Liputan6.com, Jakarta - Ibu kota Ukraina, Kiev, melarang perayaan publik pekan ini untuk memperingati kemerdekaan dari kekuasaan Soviet, dengan alasan meningkatnya ancaman serangan Rusia dalam perang yang menurut PBB pada Senin (22 Agustus) telah menewaskan hampir 5.600 warga sipil, termasuk banyak anak-anak.
Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (23/8/2022), dekat garis depan di selatan negara itu, Ukraina mengatakan Rusia menembakkan roket ke beberapa kota di utara dan barat pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, yang direbut oleh pasukan Rusia tak lama setelah mereka menginvasi Ukraina pada Februari.
Baca Juga
Artileri dan tembakan roket di dekat kompleks reaktor nuklir Zaporizhzhia, di tepi selatan Sungai Dnipro, telah menyebabkan seruan agar daerah tersebut didemiliterisasi. Warga Ukraina yang tinggal di dekat pabrik menyuarakan kekhawatiran bahwa peluru bisa mengenai salah satu dari enam reaktor pabrik, dengan konsekuensi yang berpotensi menimbulkan bencana.
Advertisement
"Tentu saja, kami khawatir ... Ini seperti duduk di atas tong mesiu," kata Alexander Lifirenko, penduduk kota terdekat Enerhodar, yang sekarang berada di bawah kendali pasukan pro-Moskow.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah memperingatkan bahwa Moskow dapat mencoba "sesuatu yang sangat buruk" menjelang peringatan kemerdekaan ke-31 hari Rabu, yang juga menandai setengah tahun sejak invasi Rusia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serangan Rusia
Kiev jauh dari garis depan dan jarang terkena rudal Rusia sejak pasukan Ukraina menangkis serangan darat Rusia untuk merebut ibu kota pada Maret.
Namun pihak berwenang Kiev telah melarang acara publik yang berkaitan dengan peringatan itu dari Senin hingga Kamis karena kemungkinan serangan roket baru, sebuah dokumen menunjukkan.
Yurisdiksi lain juga membatasi pertemuan publik. Di Kharkiv, sebuah kota timur laut yang sering menjadi sasaran tembakan artileri dan roket jarak jauh yang mematikan, Wali Kota Ihor Terekhov mengumumkan perpanjangan jam malam yang berlaku mulai pukul 16.00 hingga 07.00 yang berlaku mulai Selasa hingga Kamis.
Di pelabuhan Mykolaiv dekat wilayah yang dikuasai Rusia di selatan, gubernur regional Vitaliy Kim mengatakan pihak berwenang merencanakan perintah pencegahan bagi penduduk untuk bekerja dari rumah pada hari Selasa dan Rabu dan mendesak orang-orang untuk tidak berkumpul dalam kelompok besar.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Seruan Zelenskyy
Dalam pidato malam, Zelenskyy menyerukan tindakan hukuman baru di Rusia dari Eropa, yang bersiap untuk kekurangan energi setelah Moskow mengumumkan penghentian tiga hari untuk beberapa aliran gas ke benua itu sebagai pembalasan nyata terhadap sanksi Uni Eropa.
Rusia membantahnya, menyalahkan pemotongan sanksi itu sendiri dan berbagai masalah teknis.
"Satu-satunya pertanyaan adalah berapa banyak nyawa yang dapat diambil Rusia sebelum reaksi dari komunitas internasional menjadi benar-benar nyata bagi mereka yang bertanggung jawab," kata Zelenskyy dalam pidato video pada Senin malam.
Khawatir Serangan Rusia
Kekhawatiran akan serangan intensif meningkat setelah Layanan Keamanan Federal Rusia pada hari Senin menuduh agen Ukraina membunuh Darya Dugina , putri seorang ideolog ultra-nasionalis Rusia, dalam serangan bom mobil di dekat Moskow yang oleh Presiden Vladimir Putin disebut "jahat". Ukraina membantah terlibat.
Kedua belah pihak saling menyalahkan atas seringnya penembakan di pembangkit nuklir Zaporizhzhia, di mana Kyiv menuduh Moskow menempatkan pasukan dan menyimpan perangkat keras militer. Rusia membantahnya dan menuduh Ukraina menargetkan Zaporizhzhia dengan drone.
Semalam, pasukan Rusia menembakkan roket ke kota-kota terdekat Nikopol, Krivyi Rih dan Synelnykovskyi, tulis gubernur regional daerah itu, Valentyn Reznichenko, di Telegram.
Moskow meminta pertemuan Dewan Keamanan PBB diadakan pada hari Selasa untuk membahas pabrik Zaporizhzhia, kantor berita milik negara Rusia RIA melaporkan, mengutip Wakil Duta Besar untuk PBB Dmitry Polyanskiy.
Di selatan, pertempuran dan ledakan baru dilaporkan terjadi di Kherson yang diduduki Rusia dan di semenanjung Krimea, yang dianeksasi Moskow pada 2014.
Advertisement