Paul Pelosi Suami Ketua DPR AS Dipulangkan dari RS, 6 Hari Usai Serangan Palu

Paul Pelosi, suami Ketua DPR AS Nancy Pelosi, telah keluar dari rumah sakit enam hari setelah serangan palu di rumahnya.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 04 Nov 2022, 10:12 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2022, 10:05 WIB
Paul Pelosi (kanan),suamai dari Ketua DPR AS Nancy Pelosi, berada di Gedung Capitol Hill di Washington, pada 17 Maret 2022 2022. (Foto: AP/Andrew Harnik)
Paul Pelosi (kanan),suamai dari Ketua DPR AS Nancy Pelosi, berada di Gedung Capitol Hill di Washington, pada 17 Maret 2022 2022. (Foto: AP/Andrew Harnik)

Liputan6.com, Jakarta Paul Pelosi, suami Ketua DPR AS Nancy Pelosi, telah keluar dari rumah sakit enam hari setelah serangan palu di rumahnya.

Nancy Pelosi, yang berada di urutan kedua dalam kepresidenan AS, mengatakan suaminya yang berusia 82 tahun tetap dalam perawatan medis di rumah, dikelilingi oleh keluarga.

Nancy Pelosi, seorang anggota kongres California, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemulihan suaminya usai serangan palu berlanjut setelah dia dibebaskan dari Rumah Sakit Umum Zuckerberg San Francisco.

"Keluarga Pelosi berterima kasih atas curahan cinta, dukungan, dan doa yang indah dari seluruh dunia," katanya.

Nancy Pelosi mengatakan suaminya berterima kasih kepada polisi dan staf medis atas "perlakuan mereka yang sangat baik dan penuh kasih, yang menyelamatkan jiwa yang dia terima setelah serangan kekerasan di rumah kami".

"Paul tetap di bawah perawatan dokter karena ia terus berkembang dalam proses pemulihan dan pemulihan yang panjang," tambah pernyataannya. "Dia sekarang di rumah dikelilingi oleh keluarganya yang meminta privasi."

Paul Pelosi menjalani operasi untuk memperbaiki patah tulang tengkorak dan cedera pada lengan dan tangan kanannya setelah serangan itu. Dia dipukul oleh seorang penyusup Jumat 28 Oktober 2022 lalu di rumahnya yang berada di San Francisco.

Tersangka diduga masuk ke rumah dengan tujuan menculik Nancy Pelosi - jaksa telah mencapnya sebagai serangan bermotif politik.

Kepala Kepolisian San Francisco William Scott mengatakan, polisi tiba di kediaman Pelosi Jumat dini hari. Mereka menemukan pelaku, David DePape, dan Paul Pelosi tengah bergumul di atas tanah untuk memperebutkan senjata tumpul itu.

"Polisi, ketika masih berada di luar ambang pintu, memberi perintah kepada kedua pria itu untuk melepaskan palu tersebut. DePape langsung merebut palu itu dari Pelosi dan menyerangnya secara brutal menggunakan palu," kata Scott.

Nancy Pelosi, ketua DPR AS itu sedang berada di Washington DC ketika serangan terjadi di kediamannya di California. Ia tiba di San Francisco pada Jumat malam dan langsung menuju rumah sakit, di mana suaminya dirawat atas luka-luka yang dideritanya.

 

Tersangka Warga Kanada Ilegal

Tersangka dalam serangan itu, warga negara Kanada berusia 42 tahun, David DePape, diduga memaksa masuk ke kediaman Pelosis pada dini hari Jumat lalu, menghadapi Paul Pelosi di kamar tidurnya dan menyatakan bahwa "dia mencari Nancy". 

Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan pada Rabu 3 November malam bahwa warga negara Kanada itu berada di AS secara ilegal dan pada akhirnya dapat menghadapi deportasi.

DePape - yang saat ini ditahan tanpa jaminan - pekan ini mengaku tidak bersalah atas sejumlah tuduhan, termasuk percobaan pembunuhan.

Departemen Kehakiman juga mendakwanya dengan dua kejahatan federal yaitu percobaan penculikan pejabat federal dan penyerangan anggota keluarga dekat pejabat AS.

Sebuah blog, situs web, dan akun media sosial atas nama tersangka yang dilihat oleh BBC berisi meme anti-Semit, penolakan Holocaust, referensi ke situs sayap kanan dan teori konspirasi seperti QAnon.

Joe Biden Minta Hentikan Kekerasan Politik

FOTO: Joe Biden Resmi Akhiri Perang Amerika Serikat di Afghanistan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (AP Photo/Evan Vucci)

Presiden AS Joe Biden menyebut serangan terhadap suami Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada hari Jumat 28 Oktober, "tercela" dan semua orang harus melawan kekerasan dalam politik.

"Cukup, cukup, cukup. Setiap orang dengan hati nurani yang baik perlu secara jelas dan tegas menentang kekerasan dalam politik kita, terlepas dari apa pun politik Anda,” kata Biden saat berpidato pada kampanye Partai Demokrat di Philadelphia.

"Terlalu banyak kekerasan. Kekerasan politik. Terlalu banyak kebencian. Terlalu banyak perkataan menyakitkan," tambahnya.

Mengingatkan Tragedi Serangan di Gedung Capitol

US Capitol, Gedung Kongres AS (DPR dan DPD) (Wikimedia / Creative Commons)
US Capitol, Gedung Kongres AS (DPR dan DPD) (Wikimedia / Creative Commons)

Mengutip VOA Indonesia, Sabtu (29/10/2022), penyusup yang menyerang suami Ketua DPR AS Nancy Pelosi di rumah mereka di San Francisco diketahui mencari pemimpin Partai Demokrat itu sambil berteriak “Di mana Nancy, di mana Nancy?” sebelum kemudian menyerang Paul Pelosi dengan palu.

Teriakan itu mem​bangkitkan kembali kengerian yang terdengar pada peristiwa penyerbuan ke gedung Kongres AS ​pada 6 Januari 2021. ​Pada hari itu, para perusuh yang mencoba menghentikan pengesahan kemenangan Joe Biden pada Pilpres 2020 menggeledah ruangan demi ruangan ​untuk mencari sang ketua DPR AS dengan meneriakkan ancaman.

Pria berusia 82 tahun itu menderita luka benda tumpul di kepala dan tubuhnya, kata dua orang yang tidak ​ingin diungkap identitasnya kepada The Associated Press untuk membahas penyelidikan tersebut.

Paul Pelosi, yang kerap menemani Nancy dalam berbagai acara resmi di Washington, adalah seorang investor kaya yang lebih sering menetap di kediaman mereka di pesisir barat AS. Mereka memiliki lima anak dan banyak cucu. Keduanya telah menikah selama 59 tahun.

Awal tahun ini, Paul Pelosi mengaku bersalah atas pelanggaran ringan mengemudi di bawah pengaruh alkohol, terkait sebuah kecelakaan Mei lalu di California dan dihukum lima hari penjara dan tiga tahun masa percobaan.

Infografis Rusuh di Capitol Hill AS. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusuh di Capitol Hill AS. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya