Liputan6.com, New York City - Gubernur Negara Bagian New York Kathy Hochul mendesak penduduk di negara bagian tersebut, pada Minggu (25/12), untuk tidak berkendara di jalanan, mengingat jumlah korban tewas akibat badai dingin yang melanda Amerika Serikat sudah mencapai puluhan.
Dikutip dari laman Straits Times, dilaporkan bahwa ada kematian terkait cuaca ekstrem menjadi 31 orang.
"Kami telah menyelamatkan ratusan orang dari mobil mereka. Mobil pembersih salju harus dikerahkan – satu-satunya kendaraan yang dapat melewati badai salju yang membutakan, mengetuk jendela dan membawa orang-orang ke tempat aman sejak badai ini dimulai," katanya seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (27/12/2022).
Advertisement
"Namun masih ada beberapa orang yang terus dicari keberadaannya di tengah badai salju yang membutakan ini. Mobil yang tergelincir ke selokan. Anda tidak selalu langsung bisa menemukannya. Untuk itu kami melakukan segalanya dengan GPS dan mekanisme lain untuk mencoba menemukan semua orang dan mudah-mudahan memulangkan mereka dengan selamat," ungkap Hochul.
“Saya tidak bisa melebih-lebihkan lagi betapa berbahayanya kondisi saat ini. Kami mohon untuk tidak berkendara dulu ke jalanan. Ya, sehari lagi. Saya tahu ini Natal. Saya tahu betapa sulitnya saat ini.”
Cakupan badai itu hampir belum pernah terjadi sebelumnya, di mana badai melingkupi area yang membentang dari Great Lakes di dekat Kanada hingga ke Rio Grande di sepanjang perbatasan AS dengan Meksiko.
Sekitar 60 persen penduduk AS menerima peringatan cuaca musim dingin, di mana suhu udara anjlok drastis di bawah normal dari timur Pegunungan Rocky ke Appalachian, kata Badan Cuaca Nasional.
Perang dengan Alam
Hochul menyebut badai yang masih berkecamuk pada Hari Natal itu sebagai “perang dengan alam.”
Di Kota Buffalo, New York, angin topan dan salju menyebabkan kondisi listrik mati, melumpuhkan upaya tanggap darurat dan menyebabkan penutupan bandara kota setidaknya hingga Senin (26/12)
Advertisement
Terjebak dalam Salju
Dalam konferensi pers, Hochul mengatakan jumlah korban tewas di wilayah Buffalo, New York, mencapai tujuh orang. Salju di wilayah tersebut dilaporkan telah mencapai setinggi 1,2 meter pada Minggu (25/12).
"Ketakutan terbesar saya adalah jumlah (korban) akan meningkat. Kami mengantisipasi bahwa ada sejumlah individu yang kemungkinan tewas membeku di dalam rumah atau di dalam kendaraan yang masih belum ditemukan," kata Hochul.
Beberapa dari empat korban tewas di Buffalo pada Minggu ditemukan dalam kondisi terjebak di dalam kendaraan dan tumpukan salju, ungkap pihak berwenang.
Dukungan dari Pemerintah Pusat
Hochul mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah menjalin kontak dengan Gedung Putih dan mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden mendukung permintaan negara bagiannya untuk mendeklarasikan situasi darurat bencana.
"Kecepatan angin hampir mencapai 80 mil per jam. Itu belum pernah terjadi sebelumnya," kata Hochul, seraya menambahkan badai salju yang melanda New York saat ini merupakan yang terlama dalam sejarah.
Advertisement