Demo Memanas, Petani Prancis Kepung Paris

Petani berdemonstrasi setelah mereka terdampak oleh menurunnya pendapatan, peraturan lingkungan hidup, meningkatnya birokrasi, dan persaingan dengan produk impor.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Jan 2024, 09:46 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2024, 09:46 WIB
Ilustrasi pertanian
Ilustrasi pertanian. (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, Paris - Ratusan ribu petani bergerak memblokir jalan raya utama menuju Paris, Prancis, pada Senin (29/1/2024). Mereka melabeli aksinya "pengepungan Paris".

Petani berpendapat mereka terdampak oleh menurunnya pendapatan, peraturan lingkungan hidup, meningkatnya birokrasi, dan persaingan dengan produk impor.

Sementara itu, pihak berwenang Prancis mengumumkan 15.000 polisi telah dikerahkan untuk menghentikan traktor memasuki ibu kota dan kota-kota lain.

Protes tidak hanya dilakukan petani Prancis, namun juga Jerman, Belgia, dan Belanda.

"Kami tidak bisa bertani secara murah ... padahal kami harus bisa mencari nafkah dari perdagangan kami," kata seorang pengunjuk rasa di Paris kepada BBC, seperti dilansir pada Selasa (30/1).

Meskipun serikat petani mengklaim aksi mereka mengepung Paris, namun jalan-jalan sekunder menuju kota tersebut tetap terbuka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tuntutan Petani

Ilustrasi pertanian
Ilustrasi pertanian. (Dok. Stephanie Davison/Unsplash.com)

Para petani mengatakan tujuan mereka adalah menghentikan pengiriman makanan ke supermarket – sesuatu yang telah diperingatkan oleh para pejabat agar mereka tidak melakukannya.

Polisi dilaporkan telah diberi perintah untuk tidak melakukan intervensi dan sejauh ini tidak ada tanda-tanda kekacauan.

Ketua serikat petani terbesar di Prancis, Federasi Nasional Serikat Pemilik Pertanian (FNSEA) Arnaud Rousseau menegaskan tujuannya adalah memaksa pemerintah menemukan penyelesaian cepat atas kebuntuan tersebut.

Dia juga mengatakan gerakan protes akan terus berlanjut di mana-mana di Prancis dengan tujuan yang sangat nyata untuk mengumumkan tindakan darurat - terutama seputar harga pangan dan aturan timbal balik.


Respons Pemerintah Prancis

Emmanuel Macron
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Sergei SUPINSKY/AFP)

Menanggapi blokade tersebut, juru bicara pemerintah Prancis Prisca Thevenot mengatakan langkah-langkah baru akan diumumkan pada Selasa, selain yang diumumkan minggu lalu.

Upaya yang dilakukan minggu lalu termasuk membatalkan rencana kenaikan pajak bahan bakar dan dukungan tambahan bagi peternak yang hewan ternaknya jatuh sakit.

Istana Elysee juga mengumumkan Presiden Prancis Emmanuel Macron akan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Kamis (1/2) di Brussels, untuk membahas industri pertanian dan dukungan Uni Eropa terhadap petani.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya