AS Kerahkan Kapal Selam Nuklir ke Teluk Guantanamo Saat Rusia Latihan Militer di Karibia

Latihan militer Rusia dipandang sebagai unjuk kekuatan di tengah ketegangan mengenai bantuan Barat ke Ukraina.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Jun 2024, 10:02 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2024, 09:58 WIB
Penampakan kapal selam bertenaga nuklir Rusia, Kazan, di pelabuhan Havana, Kuba, Rabu (12/6/2024).
Penampakan kapal selam bertenaga nuklir Rusia, Kazan, di pelabuhan Havana, Kuba, Rabu (12/6/2024). (Dok. AP Photo/Ariel Ley)

Liputan6.com, Havana - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengirim kapal selam bertenaga nuklirnya ke Teluk Guantanamo, Kuba, saat armada kapal perang Rusia melakukan latihan militer di Karibia.

"USS Helena, kapal selam serangan cepat bertenaga nuklir, tiba di perairan dekat pangkalan AS pada hari Kamis (13/6/2024)," kata Komando Selatan AS (Southcom) via platform sosial X.

"Perhentian tersebut adalah bagian dari kunjungan pelabuhan rutin saat kapal selam transit melalui wilayah Southcom."

Komando Selatan AS menyebutkan pula bahwa lokasi dan transit kapal telah direncanakan sebelumnya.

Melansir The Hill, Jumat (14/6), kapal selam bertenaga nuklir Rusia Kazan, kapal fregat Rusia Gorshkov, kapal tanker minyak Pashin, dan kapal tunda penyelamat Nikolay Chiker tengah menggelar latihan udara dan laut di Karibia. Mengutip Kementerian Pertahanan Rusia, laporan Reuters menyebutkan bahwa kapal-kapal Rusia tersebut tiba di pelabuhan Havana pada Rabu (12/6) dan akan singgah hingga 17 Juni.

Pejabat AS telah mengatakan latihan itu tidak dianggap sebagai ancaman, namun Angkatan Laut AS mengirimkan beberapa kapalnya untuk membayangi kapal-kapal Rusia.

"Kami telah melacak rencana Rusia dalam hal ini. Ini bukan suatu kejutan," kata Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh pada hari Rabu ketika ditanya tentang latihan perang Rusia.

Dia menambahkan, "Militer AS selalu, terus-menerus memantau setiap kapal asing yang beroperasi di dekat perairan teritorial AS dan meskipun Pentagon menganggap serius latihan ini, namun mereka tidak menimbulkan ancaman bagi AS."

Latihan Rusia dilakukan kurang dari dua minggu setelah Presiden Joe Biden memberikan izin kepada Ukraina menggunakan senjata yang disediakan AS untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia di dekat perbatasan, sebuah langkah yang dimaksudkan untuk melindungi Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengonfirmasi tidak ada bukti Rusia mengirimkan rudal apa pun ke Kuba, namun AS akan tetap waspada.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rusia: Barat Budek

Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin (Dok. AFP)

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menggarisbawahi bahwa latihan militer adalah praktik yang umum.

"Ini adalah praktik normal yang dilakukan semua negara, termasuk kekuatan maritim besar seperti Rusia," kata Peskov seperti dikutip dari Reuters. "Jadi, kami tidak melihat alasan untuk khawatir dalam kasus ini."

Kementerian Luar Negeri Kuba sebelumnya telah menegaskan bahwa kapal-kapal Rusia tidak membawa senjata nuklir.

Ketika ditanya sinyal apa yang dikirimkan Moskow melalui latihan militer ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan negara-negara Barat tidak pernah menyimak ketika Rusia mengirimkan sinyal melalui saluran diplomatik.

"Saat melakukan latihan atau pelayaran, kita langsung mendengar pertanyaan dan keinginan untuk mengetahui apa pesan yang ingin disampaikan," kata Zakharova. "Mengapa hanya sinyal yang berhubungan dengan tentara dan angkatan laut kita yang sampai ke Barat?"

"Mengapa Barat tetap budek dan kemudian melakukan kampanye paling kuat untuk mencegah sinyal Rusia memasuki ranah informasinya?"


Objek Wisata

Warga Kuba menyaksikan fregat Angkatan Laut Rusia Laksamana Gorshkov tiba di pelabuhan Havana, Rabu (12/6/2024).
Warga Kuba menyaksikan fregat Angkatan Laut Rusia Laksamana Gorshkov tiba di pelabuhan Havana, Rabu (12/6/2024). (Dok. AP Photo/Ariel Ley)

Kapal perang Rusia berlabuh di terminal kapal pesiar Havana pada hari Kamis, hanya 170 km dari Key West, Florida.

Sejumlah warga Kuba dan turis melihat kapal-kapal Rusia dari kejauhan, sementara puluhan lainnya mengantre di bawah terik matahari Karibia untuk mendapatkan kesempatan naik kapal fregat.

"AS tidak perlu khawatir," kata Ariel Vera, seorang seorang pegawai negeri Kuba berusia 55 tahun yang termasuk di antara orang-orang pertama yang masuk dalam antrean. "Kuba adalah negara yang damai dan teman-teman Rusia kami hanya melakukan kunjungan persahabatan."

Sebuah kapal patroli Angkatan Laut Kanada, Margaret Brooke, diperkirakan juga akan tiba di Havana pada hari Jumat dan akan berlabuh tidak jauh dari armada Rusia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya