Pria di Kanada Bunuh Satu Keluarga Muslim, Tujuannya Bikin Takut Umat Islam

Terdakwa menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 16 Nov 2023, 20:10 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2023, 20:10 WIB
Ilustrasi Garis Polisi (AFP)
Ilustrasi Garis Polisi (AFP)

Liputan6.com, Ottawa - Seorang pria asal Kanada diduga membunuh sebuah keluarga muslim di Ontario dengan tujuan untuk menakut-nakuti seluruh umat Islam.

Dilansir BBC, Kamis (16/11/2023), jaksa mengatakan bahwa pelaku bernama Nathaniel Veltman (22) berencana untuk mengirimkan "pesan brutal".

Veltman menghadapi empat dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan satu dakwaan percobaan pembunuhan. Selain itu, ia juga menghadapi dakwaan terorisme, dan jaksa berpendapat bahwa dia menargetkan keluarga tersebut karena keyakinan mereka.Terdakwa menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.

Baik pembela maupun jaksa sepakat bahwa Veltman menyetir mobil pada tanggal 6 Juni 2021 dan para korban yakni keluarga Afzaal sedang berjalan-jalan sore.

Seluruh anggota keluarga beragama Islam, Salman Afzaal (46) dan istrinya, Madiha Salman (44) putri mereka, Yumna Afzaal (15) dan ibu Afzaal, Talat Afzaal (74) tewas dalam serangan itu. Seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun terluka parah, namun selamat dari insiden tersebut.

Veltman mengaku tidak bersalah atas dakwaan tersebut, dengan alasan bahwa dia menderita penyakit mental.

Kasus ini menandai pertama kalinya juri di Kanada mendengarkan argumen hukum mengenai terorisme terkait supremasi kulit putih.

Panel tidak hanya harus memutuskan apakah Veltman bersalah atas pembunuhan, namun apakah tindakannya dapat dikategorikan sebagai terorisme.

Jaksa juga berupaya membuktikan bahwa pembunuhan tersebut disengaja dan dilakukan untuk tujuan politik, agama atau ideologi untuk mengintimidasi masyarakat atau kelompok tertentu.

Selain itu, jaksa juga berusaha membuktikan bahwa aksi Veltman dimotivasi oleh ideologi nasionalis kulit putih untuk menyerang keluarga Afzaal.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Menjadi Radikal Jelang Kejadian

Kaca Film
Ilustrasi kaca mobil berembun. (V-Kool)

Seorang pengacara, Fraser Ball, mengatakan kepada juri bahwa terdakwa menjadi "sangat radikal" menjelang serangan tersebut, dan telah melihat konten "sangat rasis" di web gelap.

Ball menambahkan bahwa Veltman meninggalkan sebuah dokumen yang menguraikan kebenciannya terhadap umat Islam.

Dokumen itu ditemukan oleh polisi di komputernya tak lama setelah penangkapannya, kata pengadilan.

Dalam argumennya, Ball mengatakan bahwa terdakwa telah mempertimbangkan untuk membeli pelindung tubuh sejak April 2021, dan tepat sebelum meninggalkan apartemennya pada hari penyerangan, dia telah membaca kembali materi yang ditulis oleh seorang penembak massal.

Ball berpendapat bahwa Veltman memiliki "tujuan yang lebih besar" hari itu daripada sekadar melakukan pembunuhan.

"Afzaal hanyalah medium. Pesan brutal tersebut ditujukan kepada khalayak yang lebih luas," katanya.


Terpengaruh Narkoba

Ilustrasi narkoba
Ilustrasi narkoba. (Sumber Pixabay)

Tiga belas orang juri mendengarkan argumen penutup dari pengacara Veltman, yang mengatakan bahwa terdakwa berada dalam "keadaan seperti mimpi" pada hari penyerangan karena mengonsumsi jamur ajaib dalam jumlah banyak.

Mereka juga berpendapat bahwa Veltman menderita kondisi mental termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan kepribadian, yang semuanya diperburuk oleh penggunaan narkoba.

Christopher Hicks, pengacara Veltman, menggambarkan kondisi mental kliennya saat itu seperti "kereta yang melaju menuju ledakan".

Dia berargumen bahwa kliennya bersalah atas pembunuhan berencana, bukan pembunuhan tingkat pertama.


Respons PM Justin Trudeau

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (AFP Photo)
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (AFP Photo)

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyampaikan bela sungkawa serta dukungan bagi komunitas Muslim di negaranya. Ia menyebut tindakan itu sebagai tindakan kebencian.

"Saya merasa ngeri dengan berita dari London, Ontario. Kepada orang-orang tercinta yang diteror oleh tindakan kebencian kemarin, kami semua berada di sini untukmu," ujar Trudeau, seperti dikutip dari kanal Global Liputan6.com.

PM Trudeau juga menegaskan tidak ada tempat bagi Islamofobia di masyarakat Kanada.

"Kepada komunitas Muslim di London dan kepada umat Muslim di seantero negara, ketahuilah bahwa kami berdiri bersamamu. Islamofobia tidak memiliki tempat di masyarakat-masyarakat kita. Kebencian ini berbahaya dan tercela, dan ini harus berhenti," ujarnya.

Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya