Liputan6.com, Bukit Timah Atas - Bom seberat 100 kg dari era Perang Dunia II atau PD II yang ditemukan di Bukit Timah Atas telah berhasil dijinakkan pada Selasa sore (26 September).
Media lokal melaporkan bahwa lebih dari 4.000 penduduk di sekitar lokasi dievakuasi pada Selasa pagi sebagai tindakan pencegahan saat peledakkan bom dari era PD II tersebut.
Baca Juga
Berikut ini sembilan fakta soal bom 100 kg dari era PD II yang sudah sukses diledakkan secara terkendali, mengutip sejumlah sumber, Rabu (27/9/2023)
Advertisement
- Kepolisian Singapura mengatakan dalam postingan Facebook bahwa tim Explosive Ordnance Disposal (EOD) Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) telah berhasil menangani bom udara tersebut, dan menyelesaikan pembuangannya pada pukul 13.45 siang.
- The Straits Times melaporkan bahwa bom tersebut diyakini sebagai salah satu amunisi masa perang terbesar yang pernah ditemukan di Singapura, dan diledakkan dengan dua ledakan terkendali.
- Polisi mengatakan sekitar pukul 14.00 bahwa lembaga pemerintah seperti Otoritas Bangunan dan Konstruksi, Dewan Utilitas Umum, Grup SP dan Dewan Perumahan melakukan penilaian di daerah tersebut.
- Dalam postingan Facebook pada pukul 17.09, polisi secara resmi mengkonfirmasi bahwa lembaga pemerintah telah menyelesaikan penilaian mereka terhadap lokasi konstruksi, sistem drainase terdekat, jaringan pipa dan bangunan yang dievakuasi. "Mereka menilai bangunan dan jalan yang terkena dampak secara struktural aman. Warga telah diberitahu bahwa kondisi aman untuk kembali ke rumah mereka," kata polisi dalam pernyataannya.
- Dalam postingan Facebook di hari yang sama, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan yang juga Anggota Parlemen Holland-Bukit Timah GRC menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas keberhasilan pembuangan bom peninggalan Perang Dunia II tersebut. Ia memuji berbagai kelompok atas peran mereka dalam menangani situasi ini.
- Bom peninggalan perang tersebut pertama kali ditemukan minggu lalu di lokasi pembangunan kondominium Myst.
- Tim EOD SAF memutuskan bahwa tidak aman untuk memindahkan bom perang tersebut. Oleh karena itu, keputusan dibuat untuk membuangnya di lokasi.
- Untuk menjamin keselamatan publik, zona aman sepanjang 200 meter sempat didirikan di sekitar bom, dan jalan-jalan di sekitarnya ditutup pada hari Selasa mulai pukul 11 pagi.
- Bom dari era PD II itu jenis aerial bomb (bom udara).
Imbauan untuk Warga Sekitar
Dalam sebuah surat yang dilihat oleh CNA, warga diminta mengevakuasi diri, meninggalkan rumah mereka sebelum jam 08.00 pagi pada hari Selasa dan menempelkan green strip di pintu depan mereka ketika mereka pergi. Green strip ini disediakan polisi agar pihak berwenang untuk memperhitungkan penghuni dalam suatu bangunan.
Warga juga diimbau untuk membiarkan jendela terbuka dan mengamankan barang-barang yang mudah lepas di rumah mereka. "Ini adalah tindakan pencegahan, karena tidak mungkin ada jendela yang pecah karena perbedaan tekanan udara," kata polisi Singapura dalam surat tersebut.
Advertisement
Area Penampungan hingga Penutupan Jalan Sementara
Sebuah area penampungan akan didirikan di klub komunitas Senja-Mete untuk warga yang terkena dampak.
Sementara itu Greenridge Secondary School (Sekolah Menengah Greenridge) akan beralih ke pembelajaran berbasis rumah pada Selasa 26 September esok.
Untuk memudahkan operasi penjinakan bom, Jalan Layang Bukit Panjang (antara Jalan Woodlands dan Jalan Petir) dan Jalan Bukit Timah Atas (antara Jalan Petir dan Jalan Mete) akan ditutup untuk lalu lintas mulai pukul 11.00 hingga 19.00 pada hari Selasa.
Petugas Polisi Lalu Lintas akan dikerahkan untuk membantu mengarahkan pengendara.
Warga Sempat Khawatir
Salah satu warga yang dihubungi CNA mengatakan dia prihatin dengan struktur bangunan. "Getaran pada pondasi dapat menimbulkan kerugian harta benda," ujarnya.
Warga lain mengatakan dia akan melakukan yang terbaik untuk melindungi propertinya seperti menyingkirkan barang-barang yang mudah pecah.
"Tidak perlu ada kekhawatiran. Namun penting untuk mematuhi sepenuhnya instruksi rinci yang akan diberikan oleh polisi," kata Anggota Parlemen untuk wilayah tersebut Dr Vivian Balakrishnan, yang juga Menteri Luar Negeri.
"Polisi akan terus memberi tahu kami tentang perkembangan operasi dan kapan warga bisa kembali ke rumah,” tambah Dr Vivian Balakrishnan dalam postingan Facebook.
Advertisement