Korea Utara Tembakkan 3 Rudal Balistik Saat Menlu AS Kunjungi Korea Selatan

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan Korea Utara menembakkan tiga rudal, dua bersamaan pada pukul 7.44 waktu setempat dan satu lagi sekitar 37 menit kemudian.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 18 Mar 2024, 10:44 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2024, 10:44 WIB
Ilustrasi Korea Utara (AFP)
Ilustrasi Korea Utara (AFP)

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara menembakkan beberapa rudal balistik jarak pendek ke arah perairan timurnya pada Senin (18/3/2024) pagi. Demikian disampaikan Jepang, beberapa hari setelah berakhirnya latihan militer Korea Selatan-Amerika Serikat (AS) yang dianggap Korea Utara sebagai latihan invasi.

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan Korea Utara menembakkan tiga rudal, dua bersamaan pada pukul 7.44 waktu setempat dan satu lagi sekitar 37 menit kemudian.

Peluncuran rudal terjadi di tengah kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Seoul untuk menghadiri KTT untuk Demokrasi.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pada sesi parlemen bahwa Korea Utara menembakkan sejumlah rudal balistik ke perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang. Dia mengatakan rudal-rudal tersebut jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang dan tidak ada kerusakan atau korban jiwa yang dilaporkan. Demikian seperti dilansir AP.

Kishida mengecam uji coba rudal balistik yang berulang kali dilakukan Korea Utara sebagai tindakan yang mengancam perdamaian dan keselamatan Jepang, kawasan, dan masyarakat internasional. Dia mengatakan Jepang memprotes keras Korea Utara atas aktivitas uji coba yang mereka lakukan.

Selain itu, Kishida menyatakan Korea Utara melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarangnya terlibat dalam aktivitas balistik apa pun.

Militer Korea Selatan mengatakan pihaknya juga mendeteksi beberapa dugaan peluncuran balistik jarak pendek oleh Korea Utara pada Senin pagi. Kepala Staf Gabungan mengatakan militer Korea Selatan memperkuat postur pengawasannya dan berkoordinasi erat dengan AS dan Jepang.

Menurut penilaian Jepang dan Korea Selatan, rudal Korea Utara yang ditembakkan dari wilayah ibu kotanya menempuh jarak 300-350 kilometer dan mencapai ketinggian maksimum 50 kilometer. Para pengamat mengatakan jarak tembak rudal-rudal tersebut menunjukkan bahwa mereka menargetkan fasilitas-fasilitas utama di Korea Selatan, seperti markas militer di wilayah tengah.

Latihan Militer

Rudal Balistik Antarbenua Korea Utara
Korea Utara menindaklanjuti peluncuran tersebut dengan pernyataan berapi-api yang mengecam AS karena mengatur apa yang disebutnya pratinjau perang nuklir, termasuk dengan mendatangkan kapal selam bertenaga nuklir di Korea Selatan pada Minggu. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Peluncuran pada Senin ini merupakan kegiatan uji coba rudal pertama yang dilakukan Korea Utara sejak negara tersebut melakukan peluncuran rudal jelajah pada pertengahan Februari.

Selama latihan militer Korea Selatan-AS, yang berakhir Kamis (14/3), pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memandu serangkaian latihan militer yang melibatkan tank, senjata artileri, dan pasukan terjun payung. Namun, Korea Utara tidak melakukan uji coba rudal apa pun.

Latihan Korea Selatan-AS selama 11 hari tersebut melibatkan pelatihan pos komando yang disimulasikan komputer dan 48 jenis latihan lapangan, dua kali lipat jumlah yang dilakukan tahun lalu.

Permusuhan di Semenanjung Korea tetap tinggi setelah serangkaian uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara sejak tahun 2022. Banyak dari uji coba tersebut melibatkan rudal berkemampuan nuklir yang dirancang untuk menyerang Korea Selatan dan daratan AS. Pasukan AS dan Korea Selatan meresponsnya dengan memperluas latihan mereka.

Sebelum peluncuran pada Senin, Korea Utara terakhir kali melakukan uji coba rudal pada pertengahan Februari dengan menembakkan rudal jelajah ke laut.

Respons AS

Korea Utara Kembali Tembakkan Rudal Jelajah
Beberapa bulan terakhir, Korea Utara berulang kali melakukan uji coba rudal, hal ini semakin meningkatkan ketegangan regional. (Jung Yeon-je/AFP)

Kementerian Luar Negeri AS mengecam peluncuran rudal terbaru Korea Utara dengan mengatakan tindakan itu menimbulkan ancaman terhadap negara-negara tetangga Korea Utara dan merusak keamanan regional. Mereka menegaskan komitmen AS terhadap pertahanan Korea Selatan dan Jepang tetap kuat.

AS menempatkan total 80.000 tentara di Korea Selatan dan Jepang, yang merupakan tulang punggung kehadiran militernya di kawasan Asia-Pasifik.

Meningkatkan Posisi Tawar

Satelit Mata-Mata Korea Utara
Peluncuran satelit mata-mata Pyongyang dilakukan dengan diawasi langsung oleh pemimpin rezim komunis Korea Utara, Kim Jong Un. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Para ahli mengatakan Korea Utara mungkin percaya bahwa persenjataan yang lebih besar akan meningkatkan pengaruhnya dalam diplomasi di masa depan dengan AS. Mereka mengatakan Korea Utara ingin mendapatkan keringanan sanksi secara luas sambil tetap mempertahankan senjata nuklirnya.

Kekhawatiran mengenai tindakan militer Korea Utara semakin mendalam sejak Kim Jong Un berjanji dalam pidatonya pada Januari untuk menulis ulang konstitusi guna menghilangkan tujuan jangka panjang negara tersebut menyatukan Semenanjung Korea secara damai dan memperkuat Korea Selatan sebagai musuh utama. Dia mengatakan konstitusi harus menetapkan Korea Utara akan mencaplok dan menundukkan Korea Selatan jika terjadi perang lagi.

Pengamat menilai Korea Utara mungkin melancarkan provokasi terbatas di sepanjang perbatasannya yang tegang dengan Korea Selatan. Namun, mereka mengatakan kemungkinan terjadinya serangan besar-besaran oleh Korea Utara adalah suram karena negara tersebut mengetahui bahwa kekuatan militernya tidak sebanding dengan kekuatan AS dan Korea Selatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya