Liputan6.com, Hong Kong - Hong Kong membagikan 500.000 tiket pesawat dalam upaya untuk menarik wisatawan asing kembali ke wilayah tersebut.
Dilansir Euro News, Jumat (3/3/2023), tiket pesawat akan dibagikan secara bertahap mulai Maret dan berlanjut pada bulan-bulan berikutnya.Â
Direktur Eksekutif Badan Pariwisata Hong Kong Dane Cheng mengatakan bahwa tiket gratis ini awalnya untuk mendukung maskapai penerbangan selama pandemi.Â
Advertisement
Baca Juga
Kemudian pada 1 Februari, pemimpin Hong Kong John Lee meluncurkan kampanye "Hello Hong Kong" senilai US$2 miliar (Rp30 triliun), dengan pembagian tiket penerbangan dimulai pada 1 Maret 2023.
Skema pembagian tiket atau giveaway dimulai pada 1 Maret dan berlangsung selama sekitar enam bulan. Dalam prosesnya, tiket dibagikan secara bertahap.Â
Sebanyak 65 persen tiket gratis akan didistribusikan oleh maskapai Cathay Pacific, HK Express, Hong Kong Airlines, dan Greater Bay Airlines yang berbasis di Hong Kong, baik secara langsung atau lewat agen mereka. Sementara tiket yang tersisa akan diperuntukkan bagi warga lokal guna mempromosikan pariwisata dalam negeri.
Bentuk giveaway-nya bermacam-macam, mulai dari lucky draw, first come first serve, atau buy one get one free.
Tiket akan didistribusikan secara bertahap melalui website masing-masing maskapai dimulai dengan negara-negara Asia Tenggara mulai Maret, diikuti oleh China mulai April, dan Asia Timur Laut, Eropa, dan pasar lainnya mulai Mei.
Sektor pariwisata Hong Kong terdampak signifikan atas pandemi COVID-19. Dan salah satu upaya untuk menarik wisatawan adalah dengan membagikan tiket pesawat ini.
Â
Aturan COVID-19 Telah Dicabut
Pelancong kini juga tidak perlu ragu untuk mengunjungi Hong Kong karena aturan pembatasan COVID-19 paling ketat telah dicabut.Â
Hong Kong telah menghapus pembatasan perjalanan yang ketat dalam beberapa bulan terakhir, termasuk pengujian wajib dan isolasi pada saat kedatangan.Â
Terbaru, Hong Kong juga mengakhiri mandat pemakaian masker pada 1 Maret, yang telah berlaku selama lebih dari hampir tiga tahun. Ini merupakan salah satu yang terlama di negara mana pun.Â
Masker tidak akan lagi diwajibkan di transportasi umum, serta dalam ataupun luar ruangan, meskipun mungkin masih diperlukan di beberapa lingkungan berisiko tinggi seperti rumah sakit dan panti jompo. Ini adalah pembatasan COVID-19 terakhir yang tersisa di kota itu, yang sebelumnya diberlakukan dengan denda HK$5.000 (Rp9,7 juta).
Advertisement