Sempat Kena Serangan Jantung, Kondisi Anak Raja Thailand Sudah Membaik

Anak tertua dari Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dilaporkan kini dalam kondisi stabil.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Des 2022, 15:57 WIB
Diterbitkan 19 Des 2022, 15:57 WIB
Putri Kerajaan Thailand
Putri Thailand Sirivannavari Nariratana (kiri) dan Bajrakitiyabha saat mengikuti prosesi kremasi almarhum Raja Bhumibol Adulyadej di Bangkok, Thailand (26/10). Mereka Berdua adalah putri dari Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn. (AFP Photo/Anthony Wallace)

Liputan6.com, Bangkok - Anak tertua dari Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dilaporkan kini dalam kondisi stabil.

Para dokter menggunakan obat-obatan dan peralatan untuk mendukung fungsi paru-paru, jantung, dan ginjalnya setelah anak raja menderita masalah jantung, kata istana.

Putri Bajrakitiyabha yang berusia 44 tahun adalah calon pewaris takhta Thailand, tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan jantung dalam angiografi koroner dan kondisinya dipantau secara ketat, kata istana kerajaan dalam pernyataan pertamanya sejak Kamis ketika mengonfirmasi rawat inapnya.

Sang putri jatuh sakit dan kehilangan kesadaran pada Rabu kemarin saat mempersiapkan anjingnya untuk kompetisi di provinsi timur laut Nakhon Ratchasima, kata istana.

Dia dirawat secara lokal sebelum dibawa dengan helikopter ke Bangkok untuk perawatan lebih lanjut, dikutip dari NST.com, Senin (19/12/2022).

Putri Bajrakitiyabha adalah salah satu dari tiga anak Raja Vajiralongkorn yang memiliki gelar formal, membuatnya memenuhi syarat untuk naik takhta di bawah undang-undang suksesi istana dan konstitusi negara.

Raja belum secara resmi menunjuk ahli waris dan belum ada diskusi resmi tentang kemungkinan sang putri naik tahta.

Dalam pernyataannya, istana mengatakan "kondisinya stabil pada tingkat tertentu" dan detak jantungnya dikendalikan oleh obat-obatan, namun kontraksi jantungnya masih lemah.

"Dokter memberikan obat dan jantung, paru-paru dan ginjal didukung oleh mesin," katanya.

Sementara undang-undang suksesi istana tahun 1924 menetapkan pewaris takhta harus laki-laki, amandemen konstitusi pada tahun 1974 mengizinkan putri dari garis kerajaan untuk naik tahta jika penggantinya belum disebutkan.

Sang putri lahir pada 7 Desember 1978 sebagai putri raja dan istri pertamanya, Putri Soamsawali.

Princess Bajrakitiyabha, seorang pengacara dengan gelar master dan doktor dari Universitas Cornell, telah menjabat sebagai duta besar Thailand untuk Austria, Slovenia dan Slovakia dan berperan di kantor Kejaksaan Agung, Komando Keamanan Kerajaan dan sebagai duta besar Thailand untuk Komisi Kejahatan Perserikatan Bangsa-Bangsa Pencegahan dan Peradilan Pidana.

Dinilai Paling Masuk Akal Jadi Pewaris Takhta

Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)
Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)

Putri Bajrakitiyabha secara luas dilihat di Thailand sebagai pewaris takhta yang paling masuk akal. 

Dia adalah salah satu dari tiga anak Raja Vajiralongkorn yang memiliki gelar formal, yang membuatnya memenuhi syarat untuk naik takhta di bawah Hukum Suksesi Istana tahun 1924. 

Dia adalah penggemar kebugaran dan pengacara berkualitas yang telah menjadi pendukung reformasi pidana di Thailand. Dia adalah duta besar Thailand untuk Wina dari 2012 hingga 2014.

Kasus Penghinaan Ratu Thailand

Ilustrasi bendera Thailand (AP Photo)
Ilustrasi bendera Thailand (AP Photo)

Sebelumnya, seorang aktivis di Thailand dipenjara selama dua tahun setelah pengadilan menemukan dia menghina monarki dengan berpakaian seperti ratu Thailand.

Jatuporn 'New' Saeoueng yang berusia 25 tahun mengenakan gaun merah muda pada demonstrasi politik di Bangkok tahun 2020.

Kendati demikian dia membantah tuduhan atas penghinaan kerajaan, dengan mengatakan dia hanya mengenakan pakaian tradisional.

Kecaman Kelompok HAM

Perang Dukungan antara Suporter Timnas Indonesia dan Thailand
Fans Thailand mengibarkan bendera negaranya siap meramaikan laga final leg kedua Piala AFF 2016 di Stadion Rajamangala, Thailand. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Kelompok hak asasi manusia mengecam keras putusan pengadilan pada Senin 12 September. Jaturpon dijatuhi hukuman penjara tiga tahun tetapi hukumannya segera dikurangi menjadi dua tahun.

Jatuporn mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan sebelum putusan pengadilan: "Saya tidak punya niat untuk mengejek siapa pun. Saya berpakaian untuk diri saya sendiri pada hari itu, untuk versi diri saya dalam pakaian tradisi Thailand," lapor Associated Press (AP).

Thailand diketahui memiliki undang-undang yang sangat ketat, yang secara efektif melarang kritik terhadap raja dan bangsawan lainnya. Dikenal sebagai  lèse-majesté.

Infografis Perjalanan Timnas Indonesia vs Thailand di Piala AFF 2020
Infografis Perjalanan Timnas Indonesia vs Thailand di Piala AFF 2020 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya