Bali - Warga Ukraina banyak yang berada di Bali. Mereka mengaku tidak bisa pulang karena invasi Rusia yang terjadi.Â
Ternyata, turis Rusia juga 'menyerbu' Bali. Kehadiran mereka menuai sorotan dari pemerintah provinsi Bali karena dituding ada yang bekerja secara ilegal tanpa visa yang sesuai.
Baca Juga
Berdasarkan laporan ABC Indonesia, Senin 20 Maret 2023, Dinas Pariwisata Bali mencatat sebanyak 22.104 warga negara Rusia datang ke Bali menurut data di bulan Januari 2023, dan menjadikannya turis terbanyak kedua setelah Australia.
Advertisement
Selain Rusia, angka turis Ukraina juga bertambah, bulan Januari lalu saja mencapai 2.500 orang, seperti dilaporkan Channel News Asia mengutip data pemerintah. Ini artinya sudah ada lebih dari sepertiga total jumlah warga Ukraina yang datang ke Bali tahun lalu, yakni sekitar 7.000 orang.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjokorda Bagus Pemayun membenarkan bahwa sejak perang yang terjadi di Ukraina, jumlah warga Rusia dan Ukraina yang datang ke Bali meningkat.
Bagaikan Rumah KeduaÂ
Setelah Rusia menginvasi Ukraina setahun lalu, Bali menjadi salah satu tempat yang aman bagi sebagian warga Ukraina yang harus meninggalkan tempat tinggalnya.
"Saya menerbangkan ibu saya ke Bali ketika perang terjadi di sana, melalui perbatasan ke Polandia sebelum bisa sampai ke sini. Usianya 59 tahun dan sekarang ia aman bersama saya di sini," tutur Oleksandra Makharynets, warga Ukraina yang sudah tinggal lima tahun di Bali.
Oleksandra mengaku jika Bali selalu menjadi tempat tinggal impiannya dan kini terasa lebih lengkap karena ibunya tinggal bersamanya dengan aman.
Awalnya Ingin Rehat
Sementara Dmytro, warga Ukraina lainnya, tiba di Bali beberapa saat sebelum perang pecah di negaranya.
"Tadinya saya ke Bali hanya untuk rehat sejenak dari kesibukan dan rencananya pulang lagi ke Kyiv, tapi kemudian invasi terjadi dan saya tidak bisa pulang karena sekarang sudah tidak punya tempat untuk pulang."
Pria yang memiliki keahlian IT ini mengatakan sanak saudaranya sudah ada yang mengungsi ke beberapa negara di Eropa.
"Saya suka tinggal di Bali, mungkin kalau bisa, saya akan menetap di sini, entahlah ... saya pikir semua orang Ukraina saat ini tidak bisa berencana karena situasi di sana yang tidak menentu."
Dmytro mengaku bergantung pada uang tabungannya untuk bisa hidup di Bali.
Lain lagi dengan Masha Belcastro, ia tiba di Bali pada November 2022 setelah terjadi penembakan massal dan pemadaman listrik di Kyiv.
Bantuan finansial dari mantan suaminya dan pekerjaan daring dari sebuah perusahaan di Italia membuatnya bisa bertahan hidup di Bali.
"Saya suka sekali pulau ini, karena tanpa disangka-sangka, Bali mengingatkan saya pada rumah, kampung halaman saya, segala sesuatunya mudah, pelayanannya baik, saya mengalami musim panas sepanjang tahun, dan komunitas Ukraina di sini juga solid."
Advertisement
Mencoba Taat Hukum
Meski sudah merasa Bali sebagai rumah kedua mereka, tapi warga Ukraina yang berbicara kepada ABC Indonesia mengaku jika mereka tetaplah sebagai pendatang.Â
"Kami paham bahwa kami di sini adalah tamu dan kami harus hidup sesuai dengan hukum dan aturan negara yang telah dengan tangan terbuka menerima kami," jelas Masha.
Kesadaran ini pula yang membuat mereka lebih memilih mengabaikan keberadaan warga Rusia di Bali agar mereka tidak terprovokasi.
"Kami mencoba menghormati hukum semaksimal mungkin dan tidak terlibat konfrontasi ... saya pikir sulit untuk menemukan orang Ukraina di sini yang berkomunikasi dengan orang Rusia," tutur Masha.Â
Valeria menyadari turis Rusia di Bali semakin banyak, tapi ia juga memilih mengabaikan keberadaan mereka karena sulit untuk berhadapan dengan warga yang negaranya menyerang tanah airnya.
Sementara Dmytro merasa tidak terganggu dengan kehadiran turis Rusia yang meningkat di Bali.
Sebagai salah satu penggerak komunitas Ukraina di Bali, ia malah menggelar sejumlah kegiatan positif seperti malam budaya atau klub buku untuk saling menguatkan warga Ukraina di Bali.
Cinta Bali, Tapi Ingin Pulang
Valeria berencana tinggal di Bali setidaknya selama enam bulan sampai masa berlaku visa kunjungan bisnisnya habis.Â
Ia belum tahu apa rencana selanjutnya.
"Saya suka alam Bali, orang-orangnya, suasananya, tapi sayangnya tinggal di sini tidak murah."
"Indonesia juga tidak punya program khusus untuk warga Ukraina yang terdampak perang, jadi saya masih belum tahu apa rencana selanjutnya."
Sementara warga Ukrania lain seperti Oleksandra yang sudah menetap di Indonesia, berusaha membantu kondisi warga sebangsanya.
"Kami selalu memikirkan apa yang bisa kami lakukan untuk warga Ukrania di sini, sambil melakukan apa yang bisa kami lakukan untuk membantu negara kami."
Dmytro berkejaran dengan saldo tabungannya yang mulai menipis.
"Saya cinta Bali, tapi saya ingin pulang," katanya.
"Sayangnya, kami tidak tahu kapan atau apakah kami bisa pulang ... Rusia telah merenggut rumah kami," tutup Dmytro.
Advertisement