Virus Nipah: Pertama Kali Muncul tahun 1999 dan Sebabkan 100 Orang di Asia Tewas

Virus Nipah (NiV) pertama kali ditemukan pada tahun 1999 setelah wabah penyakit pada babi dan manusia di Malaysia dan Singapura.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 18 Sep 2023, 13:03 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2023, 13:03 WIB
Wabah Virus Nipah Tewaskan 10 Orang di India
Petugas memakai masker sebagai antisipasi penularan virus Nipah saat membantu pasien di RS Government Medical College, Kozhikode, Kerala, India Selatan, Kamis (24/5). Tidak ada vaksinasi untuk virus yang memiliki tingkat kematian 70 persen ini. (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Virus Nipah (NiV) pertama kali ditemukan pada tahun 1999 setelah wabah penyakit pada babi dan manusia di Malaysia dan Singapura.

Wabah ini mengakibatkan hampir 300 kasus pada manusia dan lebih dari 100 kematian, serta menimbulkan dampak ekonomi yang besar karena lebih dari 1 juta ekor babi dibunuh untuk membantu mengendalikan wabah tersebut.

Meskipun tidak ada wabah NiV lainnya yang diketahui di Malaysia dan Singapura sejak tahun 1999, wabah ini telah tercatat hampir setiap tahun di beberapa wilayah Asia sejak saat itu—terutama di Bangladesh dan India.

Virus ini terbukti menyebar dari manusia ke manusia, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai potensi NiV menyebabkan pandemi global, dikutip dari laman CDC.gov, Senin (18/9/2023).

NiV adalah anggota keluarga Paramyxoviridae, genus Henipavirus. Ini adalah virus zoonosis, artinya virus ini awalnya menyebar antara hewan dan manusia.

Hewan inang reservoir NiV adalah kelelawar buah (genus Pteropus), yang juga dikenal dengan nama Flying Fox.

Mengingat bahwa NiV secara genetik terkait dengan virus Hendra, henipavirus lain yang diketahui dibawa oleh kelelawar, spesies kelelawar dengan cepat dipilih untuk diselidiki dan rubah terbang kemudian diidentifikasi sebagai reservoirnya.

Kelelawar buah yang terinfeksi dapat menyebarkan penyakit ini ke manusia atau hewan lain, seperti babi.

Orang dapat terinfeksi jika mereka melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi atau cairan tubuhnya (seperti air liur atau urin)—penyebaran awal dari hewan ke manusia ini dikenal sebagai peristiwa limpahan.

Begitu virus ini menyebar ke manusia, penyebaran NiV dari orang ke orang juga dapat terjadi.

Gejala infeksi NiV berkisar dari ringan hingga berat, dengan kematian terjadi pada 40%–70% dari mereka yang terinfeksi dalam wabah yang terdokumentasi antara tahun 1998 dan 2018.

Virus Nipah (NiV) dapat Menyebar ke Manusia dari Mana Saja?

Wabah Virus Nipah Tewaskan 10 Orang di India
Paramedis memakai pakaian pelindung saat menguburkan jenazah yang tewas akibat virus Nipah di Kozhikode, Kerala, India Selatan, Kamis (24/5). Menurut pejabat kesehatan India, lebih dari 10 orang tewas akibat wabah virus Nipah. (AP Photo/K.Shijith)
  • Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar atau babi, atau cairan tubuhnya (seperti darah, urin, atau air liur)
  • Mengonsumsi produk makanan yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh hewan yang terinfeksi (seperti getah palem atau buah yang terkontaminasi oleh kelelawar yang terinfeksi)
  • Kontak dekat dengan orang yang terinfeksi NiV atau cairan tubuhnya (termasuk tetesan hidung atau saluran pernapasan, urin, atau darah)

Berawal dari Babi yang Terinfeksi

Mengenal Virus Nipah yang Menyerang Anak 12 Tahun di India hingga Meninggal
Kematian virus Nipah pertama telah dilaporkan di negara bagian Kerala India setelah hampir 3 tahun. (unsplash/sharonmccutcheon).

Pada wabah NiV pertama yang diketahui, manusia mungkin tertular melalui kontak dekat dengan babi yang terinfeksi.

Strain NiV yang diidentifikasi dalam wabah tersebut tampaknya awalnya ditularkan dari kelelawar ke babi, kemudian menyebar ke populasi babi.

Kemudian orang-orang yang bekerja dekat dengan babi yang terinfeksi mulai jatuh sakit. Tidak ada penularan dari orang ke orang yang dilaporkan dalam wabah tersebut.

Namun, penyebaran NiV dari orang ke orang dilaporkan secara rutin di Bangladesh dan India. Hal ini paling sering terlihat pada keluarga dan perawat pasien yang terinfeksi NiV, dan di lingkungan layanan kesehatan.

Penularan juga terjadi dari paparan produk makanan yang telah terkontaminasi oleh hewan yang terinfeksi, termasuk konsumsi getah kurma mentah atau buah yang telah terkontaminasi air liur atau urin kelelawar yang terinfeksi.

Beberapa kasus infeksi NiV juga dilaporkan terjadi pada orang yang memanjat pohon tempat kelelawar sering bertengger.

Infografis Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona
Infografis Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya