Model G20 FMCBG Jadi Ajang Glorifikasi Presidensi Indonesia

Model G20 FMCBG atau simulasi G20 digelar di Indonesia sebagai salah satu rangkaian mengglorifikasi G20 yang dilaksanakan di Indonesia tahun ini.

oleh Anissa Rizky Alfiyyah diperbarui 17 Sep 2022, 16:03 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2022, 16:03 WIB
Kegiatan Model G20 FMCBG di Sari Pacifif Jakarta.
Kegiatan Model G20 FMCBG di Sari Pacifif Jakarta. (IndonesiaG20)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia bersama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) menggelar simulasi High Level Meeting G20 Finance Track, yaitu Finance Minister and Central Bank Governoors Meeting (FMCBG) pada 15-16 September 2022.

Program simulasi ini diikuti oleh 38 mahasiswa dari seluruh Indonesia dan digelar selama dua hari di Ballroom Sari Pacific Hotel yang disulap menjadi ruangan seperti ruangan pertemuan G20. Selain itu, peralatan yang digunakan untuk menggelar ini juga merupakan peralatan asli G20.

“Peralatan yang ada di ballroom ini seperti bendera, meja, dll itu merupakan peralatan asli G20. Nanti ada beberapa yang kita memang bawa ke FMCBG,” menurut Iis Savitri Hafid, Deputy Head of G20 Task Force Secretariat of Bank Indonesia kepada awak media di Sari Pacific (16/9/2022).

Di Model G20 kali ini, para peserta terbagi ke dalam 19 tim dan bertindak sebagai delegasi dari negara-negara yang tergabung dalam G20. Kegiatan ini memungkinkan para delegasi untuk berdebat, memaparkan pendapat, meberikan kebijakan konkret, dan bekerja sama untuk mencari solusi bersama atas keresahan dan masalah-masalah yang terjadi.

Hal ini sejalan dengan G20 sebagai forum penting untuk membantu mengatasi tantangan bersama khususnya dalam bidang ekonomi global.

Tema Model FMCBG Meeting G20 kali ini adalah “Global Ecomony and Digital Financial Inclusion”. Tema tersebut tentunya sejalan dengan apa yang sekarang sedang kita hadapi pasca COVID-19 melanda dunia.

Model G20 FMCBG Untuk Glorifikasi G20

Ilustrasi Foreign Ministers Meeting atau FMM G20 (KTT Menlu G20) yang digelar di Nusa Dua, Bali 8 Juli 2022. (YouTube MOFA RI)
Ilustrasi Foreign Ministers Meeting atau FMM G20 (KTT Menlu G20) yang digelar di Nusa Dua, Bali 8 Juli 2022. (YouTube MOFA RI)

Simulasi G20 kali ini merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan di “Stronger Fest” yang diinisiasi oleh Bank Indonesia yang tujuannya untuk mengglorifikasi mengenai G20 agar masyarakat mengenal G20.

“Kegiatan ini dilakukan untuk mengglorifikasi G20, agar masyarakat bisa lebih mengenal ap aitu G20 karena ternyat amasih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang Indonesia sebagai presidensi dari G20. Rangkaian di Stronger Fest merupakan salah satu yang kita lakukan untuk tujuan itu,” kata Iis Savitri Hafid, yang juga merupakan chair dari Model G20.6.

Ia juga menambahkan bahwa tim penggagas acara ini juga sudang mengkategorikan target-target dari acara ini karena mungkin ada masyarakat yang memang sudah cukup mengenal ap aitu G20 dan rangkaiannya ada juga yang sebaliknya.

“Ada masyarakat yang kita targetkan memang sudah memahami isu-isu yang dibahas di G20, salah satunya adalah kegiatan Model G20 FMCBG ini, kita ingin masyarakat yang kita targetkan lebih mengenal G20, seperti apa dinamika di dalamnya dan semua isu-isu yang dibahas di dalamnya,” tambah Iis.

