Selain Nong Poy, Ini Deretan 9 Perempuan Transgender Cantik dan Populer di Thailand

Tidak hanya Nong Poy, berikut ini daftar 10 perempuan transgender cantik dan populer di Thailand.

oleh Alycia Catelyn diperbarui 06 Feb 2023, 20:40 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2023, 20:40 WIB
Nong Poy, transgender Thailand. (Instagram/@poydtreechada)
Nong Poy, transgender Thailand. (Instagram/@poydtreechada)

Liputan6.com, Bangkok - Nama Treechada Petcharat atau Nong Poy mulai diperbincangkan oleh warganet dan media, usai pengumuman pernikahannya dengan seorang anak konglomerat sekaligus pebisnis Thailand bernama Oak Pakhwa Hongyok.

Kabar bahagia dan mengejutkan tersebut diumumkan secara publik di media sosial resmi Nong Poy pada 2 Februari 2023 lalu.

Nong Poy adalah perempuan transgender pertama yang sering disebut oleh masyarakat Thailand dan juga idola waria muda di negara itu. Ia merupakan aktris dan bahkan pernah masuk dalam daftar Most Beautiful Faces TC Candler "wajah paling cantik" di dunia oleh majalah film Amerika Serikat (AS) TC Candler.

Tidak hanya Nong Poy, ternyata masih ada deretan perempuan transgender lainnya yang masuk daftar cantik dan populer di Thailand.

Berikut adalah 9 perempuan transgender lainnya, dilansir dari Coconuts Bangkok, Senin (6/2/2023):

1. Chalisa "Rose" Yuemchai

Chalisa "Rose" Yuemchai menjadi terkenal setelah mendapat peran kecil dalam film komedi Tiongkok "Lost in Thailand", yang menghasilkan keuntungan 107 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan 1.6 triliun rupiah.

Penonton dikejutkan ketika Rose menyampaikan sebuah pesan dalam bahasa Mandarin yang fasih. Setelah itu, ia pun mengembangkan basis penggemar China yang kuat.

2. Patta

Patta "Nadia" Wiruntanaki. (Coconuts Bangkok)
Patta "Nadia" Wiruntanaki. (Coconuts Bangkok)

Patta "Nadia" Wiruntanaki atau sering dipanggil Nadia, pernah dinobatkan sebagai Miss Mimosa Queen Thailand pada 2015. Setelah memenangkan kontes transgender lokal yang diadakan setiap tahun di Pattaya, sebuah kota yang terletak di pesisir Teluk Thailand, ia menjadi cukup terkenal.

Sejak saat itu, Nadia pun terus bekerja secara lepas atau freelancing di dunia entertainment sebagai model dan penari. 

3. Pemika "Pynk" Ditsayamethanont

Dengan sekitar 100.000 pengikut di Facebook, Pemika "Pynk" Ditsayamethanont mendapatkan ketenaran setelah menjadi juru bicara sebuah rumah sakit bedah di Korea Selatan. 

Pynk tidak malu dan mengakui secara berani bahwa memang ia melakukan operasi plastik pada wajahnya. Berkat operasi plastik oleh dokternya, Pynk sekarang terlihat seperti tokoh anime Jepang.

4. Monthana "Jeen" Chuthatus

Monthana "Jeen" Chuthatus menjadi berita utama di media lokal setelah muncul di wajib militer laki-laki di Provinsi Chachoengsao Thailand pada 2017.

Penampilannya bukan seperti yang banyak masyarakat Thailand harapkan untuk seorang calon tentara. Jeen kemudian menjadi terkenal dalam semalam setelah banyak orang, bahkan tentara yang direkrut sendiri, mengambil fotonya dan mengunggahnya secara online.

5. Woranun

Woranun “Frame” Nalaworasakul. (Coconuts Bangkok)
Woranun “Frame” Nalaworasakul. (Coconuts Bangkok)

Woranun "Frame" Nalaworasakul juga menghebohkan media sosial saat mengikuti wajib militer.

Penampilannya yang imut dan lugu membebaskan Frame dari dinas militer, tetapi ia mendapatkan banyak wawancara di TV Thailand.

Seorang transgender dengan latar belakang jurusan seni komunikasi, Frame yang berbakat menghasilkan serangkaian film pendek berjudul "Crazy Love" yang dibintangi oleh idola internet sebagai salah satu aktornya.

6. Rinrada "Yoshi" Thurapan

Rinrada "Yoshi" Thurapan dikenal dengan wajah 'bonekanya' di media sosial.

Tidak hanya sensasi di internet, Yoshi juga tampil dalam video musik Baitoey Rsiam, penyanyi country Thailand terkenal.

Yoshi juga mendapatkan beberapa peran film dan memiliki hampir satu juta pengikut di Instagram.

7. Nathachat "Hana" Chanchiew

Nathachat "Hana" Chanchiew benar-benar menjadi favorit penggemar ketika ia mengikuti audisi untuk acara kontes model "The Face Thailand Season 3".

Ia terlihat menonjol sehingga terpilih untuk tampil di acara itu. Kendati demikian ia tersingkir di tengah kompetisi yang membuat kecewa banyak penggemarnya.

Namun, itu tidak masalah. Hana telah mengembangkan profil yang kuat dan karier modeling yang sukses sebelum bergabung dengan acara tersebut.

8. Chananchida "Blossom" Rungpetcharat

Kontestan lainnya di "The Face Thailand Season 3", Chananchida "Blossom" Rungpetcharat juga tidak berhasil masuk ke salah satu dari tiga tempat teratas yang didambakan.

Namun, sebelum kompetisi itu, Blossom telah memukau para penggemar dan memenangkan hati sebagai runner-up pertama dalam kontes transgender paling bergengsi di Thailand, yakni Miss Tiffany's Universe 2013.

9. Jiratchaya "Mo" Sirimongkolnawin

Perempuan transgender terbaru yang membuat bangga Thailand adalah Jiratchaya "Mo" Sirimongkolnawin yang memenangkan Miss Tiffany's Universe 2016.

Mo kemudian memenangkan Miss International Queen, kontes kecantikan internasional untuk perempuan transgender di mana ia mewakili Thailand.

Sebelum menerima gelarnya, Mo menjadi terkenal karena penampilan singkatnya di acara menyanyi populer Thailand "I Can See Your Voice,", di mana ia mengejutkan penonton karena bernyanyi dengan suara maskulin.

Mengapa Banyak Perempuan Transgender di Thailand?

Ilustrasi bendera Thailand. (AP/Sakchai Lalit)
Ilustrasi bendera Thailand. (AP/Sakchai Lalit)

Perempuan transgender, atau sering disebut ladyboy, banyak dijumpai di Negeri Gajah Putih itu. 

Ladyboy cukup umum dan masyarakat setempat tidak masalah dengan eksistensi mereka.

Namun, mengapa bisa ada banyak ladyboy di Thailand?

Sementara beberapa penelitian dalam dua dekade terakhir telah mengeksplorasi faktor genetik, tidak ada analisis konklusif atau bahkan kredibel.

Maka dari itu, ada dua kemungkinan menurut studi, dilansir dari Rabbit Hole Magazine, Senin (6/2/2023).

Pertama, bahwa populasi perempuan transgender lebih besar karena mereka dapat mengidentifikasi dan mengekspresikan diri dengan lebih mudah dan bebas. Kedua, keberadaan populasi di Thailand lebih mapan atau nyata dibandingkan di tempat lain. Penyebabnya kemungkinan adalah budaya.

"Masyarakat Thailand didasarkan pada 'sistem tiga gender,' di mana orang transgender diakui bahkan di Siam kuno. Mereka tidak dianggap sesuatu yang tidak biasa sampai negara tersebut dipengaruhi oleh konsep Biner Gender Barat," jelas Dr. Witchayanee Ocha dari Rangsit University.

Gagasan tentang gender sebagai spektrum berlangsung selama berabad-abad dan telah menanamkan toleransi yang mengakar di Thailand.

Faktanya, bahasa Thailand menyediakan kata atau frasa untuk delapan belas jenis kelamin yang berbeda dengan banyak istilah baru bermunculan akhir-akhir ini.

Di Thailand, gender tidak hanya dilihat sebagai variasi dan nuansa, tetapi sebagai konsep cair yang dapat berubah dari waktu ke waktu untuk setiap individu.

Jadi dari mana datangnya sikap terbuka ini?

Rekaman paling awal tentang jenis kelamin ketiga dimulai sejak abad ke-14, dalam mitos penciptaan yang disebut Pathamamulamuli, di mana pembuat manusia pertama di dunia secara khusus menyatakan bahwa mereka akan menciptakan tiga jenis kelamin: laki-laki, perempuan, dan hermafrodit.

Pada saat itu, sistem kepercayaan Thailand merupakan integrasi dari Hinduisme Khmer, animisme Tai-Cina, dan Buddhisme Mon Theravada, budaya yang telah mengakui individu interseks.

Faktanya, rekaman hijrah India, bissu Indonesia, sida-sida Melayu, asog Filipina, dan seterusnya, menunjukkan penerimaan historis terhadap orang-orang non-biner di seluruh wilayah. Agama-agama non-monoteistik yang dominan di daerah itu memiliki pandangan siklus kehidupan, dan gagasan karma yang dihasilkan tampaknya menyiratkan bahwa menjadi interseks bukanlah penyimpangan, melainkan takdir.

Infografis Kasus Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kasus Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya