Isu Hak Aborsi Jadi Kampanye Utama Menjelang Pilpres Amerika Serikat 2024

Isu aborsi kini menjadi kampanye penting di setiap negara bagian, dan diperkirakan akan mendominasi tema kampanye Pemilu di Amerika tahun depan.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Okt 2023, 14:06 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2023, 14:06 WIB
Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)
Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)

Liputan6.com, Jakarta - Mahkamah Agung Amerika Serikat telah membatalkan keputusan Roe v Wade tahun 1973 yang melindungi hak aborsi pada Juni 2022. Isu aborsi kini menjadi kampanye penting di setiap negara bagian, dan diperkirakan akan mendominasi tema kampanye Pemilu di Amerika tahun depan.

Negara bagian Ohio sedang melakukan pemungutan suara untuk pemilihan tingkat kota dan county (distrik setingkat kabupaten) saat ini. Diperkirakan jumlah pemilih yang datang ke bilik suara, akan lebih banyak dari biasanya, seiring dimulainya pemungutan suara bukan tingkat federal yang mendapat perhatian besar di Ohio. Salah satu pendorongnya adalah karena akses terhadap aborsi ikut masuk dalam kertas suara, dengan apa yang disebut sebagai Issue 1.

Issue 1 adalah usulan amandemen konstitusi yang akan memberi setiap orang “hak untuk membuat dan melaksanakan keputusan reproduksinya sendiri.”

Ditemui di luar Dewan Pemilihan Umum Franklin County, Linda Debard, seorang warga Columbus, Ohio menyampaikan pandangannya. “Saya rasa ini bukan urusan siapa pun, melainkan keluargalah yang menentukan pilihan reproduksi mereka sendiri,” kata dia.

Debard dan para pendukung Issue 1 lainnya berpendapat, bahwa keputusan terkait aborsi harus berada di tangan perempuan dan keluarganya, dokter, dan pemuka agama, dan tidak diatur oleh pemerintah, dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (20/10/2023).

Sementara para penentang usulan tersebut mengatakan bahwa penerapan amandemen tersebut secara luas, akan mengancam syarat izin orang tua di Ohio bagi anak di bawah umur yang ingin melakukan aborsi dan jenis perawatan medis lainnya.

Gubernur Ohio, Mike DeWine, adalah salah satu yang menentang perubahan aturan di negara bagian itu. “Saya memilih tidak, untuk isu yang pertama. Anda tahu, tidak peduli apakah Anda pro kehidupan ataupun pro-pilihan, amandemen itu berjalan terlalu jauh, sangat terlalu jauh.”

DeWine juga menambahkan, “ Saya kira orang bisa berbeda pendapat mengenai aborsi. Orang melakukannya. Ini adalah isu yang sangat kontroversial, tetapi saya juga percaya bahwa selalu ada jalan tengah yang bisa kita temukan, tetapi ini bukan jalan tengah.”

Amandemen ini muncul menyusul serangkaian kemenangan para pendukung hak aborsi di seluruh Amerika Serikat, baik di negara bagian dengan mayoritas pemilih Demokrat maupun Republik.

 

Isu Utama Pemilu

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

Aborsi telah menjadi salah satu isu utama dalam Pemilu di Amerika Serikat. Reuters melaporkan Partai Demokrat berencana menjadikan aborsi sebagai inti kampanye mereka pada tahun 2024, dengan jajak pendapat menunjukkan sebagian besar orang Amerika tidak menyukai pembatasan ketat terhadap hak-hak reproduksi.

Isu ini menjadi motivasi yang lebih bagi mereka yang mendukung hak-hak aborsi dibandingkan mereka yang menentangnya, dan Partai Demokrat berharap ancaman terhadap hak-hak tersebut akan mendorong jutaan perempuan dan pemilih independen untuk memilih partai itu tahun depan.

Di sisi lain, isu ini telah memecah belah Partai Republik, dengan beberapa pemimpin khawatir partai tersebut telah bertindak terlalu jauh dengan pembatasan di tingkat negara bagian sejak Mahkamah Agung AS membatalkan keputusan penting Roe v. Wade tahun 1973, tahun lalu, sehingga mengakhiri perlindungan konstitusional terhadap aborsi.

Kandidat presiden dari Partai Republik terpecah antara mereka yang mengatakan undang-undang aborsi harus diserahkan kepada negara bagian dan mereka yang mendukung larangan nasional.

 

Aborsi Lintas Negara Bagian

Bendera Amerika Serikat (AS) berkibar tertiup angin di Kedutaan Besar AS di Moskow, Rusia, pada 16 April 2021. (Xinhua/Evgeny Sinitsyn)
Bendera Amerika Serikat (AS) berkibar tertiup angin di Kedutaan Besar AS di Moskow, Rusia, pada 16 April 2021. (Xinhua/Evgeny Sinitsyn)

Sementara AFP mencatat, setahun setelah Mahkamah Agung AS menghapuskan akses nasional terhadap layanan aborsi, banyak perempuan Amerika yang menghadapi kenyataan baru. Mereka harus mengatur perjalanan yang mahal, untuk mengakhiri kehamilan, di negara-negara bagian di mana prosedur tersebut masih diperbolehkan.

Di Amerika Serikat, ada negara bagian yang masih mengijinkan aborsi, dan ada yang sama sekali melarangnya.

Statistik aborsi nasional yang komprehensif sulit diperoleh di Amerika Serikat, karena datanya terbagi antara fasilitas medis dan organisasi yang menyediakan pil aborsi melalui pos.

Namun sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan peningkatan tajam jumlah aborsi di negara bagian yang bertetangga dengan negara bagian lain, yang telah melarang prosedur aborsi.

Studi tersebut, yang diterbitkan oleh Guttmacher Institute, sebuah kelompok penelitian dan advokasi kesehatan reproduksi. Laporan ini menunjukkan, bahwa sejumlah besar penduduk negara bagian yang melarang aborsi melakukan perjalanan ke negara bagian tetangga untuk mendapatkan layanan aborsi.

Pada Juni 2022, Mahkamah Agung yang didominasi kelompok konservatif membatalkan keputusan Roe v. Wade tahun 1973, yang telah menetapkan hak konstitusional perempuan melakukan aborsi. Negara bagian-negara bagian yang berhaluan konservatif menyambut langkah ini dan mulai melarang atau membatasi secara ketat prosedur tersebut, sementara negara-negara liberal bergerak untuk melindunginya.

Temuan dalam penelitian Guttmacher sangat mengejutkan. New Mexico mencatat peningkatan aborsi sebesar 220 persen pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2020. Negara bagian barat daya ini berbatasan dengan Texas dan Oklahoma, yang telah memberlakukan larangan aborsi.

Negara bagian Illinois, yang tetangganya Indiana dan Missouri melarang prosedur aborsi, mengalami peningkatan aborsi sebesar 69 persen, sementara di Colorado, yang dikelilingi oleh wilayah konservatif Wyoming, Utah, Kansas dan Nebraska, angkanya melonjak sebesar 89 persen.

Federasi Aborsi Nasional telah mendokumentasikan tren yang sama. “Pada tahun lalu, kami melihat lebih banyak orang bepergian untuk mengakses layanan kesehatan,” kata Veronica Jones, chief operating officer kelompok tersebut, pada bulan Juni.

Federasi tersebut mengatakan bahwa dari Juli 2022 hingga Mei 2023 mereka membantu membiayai hampir 1.000 perjalanan pesawat, kereta api, dan bus bagi mereka yang mencari layanan aborsi, peningkatan sebesar 235 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Ketika perjalanan tidak memungkinkan, beberapa wanita beralih ke pil aborsi.Permintaan pil aborsi dari luar Amerika oleh masyarakat Amerika telah melonjak sejak keputusan Roe dihapus MA, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah JAMA pada akhir tahun 2022.

Penggunaan Pil Aborsi

Ilustrasi overdosis pil (pixabay)
Ilustrasi overdosis pil (pixabay)

Pil aborsi juga melintasi batas negara bagian, di dalam negeri. Beberapa negara bagian liberal, termasuk New York dan Massachusetts, telah mengadopsi apa yang disebut sebagai undang-undang perlindungan yang dimaksudkan untuk melindungi para profesional kesehatan yang mengeluarkan pil tersebut agar tidak dituntut dan diekstradisi ke negara bagian-negara bagian di mana aborsi dilarang.

New York mengadopsi undang-undang perlindungannya pada bulan Juni tahun ini. Pada bulan berikutnya, Aid Access, sebuah inisiatif hak-hak reproduksi, mengatakan pihaknya mengirimkan pil aborsi kepada 3.500 pasien yang tinggal di negara bagian yang melarang aborsi. Sejak itu, jumlahnya meningkat dua kali lipat dan terus meningkat, menurut Linda Prine, seorang dokter di New York yang terlibat dalam inisiatif ini.

Isaac Maddow-Zimet, ilmuwan data di Guttmacher Institute, mengatakan bahwa sejumlah faktor mendasar mungkin berperan, mengingat jumlah aborsi telah meningkat di banyak negara bagian sejak tahun 2019.

Salah satunya adalah Texas, dengan populasi 30 juta orang, mulai menerapkan pembatasan aborsi bahkan sebelum Roe digulingkan. Penjelasan lain yang mungkin melatarbelakangi peningkatan jumlah aborsi adalah bahwa prosedur aborsi menjadi lebih mudah diakses di wilayah pedesaan.

“Namun, skala peningkatannya sedemikian rupa sehingga kami cukup yakin bahwa hal tersebut didorong oleh peningkatan perjalanan dari negara bagian-negara bagian yang melarang atau membatasi aborsi,” kata Maddow-Zimet kepada AFP.

Infografis Hasil Pilpres AS 2020 dan Gugatan Donald Trump. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Hasil Pilpres AS 2020 dan Gugatan Donald Trump. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya