Shanghai Catat Rekor, Alami Akhir Tahun Paling Dingin dalam 40 Tahun Terakhir

Shanghai bersiap mencatat rekor periode paling dingin pada bulan Desember dalam 40 tahun terakhir.

oleh Tim Global diperbarui 22 Des 2023, 10:02 WIB
Diterbitkan 22 Des 2023, 10:02 WIB
Suhu dingin yang memecahkan rekor melanda China Bagian Utara
Suhu dingin yang brutal ini terjadi setelah musim panas yang mencapai rekor panas dan banjir dahsyat di bagian utara negara tersebut. (STR / AFP)

Liputan6.com, Shanghai - Shanghai bersiap mencatat rekor periode paling dingin pada bulan Desember dalam 40 tahun terakhir. Peringatan akan suhu rendah dan kondisi angin tersebut dikeluarkan pada Kamis (21/12), di saat ibu kota keuangan China itu memasuki hari-hari yang dingin.

Suhu terendah di kota itu pada Kamis akan mencapai minus 4 hingga minus 6 derajat Celcius di pinggiran kota Shanghai. Suhu akan tetap berada di bawah nol sepanjang hari di seluruh kota, kata Biro Meteorologi Shanghai dalam postingan di akun media sosial Weibo.

Wang Kaiyun, 59, seorang petugas kebersihan di pusat Shanghai yang pulang-pergi dari pinggiran kota dengan skuter Listrik, mengatakan suhu udara pada Kamis mencapai minus 5 derajat Celsius ketika ia menempuh perjalanan satu jam.

“Meskipun memakai sarung tangan, tangan saya langsung serasa beku dan sekarang masih terasa sakit,” kata Wang, dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (21/12/2023).

Meskipun suhu di kota itu masih jauh lebih hangat dibandingkan dengan suhu di wilayah China utara, di mana banyak provinsi mencatat suhu terendah dalam beberapa minggu ini, cuaca dingin di Shanghai merupakan hal yang tidak biasa.

Biro cuaca kota memperkirakan suhu akan tetap di bawah nol dalam lima hari berturut-turut hingga 25 Desember. Suhu sedingin ini pada bulan Desember belum pernah terjadi dalam 40 tahun.

Ukraina Akui Perang Melawan Rusia Saat Musim Dingin Akan Sulit

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam kunjungan ke garis depan wilayah Odesa dan Mykolaiv.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam kunjungan ke garis depan wilayah Odesa dan Mykolaiv.  Dok: Situs resmi Presiden Ukraina.

Sementara itu terkait musim dingin di belahan Bumi yang lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Kamis (30/11/2023) mengatakan perang dengan Rusia memasuki tahap baru, dan musim dingin diperkirakan akan mempersulit pertempuran setelah serangan balasan pada musim panas yang gagal membuahkan hasil yang diinginkan karena kekurangan senjata dan pasukan darat. Meski mengalami kemunduran, ia mengatakan Ukraina tidak akan menyerah.

"Kami memasuki tahap baru perang dan itu adalah fakta," ungkap Zelenskyy dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Associated Press di Kharkiv, Ukraina Timur Laut, setelah melakukan tur untuk meningkatkan moral di wilayah tersebut seperti dilansir VOA Indonesia, Sabtu (2/12).

"Musim dingin secara keseluruhan adalah fase baru perang," ujarnya seraya menambahkan, "Apakah saya puas? Dengar, kami tidak akan mundur."

Zelenskyy juga mengatakan ia khawatir perang Hamas Vs Israel di Gaza berpotensi membayangi konflik di Ukraina, dengan agenda politik yang saling bersaing dan sumber daya yang terbatas, yang akan mengurangi bantuan militer. Hal ini ditengarai akan sangat menghalangi kemampuan negaranya untuk menghadapi konfrontasi dengan Rusia.

Kekhawatirannya diperkuat oleh kekacauan politik yang pasti muncul pada tahun pemilihan umum di Amerika Serikat (AS) dan implikasinya terhadap kelanjutan bantuan ke negaranya.

Tantangan Perang Musim Dingin

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. (Foto: Dok. Instagram terverifikasi @zelenskiy_official)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. (Foto: Dok. Instagram terverifikasi @zelenskiy_official)

Serangan balasan yang sangat dinanti-nantikan, yang didukung oleh puluhan miliar dolar bantuan militer Barat – termasuk persenjataan berat – tidak menghasilkan terobosan yang diharapkan. Kini, beberapa pejabat Ukraina mempertanyakan apakah bantuan di masa depan akan sebesar itu. Sementara itu, persediaan amunisi semakin menipis, sehingga mengancam kebuntuan.

Dengan musim dingin yang akan menyelimuti Ukraina yang sedang dilanda perang, para pemimpin militer kembali harus menghadapi tantangan-tantangan baru yang tidak asing lagi seiring dengan konflik yang memanas di penghujung tahun kedua ini. Berbagai tantangan tersebut adalah suhu yang membeku dan ladang tandus yang membuat para tentara terekspos; serta ancaman baru serangan udara Rusia yang meluas di kota-kota dan menargetkan infrastruktur energi dan warga sipil.

Pada tanggal 25 November lalu, Rusia meluncurkan serangan pesawat tak berawak yang paling luas dalam invasi ke Ukraina. Sebagian besar dari 75 pesawat tak berawak Shahed buatan Iran yang diluncurkan oleh Rusia itu menargetkan Kyiv. Ini merupakan sebuah preseden yang mengkhawatirkan untuk beberapa bulan ke depan.

"Itulah mengapa perang musim dingin itu sulit," ujar Zelenskyy.

Dia memberikan penilaian yang jujur tentang serangan balasan musim panas lalu.

"Kami menginginkan hasil yang lebih cepat. Dari perspektif itu, sayangnya, kami tidak mencapai hasil yang diinginkan. Dan ini adalah fakta," tutur dia.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya