4 Teknologi Canggih untuk Menemukan Alien di Luar Bumi

Berbagai strategi dilakukan oleh para astronom untuk membuktikan dan menemukan keberadaan alien di alam semesta, termasuk membangun teknologi super canggih.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 26 Mar 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2024, 05:00 WIB
Foto Pertama Keseluruhan Bumi Diambil dari Luar Angkasa
7 Desember menandai hari jadi ke-51 foto keseluruhan Bumi, Blue Marble, yang diambil oleh kru pesawat ruang angkasa Apollo 17 milik NASA saat misi terakhir ke Bulan.

Liputan6.com, Jakarta - Keberadan kehidupan di luar Bumi masih menjadi misteri dan teka-teki yang berusaha dipecahkan oleh para ilmuwan. Khususnya pengetahuan tentang alien atau makhluk asing yang hingga saat ini masih belum bisa dipastikan keberadaanya.

Meski begitu, para ilmuwan optimistis ada kehidupan lain di luar Bumi. Berbagai strategi dilakukan oleh para astronom untuk membuktikan dan menemukan keberadaan alien di alam semesta, termasuk membangun teknologi super canggih.

Melansir laman Live Science pada Senin (25/03/2024), berikut teknologi canggih yang dibangun para astronom untuk menemukan kehidupan di luar Bumi.

1. Gelombang Sinyal Radio

Insititut SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) adalah organisasi nirlaba yang mendedikasikan diri untuk memantau radiasi elektromagnetik sebagai tanda-tanda transmisi alien. Sebagian besar upaya SETI difokuskan untuk menganalisis gelombang radio di luar angkasa dengan harapan menemukan sinyal yang merupakan produk kecerdasan.

Mereka melakukan ini dengan mengamati ribuan bintang di galaksi Bima Sakti, namun hingga kini belum membuahkan hasil. Sejauh ini, upaya terbaik deteksi sinyal gelombang radio hanya berhasil mendeteksi satu sinyal pada 1977.

Sinyal misterius yang juga dikenal sebagai “Wow!signal” adalah deteksi radio narrow band selama 72 detik. Sinyal ini diklaim berasal dari wilayah langit tanpa bintang dan planet.

Tidak secara definitif dijelaskan sebagai fenomena alam ini. Bahkan lebih dari 50 kali deteksi ulang di wilayah langit yang sama selama beberapa dekade berikutnya tidak pernah lagi mendeteksi sinyal misterius tersebut.

 

Kirim Sinyal ke Luar Angkasa

2. Kirim Sinyal ke Luar Angkasa

Selama setengah abad upaya SETI untuk memindai kosmos dengan teleskop-teleskop radio canggih. Namun sinyal gelombang radio di luar angkasa tetap sepi.

Hal ini membuat banyak ilmuwan merasa tidak puas. Mereka berpikir manusia juga harus secara aktif menjangkau alam semesta atas nama planet Bumi.

Mereka kemudian mencoba metode METI (Messaging Extraterrestrial Intelligences) dan memulai timbulnya topik kontroversial yang memicu perdebatan sengit di komunitas ilmuwan. Sudah banyak pesan yang secara sengaja dikirim ke luar angkasa dengan maksud terdeteksi oleh alien dari planet lain.

Dengan harapan selanjutnya dapat melakukan kontak dengan Bumi. Misalnya, organisasi METI Internasional yang pada 2017 telah mengirimkan pesan terperinci tentang eksistensi kita ke planet GJ 273b.

Pesan tersebut berisi 33 buah potongan musik, masing-masing berdurasi 10 detik. Termasuk tutorial sains dan matematika dimulai dari prinsip dasar hingga konsep yang lebih kompleks untuk menunjukkan kecerdasan kita.

GJ 273b adalah sebuah planet “Bumi super” sekitar 2,9 kali ukuran Bumi yang mengorbit di zona layak huni bintang induknya. Bintang ini dikenal sebagai bintang Luyten, atau GJ 273.

Sebuah bintang katai merah yang terletak sekitar 12,4 tahun cahaya jauhnya dari Bumi. Jika memang ada bentuk kehidupan cerdas di sana, maka METI Internasional mengharapkan jawaban dari mereka dalam kurun waktu sekitar 25 tahun.

 

Mencari Jejak Biologis

3. Mencari Jejak Biologis

Hingga saat ini para astronom telah meneliti lebih dari 2.000 planet di alam semesta. Dengan planet-planet baru yang terdeteksi hampir setiap hari, semakin banyak ilmuwan percaya bahwa tanda pertama kehidupan alien akan datang melalui deteksi bahan kimia biologis/kimia buatan di lapisan atmosfer planet.

Sebuah metode untuk mendeteksi keberadaan tanaman melalui fotosintesis pada eksoplanet. Teknologi ini telah dikembangkan oleh para ilmuwan.

Mereka mencari unsur dimer oksigen (dua molekul O2 yang terikat bersama oleh kekuatan antarmolekul) sebagai rambu kehidupan, karena hanya terbentuk pada tekanan normal di atmosfer kaya oksigen. Lapisan atmosfer eksoplanet mungkin memiliki sejumlah tanda khas yang mengindikasikan kehidupan atau kondisi yang sesuai untuk menopang kehidupan.

Oksigen di Bumi juga dihasilkan oleh bentuk kehidupan melalui fotosintesis tanaman dan juga dapat dideteksi di lapisan atmosfer. Selain oksigen, metana juga bisa menjadi salah satu petunjuk.

Meskipun diproduksi di Bumi melalui dua proses yaitu biologis dan abiotik, namun metana dapat memberikan informasi tentang kondisi kehidupan di sebuah eksoplanet. Oleh karena itu, menemukan metana dan oksigen di lapisan atmosfer eksoplanet dianggap sebagai salah satu metode terbaik untuk menemukan kehidupan asing atau alien.

 

Sampah Luar Angkasa

4. Menemukan Sampah Luar Angkasa

Para ilmuwan berpendapat, tingkat kemajuan teknologi dianggap sebanding dengan kebutuhan energi sebuah peradaban. Tidak peduli seberapa hati-hati mereka, penggunaan energi selalu menghasilkan panas.

Hal inilah yang menjadi sasaran teknologi pencari alien bernama teleskop Colossus. Melalui metode ini, para ilmuwan bisa mendeteksi cahaya buatan di planet alien dari lampu-lampu mereka di malam hari, mirip dengan bagaimana Bumi diterangi oleh lampu pada malam hari.

Analisis spektrografi atmosfer planet juga bisa menemukan limbah dari sebuah peradaban maju. Karbon dioksida atau produk sampingan yang lebih kompleks dari industrialisasi, pasti akan menimbulkan beberapa jejak energi dan menunjukkan adanya kemungkinan spesies cerdas.

Muncul juga sebuah gagasan bahwa suatu hari nanti manusia dapat mendeteksi aktivitas peradaban alien di atmosfer eksoplanet, seperti kelimpahan CFC (klorofluorokarbon, aerosol yang bertanggung jawab atas penipisan ozon). CFC adalah senyawa buatan dan tidak terjadi secara alami, menemukannya sama dengan menemukan peradaban maju alien.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya