Angkatan Laut Sri Lanka Temukan 14 Jasad di Kapal China yang Terbalik di Samudera Hindia, Ada ABK WNI?

Angkatan Laut Sri Lanka mengatakan pada Rabu, 24 Mei 2023 bahwa mereka telah menemukan 14 jasad di dalam kapal penangkap ikan China yang terbalik minggu lalu bersama 39 awak termasuk ABK WNI.

oleh Alycia Catelyn diperbarui 24 Mei 2023, 19:10 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2023, 19:10 WIB
Foto selebaran yang diambil oleh Angkatan Laut Sri Lanka pada 23 Mei 2023 ini menunjukkan kapal penangkap ikan Tiongkok Lu Peng Yuan Yu 028 yang terbalik di Samudera Hindia. (AFP/Sri Lanka Navy)
Foto selebaran yang diambil oleh Angkatan Laut Sri Lanka pada 23 Mei 2023 ini menunjukkan kapal penangkap ikan Tiongkok Lu Peng Yuan Yu 028 yang terbalik di Samudera Hindia. (AFP/Sri Lanka Navy)

Liputan6.com, Bangladesh - Angkatan Laut Sri Lanka mengatakan pada Rabu, 24 Mei 2023 bahwa mereka telah menemukan 14 jasad di dalam kapal penangkap ikan China yang terbalik minggu lalu dengan 39 awak di dalamnya.

Penemuan itu terjadi sehari setelah penyelidikan awal oleh kementerian transportasi China menyimpulkan bahwa semua penumpang telah meninggal.

Lu Peng Yuan Yu 028 terbalik pada 16 Mei, dengan 17 orang Tiongkok, 17 orang Indonesia, dan lima orang Filipina di dalam wilayah pencarian dan penyelamatan Australia yang luas, 5.000 km sebelah barat Perth.

Angkatan Laut Sri Lanka mengatakan bahwa penyelamnya telah menemukan dua jasad dan melihat 12 jasad lainnya pada Selasa 23 Mei, merilis foto yang menunjukkan lambung merah kapal yang terbalik dan jasad yang ditarik keluar dari air.

"Karena pembusukan dan potensi bahaya kesehatan yang ditimbulkan dengan beroperasi di perairan yang terkontaminasi dengan alat pelindung terbatas, diputuskan bahwa mengambil jasad-jasad itu akan sangat berbahaya," kata angkatan laut dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (24/5/2023).

Dikatakan bahwa lokasi 12 jasad di dalam kapal telah dipetakan dan diserahkan kepada pihak berwenang China. Kendati demikian kebangsaan jasad yang ditemukan tidak segera diketahui. Jadi belum diketahui apakah ada ABK WNI yang jadi korban.

Tim penyelamat telah menjelajahi area seluas sekitar 64.000 km persegi, dan "tidak menemukan tanda-tanda korban selamat", menurut kementerian transportasi China.

Suar marabahaya kapal penangkap ikan pertama kali terdeteksi minggu lalu saat Topan Fabian membawa gelombang setinggi 7 meter dan angin sekuat 120 km per jam melalui area tersebut.

Cuaca buruk menahan upaya penyelamatan, dengan Joint Rescue Coordination Centre (JRCC) atau Pusat Koordinasi Penyelamatan Gabungan di Canberra memperingatkan kondisi bertahan hidup yang "menantang".

Kapal itu dimiliki oleh Penglai Jinglu Fishery Company (Perusahaan Perikanan Penglai Jinglu), salah satu perusahaan perikanan besar milik China. Kapal itu diizinkan untuk menangkap cumi-cumi terbang neon dan sauri Pasifik, menurut Komisi Perikanan Pasifik Utara.

Kapal itu meninggalkan Cape Town di Afrika Selatan pada 5 Mei menuju Busan di Korea Selatan, menurut situs pelacakan Lalu Lintas Laut, yang terakhir menemukan kapal itu pada 10 Mei di tenggara Reunion, sebuah pulau kecil Prancis di Samudera Hindia.

Penglai Jinglu Fishery juga menjalankan operasi penangkapan ikan cumi dan tuna di perairan internasional, termasuk Samudera Hindia dan laut di sekitar Amerika Latin.

Kapal China Lu Peng Yuan Yu 028 Terbalik di Samudera Hindia, 17 ABK WNI Ikut Jadi Korban

20151220-Ilustrasi Kapal Tenggelam-AFP
Ilustrasi kapal tenggelam. (AFP Photo)

Bicara soal kapal itu, Kementerian Luar Negeri RI mengabarkan soal tenggelamnya kapal dengan bendera Republik Rakyat China (RRC). Kapal disebut tenggelam di Samudera Hindia. 

Ada 17 warga negara Indonesia (WNI) yang dilaporkan berada di kapal tersebut sebagai awak kapal.

"Kemlu telah menerima informasi dari Kedubes RRT di Jakarta mengenai hilangnya kapal penangkap ikan berbendera China LU PENG YUAN YU 028 pada tanggal 16 Mei 2023. Kapal tersebut berawak total 39 orang terdiri dari 17 WN RRT, 17 WNI dan 5 WN Filipina," ujar Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha kepada wartawan, Rabu (17/5/2023). 

Judha berkata pihak Kemlu RI telah berkoordinasi dengan Basarnas. Pihak KBRI Beijing juga berkoordinasi dengan pihak Kemlu China.

"Kemlu telah berkoordinasi dengan Basarnas. Melalui penjejakan pancaran sinyal EPIRB (emergency positional indicator radio beacon), diketahui lokasi EPIRB LU PENG YUAN YU 028 berada di Samudera Hindia. Mengingat lokasi tersebut berada dalam koordinasi SAR Australia, Basarnas telah berkomunikasi dengan AMSA Australia," jelas Judha.

AMSA Australia udah melakukan operasi SAR di lokasi hilangnya kapal. Penarian dilakukan via udara dan laut.

Baca selebihnya di sini...

22 Orang Tewas dalam Insiden Kapal Wisata Terbalik di India

20151220-Ilustrasi Kapal Tenggelam-AFP Photo
Ilustrasi kapal tenggelam. (AFP Photo)

Omong-omong soal kapal, sedikitnya 22 orang tewas setelah sebuah kapal wisata penuh muatan terbalik di lepas pantai di Negara Bagian Kerala, India. Jumlah korban tewas diperkirakan dapat meningkat menyusul upaya penyelamatan yang terus dilakukan pada Senin, 8 Mei 2023, sementara kapal ditarik dari perairan berlumpur.

Inspektur polisi Distrik Malappuram Abdul Nazar mengatakan bahwa kelebihan kapasitas memicu kapal dua tingkat itu terbalik.

Kapal itu dilaporkan membawa sekitar 50 orang atau dua kali lipat dari kapasitasnya ketika terbalik pada Minggu, 7 Mei malam.

"Setidaknya empat orang yang dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis," kata Menteri Olahraga dan Perikanan Kerala V Abdurahiman, seperti dilansir BBC, Senin.

Korban kapal terbalik termasuk perempuan dan anak-anak yang sedang menikmati masa liburan sekolah.

Shameer, seorang penjaga pantai yang terlibat dalam operasi penyelamatan, mengatakan kepada saluran berita Mathrubhumi bahwa kapal itu benar-benar dalam kondisi terbalik ketika tim penyelamat tiba di lokasi.

Baca selebihnya di sini...

Infografis Hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala 402. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala 402. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya