Liputan6.com, Paris - Ratusan ribu petani bergerak memblokir jalan raya utama menuju Paris, Prancis, pada Senin (29/1/2024). Mereka melabeli aksinya "pengepungan Paris".
Petani berpendapat mereka terdampak oleh menurunnya pendapatan, peraturan lingkungan hidup, meningkatnya birokrasi, dan persaingan dengan produk impor.
Baca Juga
Sementara itu, pihak berwenang Prancis mengumumkan 15.000 polisi telah dikerahkan untuk menghentikan traktor memasuki ibu kota dan kota-kota lain.
Advertisement
Protes tidak hanya dilakukan petani Prancis, namun juga Jerman, Belgia, dan Belanda.
"Kami tidak bisa bertani secara murah ... padahal kami harus bisa mencari nafkah dari perdagangan kami," kata seorang pengunjuk rasa di Paris kepada BBC, seperti dilansir pada Selasa (30/1).
Meskipun serikat petani mengklaim aksi mereka mengepung Paris, namun jalan-jalan sekunder menuju kota tersebut tetap terbuka.
Tuntutan Petani
Para petani mengatakan tujuan mereka adalah menghentikan pengiriman makanan ke supermarket – sesuatu yang telah diperingatkan oleh para pejabat agar mereka tidak melakukannya.
Polisi dilaporkan telah diberi perintah untuk tidak melakukan intervensi dan sejauh ini tidak ada tanda-tanda kekacauan.
Ketua serikat petani terbesar di Prancis, Federasi Nasional Serikat Pemilik Pertanian (FNSEA) Arnaud Rousseau menegaskan tujuannya adalah memaksa pemerintah menemukan penyelesaian cepat atas kebuntuan tersebut.
Dia juga mengatakan gerakan protes akan terus berlanjut di mana-mana di Prancis dengan tujuan yang sangat nyata untuk mengumumkan tindakan darurat - terutama seputar harga pangan dan aturan timbal balik.
Advertisement
Respons Pemerintah Prancis
Menanggapi blokade tersebut, juru bicara pemerintah Prancis Prisca Thevenot mengatakan langkah-langkah baru akan diumumkan pada Selasa, selain yang diumumkan minggu lalu.
Upaya yang dilakukan minggu lalu termasuk membatalkan rencana kenaikan pajak bahan bakar dan dukungan tambahan bagi peternak yang hewan ternaknya jatuh sakit.
Istana Elysee juga mengumumkan Presiden Prancis Emmanuel Macron akan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Kamis (1/2) di Brussels, untuk membahas industri pertanian dan dukungan Uni Eropa terhadap petani.