 2022 merupakan salah satu forum terpenting bagi pejabat senior dunia untuk berbagi perspektif baru tentang tantangan keamanan yang berkembang di Asia.
Advertisement