Angkat Isu Global Ekonomi dan Keuangan Digital

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membuka gelaran Development Ministerial Meeting G20 di Belitung, Kamis (8/9/2022)
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membuka gelaran Development Ministerial Meeting G20 di Belitung, Kamis (8/9/2022) (dok: Arief)

Dari sekian banyak isu yang dibahas di G20, Modal G20 FMCBG kali ini membahas dua topik utama yang sesuai dengan tema dari acara Model G20 FMCBG. Topik pertama mengenal Global Ekonomi dan topik kedua mengenai Digital Financial Inclusion.

Iis juga mengatakan bahwa setiap isu atau topik yang didiskusikan kali ini sesuai dengan isu yang sekarang sedang kita hadapi.

“Isu pertama adalah Global Ekonomi di mana dinamikanya disitu kita bahas bukan hanya dai krisis pandemi, tetapi juga bagaimana caranya menghadapi tantangan ketahanan pangan dan juga ketahanan energi yang dipicu oleh beberapa kondisi seperti adanya perang antara Ukraina-Rusia dan inflasi yang makin parah yang terus meningkat dan menimbulkan tantangan lebih jauh lagi bagi setiap negara anggota untuk mencari tahu bagaimana menjaga momentum pemulihan dari krisis pandemi yang sedang terjadi kemarin,” kata Iis,

“Kemudian, isu kedua adalag Digital Financial Inclusion. Isu kedua ini kita mengenalkan pada peserta bagaimana G20 secara bersamaan mendorong pemanfaatan keuangan digital untuk mendorong inklusifitas keuangan di mana upaya itu juga merupakan salah satu upaya pemulihan yang lebih kuat, sesuai dengan tema G20 kali ini yaitu Recover Together, Recover Stronger,” tambahnya.

Berencana Untuk Mengadakan Lagi

Kegiatan Model G20 FMCBG di Sari Pacifif Jakarta.
Kegiatan Model G20 FMCBG di Sari Pacifif Jakarta. (IndonesiaG20)

Kegiatan Model G20 FMCBG kali ini merupakan kegiatan simulasi pertama di Indonesia yang mensimulasikan bagaimana pertemuan G20 dilakukan.

“Sebetulnya, kegiatan ini merupakan kegiatan pertama yang pernah ada untuk melakukan simulasi bagaimana pertemuan G20 itu, kebetulan animonya juga cukup bagus dan cukup tinggi,” ujar Iis.

Menurut data yang didapat Liputan 6, lebih dari 100 mahasiswa dan mahasiswi di seluruh Indonesia mendaftarkan dirinya pada Model G20 yang diinisiasi oleh Bank Indonesia dan FPCI kali ini. Akan tetapi, hanya 38 orang terpilih sajalah yang bisa lolos dan mewakili masing masing negara G20 di Model G20 FMCBG 2022.

Melihat hal tersebut, Iis mengatakan bahwa mungkin saja kegiatan seperti ini akan dilakukan lagi tahun depan atau bahkan secara rutin, mengingat tingginya animo untuk acara seperti ini.

“Banyak juga yang melihat bahwa kegiatan-kegiatan seperti ini perlu terus dilakukan, mungkin tahun depan dan juga tahun berikutnya bisa dilakukan lagi, Namun, tentu kita akan melihat kondisi karena, tahun depan Indonesia akan jadi ketua ASEAN. Mungkin saja kita akan lakukan lagi dengan konteks ASEAN, atau mungkin G20 lagi,” imbuhnya.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut dikarenakan Iis melihat bahwa G20 kali ini dinamikanya sangat terasa khususnya antar anggota Negara Berkembang dan Negara Maju atau bahkan Eropa, Asia, dan Afrika yang memiliki banyak perbedaan.

Infografis Pro-Kontra Rencana Kehadiran Putin di KTT G20 Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pro-Kontra Rencana Kehadiran Putin di KTT G20 Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya