5 Fakta dan Mitos Soal Penyakit Langka

Berikut ini mitos vs fakta dari penyakit langka yang perlu diketahui.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 28 Feb 2024, 20:10 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2024, 20:10 WIB
Ilustrasi penyakit langka Foto oleh Alex Green dari Pexels
Ilustrasi penyakit langka Foto oleh Alex Green dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak infeksi endemik yang jarang terjadi dan memerlukan lebih banyak kesadaran di kalangan dokter dan masyarakat.

Pada Perayaan Hari Penyakit Langka Sedunia, kesadaran seperti ini akan membantu pasien untuk datang ke fasilitas kesehatan ketika mereka mengalami suatu gejala.

Selain itu, dokter juga perlu mewaspadai infeksi ini agar dapat melakukan diagnosis tepat waktu dan penatalaksanaan yang tepat.

Dr. Monalisa Sahu, Konsultan Penyakit Menular di Rumah Sakit Yashoda Hyderabad, India mengatakan, penyakit langka termasuk penyakit parasit seperti taeniasis, sistiserkosis, echinococcosis, leishmaniasis visceral, trypanosomiasis.

Berikut ini mitos vs fakta dari penyakit langka yang perlu diketahui:

Mitos: Infeksi virus seperti rabies jarang terjadi dan setiap gigitan hewan tidak perlu diberikan vaksin rabies

Fakta: Rabies sangat umum terjadi dan hanya sekitar 2 persen pasien gigitan hewan yang menerima vaksin rabies, dan angka kematian pasien yang terkena rabies hampir 100 persen.

Mitos: Filariasis limfatik adalah penyakit langka yang diturunkan dalam satu keluarga

Fakta: Filariasis limfatik ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi

Mitos: Infeksi parasit sistiserkosis tidak menular pada vegetarian dan ditularkan melalui makan daging babi

Fakta: Sistiserkosis ditularkan melalui konsumsi sayuran dan salad berdaun hijau yang tidak dicuci, kurang matang, dan terkontaminasi.

Mitos: Makan daging babi menyebabkan sistiserkosis.

Fakta: Makan daging babi yang terinfeksi (babi measley) menyebabkan taeniasis, yaitu infeksi saluran cerna

Mitos: Histoplasmosis hanya terlihat di bagian timur laut negara tersebut dan di sepanjang jalur Gangga.

Fakta: Kasus histoplasmosis yang terisolasi juga ditemukan di wilayah lain termasuk India Selatan.

Hari Penyakit Langka Sedunia Tiap 28 Februari, Simak Sejarahnya

Ilustrasi bayi dengan penyakit langka
Ilustrasi bayi dengan penyakit langka Foto oleh Josh Willink dari Pexels

Rare Disease Day atau Hari Penyakit Langka adalah gerakan yang terkoordinasi secara global dan diperingati setiap tahunnya pada tanggal 28 Februari.

Gerakan ini punya tujuan untuk mewujudkan kesetaraan dalam peluang sosial, layanan kesehatan, dan akses terhadap diagnosis dan terapi bagi orang yang hidup dengan penyakit langka, dikutip dari laman rarediseaseday.org, Senin (26/2/2024).

Sejarah Hari Penyakit Langka tiap tanggal 28 Februari ini pertama kali dilakukan pada tahun 2008. Hari Penyakit Langka telah memainkan peran penting dalam membangun komunitas penyakit langka internasional yang multi-penyakit, global, dan beragam, namun memiliki tujuan yang sama.

 

Dididrikan oleh EURORDIS dan 65 Lebih Organisasi

Penyakit Langka Bikin Tangan Gadis Ini Terkepal
Ilustrasi Penyakit Langka Bikin Tangan Gadis Ini Terkepal

Hari Penyakit Langka didirikan dan dikoordinasikan oleh EURORDIS dan 65+ mitra organisasi pasien aliansi nasional.

Hari Penyakit Langka memberikan energi dan titik fokus yang memungkinkan kerja advokasi penyakit langka berkembang di tingkat lokal, nasional, dan internasional.

Meskipun Hari Penyakit Langka dipimpin oleh pasien, semua orang, termasuk individu, keluarga, perawat, profesional kesehatan, peneliti, dokter, pembuat kebijakan, perwakilan industri, dan masyarakat umum, dapat berpartisipasi dalam meningkatkan kesadaran.

Publik juga bisa mengambil tindakan hari ini untuk populasi rentan yang membutuhkan penyakit.

Infografis WHO Prediksi Potensi Penyakit X Jadi Pandemi Berikutnya. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis WHO Prediksi Potensi Penyakit X Jadi Pandemi Berikutnya. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya