2 Pesawat Kecil Bertabrakan di Langit Colorado AS, 3 Orang Dilaporkan Tewas

Tiga orang tewas setelah dua pesawat kecil bertabrakan di udara pada Sabtu (17/9) di negara bagian Colorado, Amerika Serikat, kata pihak berwenang.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Sep 2022, 13:05 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2022, 13:05 WIB
Ilustrasi Kecelakaan Pesawat (2)
Ilustrasi Kecelakaan Pesawat

Liputan6.com, Colorado - Tiga orang tewas setelah dua pesawat kecil bertabrakan di udara pada Sabtu 17 September 2022 di negara bagian Colorado, Amerika Serikat, kata pihak berwenang.

Tabrakan itu pertama kali dilaporkan pada pukul 08.54 waktu setempat, menurut Kantor Sheriff Boulder County, seperti dikutip dari laman Xinhua, Senin (19/9/2022).

Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS mengkonfirmasi dalam sebuah twit bahwa mereka sedang menyelidiki tabrakan di udara dari pesawat Cessna 172 dan pesawat Sonex Xenos di dekat Longmont, Colorado.

Responden pertama menemukan dua lokasi kecelakaan terpisah, kata Kantor Sheriff dalam rilis berita.

"Pesawat jatuh pertama ditemukan di blok 10.000 Niwot Rd di sisi selatan. Saat ini ada dua penumpang yang dikonfirmasi di dalam pesawat, keduanya meninggal saat responden pertama tiba di tempat kejadian," kata kantor sheriff.

"Pesawat jatuh kedua ditemukan di 9.700 blok Niwot Rd di sisi utara," lanjut pihak berwenang dan menyebut penumpang yang dikonfirmasi di dalamnya juga meninggal sebelum kedatangan responden.

Para pejabat mengatakan, penyelidikan atas insiden itu masih berlangsung.

 

Kecelakaan Pesawat Besar di Tahun 2022

China Eastern Airlines
Pesawat maskapai China Eastern Airlines (dok. Instagram @chinaeasternna/https://www.instagram.com/p/B66Gj-ZnYzv/)

Pada Maret tahun ini, pesawat China Eastern Airlines meluncur jatuh dari ketinggian 29.100 kaki (8.870 meter) menjadi 3.225 kaki (982 meter). Pesawat pun jatuh dan terbakar.

Boeing 737-800 itu membawa 132 orang, terdiri dari 123 penumpang dan 9 awak kabin. Kecelakaan mulai diketahui ketika media lokal melaporkan penerbangan China Eastern Airlines MU5735 tidak tiba seperti yang direncanakan di Guangzhou, setelah lepas landas dari Kunming tak lama setelah pukul 13.00 waktu setempat, Senin 21 Maret 2022.

Burung besi itu hilang dari radar setelah terbang lebih dari satu jam. Situs web pelacakan penerbangan FlightRadar24, tidak menunjukkan data penerbangan MU5735 setelah pukul 14.22 waktu setempat.

Video amatir memperlihatkan pesawat jatuh di pegunungan dekat desa Molang, daerah otonomi Guangxi pada pukul 14.38 waktu setempat. Kepulan asap putih terlihat membubung dan dilaporkan hutan di gunung tersebut terbakar.

"Saya mendengar deru pesawat di sisi lain bukit. Sedetik kemudian, terjadi ledakan," kata seorang pekerja di dekat lokasi kecelakaan, seperti dilansir Xinhua, Selasa (22/3/2022).

Seorang penduduk desa, Chen Weihao sedang bekerja di sebuah peternakan ketika dia melihat pesawat itu menukik. "Pesawat tampak utuh ketika menukik. Dalam hitungan detik, jatuh," kata Chen, yang menambahkan bahwa lokasi kecelakaan adalah celah di gunung di mana tidak ada penduduk yang tinggal.

Api dari kecelakaan pesawat itu kini telah padam dan operasi penyelamatan sedang berlangsung, kata Chen Jie, seorang pejabat dari departemen manajemen darurat regional.

 

Petugas Diterjunkan

Pencarian Korban dan Puing Pesawat China Eastern Airlines Terus Berlanjut
Petugas membawa puing di lokasi kecelakaan pesawat China Eastern di Kabupaten Tengxian di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China selatan (24/3/2022). Area pencarian diperluas dalam pencarian korban dan kotak hitam kedua pesawat dengan 132 orang itu. (Lu Boan/Xinhua via AP)

Pemadam kebakaran Wuzhou telah mengirim 117 petugas pemadam kebakaran dengan 23 truk pemadam kebakaran ke lokasi. Lebih lanjut 538 petugas pemadam kebakaran dari bagian lain Guangxi telah dikirim untuk bergabung dengan upaya penyelamatan, kata departemen pemadam kebakaran regional di akun Weibo-nya.

Provinsi tetangga, Guangdong, juga mengirimkan 505 petugas pemadam kebakaran dan 97 kendaraan untuk membantu operasi penyelamatan, dengan kelompok pertama sudah berada di lokasi.

"Ada beberapa puing pesawat di celah di gunung itu," kata seorang petugas penyelamat di lokasi kecelakaan kepada Xinhua. "Ada potongan sayap, salah satunya sekitar 2 atau 3 meter. Ada puing-puing lainnya, mungkin ada potongan pakaian."

Penduduk desa Shi Fuxiong mengatakan dia melihat lubang besar di lokasi kecelakaan dan pohon-pohon di sekitarnya dalam jarak puluhan meter telah rata dengan tanah. "Ada banyak puing-puing kecil dari pesawat dan bagasi, tetapi tidak ada puing-puing besar."

Meski puing-puing pesawat China Eastern Airlines telah ditemukan, namun belum ada penumpang pesawat jatuh tersebut yang terdeteksi saat pencarian berlanjut pada Selasa (22/3/2022).

"Puing-puing pesawat ditemukan di tempat kejadian, tetapi sampai sekarang, tidak ada satu pun dari mereka yang kehilangan kontak telah ditemukan," kata penyiar CCTV, lebih dari 18 jam setelah kecelakaan itu, seperti dikutip dari laman Channel News Asia.

Laporan itu mengatakan, drone dan pencarian manual akan digunakan untuk mencoba menemukan kotak hitam, yang menyimpan data penerbangan dan perekam suara kokpit yang penting untuk investigasi kecelakaan pesawat tersebut.

 

Analisis Pengamat

Pencarian Korban dan Puing Pesawat China Eastern Airlines Terus Berlanjut
Petugas mencari kotak hitam di dekat puing-puing di lokasi kecelakaan pesawat China Eastern di Kabupaten Tengxian di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China selatan (24/3/2022). Area pencarian diperluas dalam pencarian korban dan kotak hitam kedua pesawat dengan 132 orang itu. (Lu Boan/Xinhua via AP)

Menurut Pengamat Penerbangan Alvin Lie, jatuhnya pesawat China Eastern Airlines itu tidak lazim. "Sangat aneh. Pesawat sedang dalam ketinggian jelajah 29 ribu kaki mendadak menukik. Sangat tidak lazim," ujarnya ketika dihubungi Liputan6.com, Selasa (22/3/2022).

Ia menjelaskan, ada tiga kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat tersebut. Pertama, adanya masalah dengan elevator. Elevator adalah sirip pada ekor yang bentuknya horizontal, dan yang mengatur pesawat itu mendongak atau menukik.

Kedua, sambungnya, pesawat mungkin mengalami kerusakan pada sayapnya. "Ada sayap yang patah sehingga pesawat tidak bisa terbang lagi, karena yang menerbangkan pesawat itu adalah sayap."

Ketiga, kemungkinan tindakan orang yang mengendalikan pesawat tersebut. "Ini bisa sengaja, bisa tidak sengaja sehingga pesawat tersebut menukik," imbuhnya.

Alvin menilai, jatuhnya pesawat tersebut kemungkinan besar tidak hanya dikarenakan adanya kerusakan mesin. "Kalau hanya kerusakan mesin tidak sampai begitu. Pesawat masih bisa melayang."

Ia juga menyampaikan data bahwa dari statistik kecelakaan pesawat dalam fase jelajah atau enroute, hanya sekitar 7% dari seluruh kecelakaan dalam 20 tahun terakhir. Sementara, rasio tertinggi kecelakaan terjadi dalam fase pendaratan yakni sekitar 58%.

"Saya tidak mengatakan ini yang menyebabkan kecelakaan tersebut karena kita belum mempunyai informasi yang lebih lengkap lagi, jadi saya tidak bisa menduga penyebabnya," ungkapnya sambil menegaskan bahwa ia hanya mengungkapkan kemungkinan penyebabnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya