NASA Akui Tak Temukan UFO, Sulit Dipelajari Secara Ilmiah!

NASA tidak menemukan bukti apa pun terkait UFO. Namun tetap ada penelitian lebih lanjut.

oleh Mustika Rani Hendriyanti diperbarui 17 Sep 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi UFO (iStock)
Ilustrasi UFO (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - NASA atau Badan Penerbangan dan Antariksa AS melaporkan tidak menemukan bukti apa pun terkait UFO atau UAP (Unidentified Anomalous Phenomenon).

Meskipun tidak menemukan tanda-tanda terkait makhluk luar angkasa, NASA telah menunjuk direktur penelitian baru untuk penelitian lanjutan terhadap UAP.

Panel NASA dibentuk pada 2022 dengan melibatkan para ahli fisika dan astrobiologi. NASA menugaskan panel ahli independen untuk memberi tahu tentang cara mengumpulkan data yang lebih baik dalam upaya memahami UFO atau UAP.

Dikutip dari Space, Minggu (17/9/2023), Administrator NASA Bill Nelson mengatakan, "Hal yang dapat diambil dari penelitian ini adalah masih banyak hal yang perlu dipelajari."

Laporan pertama tim studi UAP NASA tidak banyak menjawab teka-teki terkait UFO. Namun, menawarkan rekomendasi tentang bagaimana NASA dapat memajukan topik ini.

Dengan demikian, NASA dapat memberikan kontribusi terbaik dalam topik ini dengan memanfaatkan satelit observasi Bumi untuk membantu menyediakan data dan bukti UAP yang lebih baik.

"Kami akan menggunakan keahlian NASA untuk bekerja sama dengan lembaga lain untuk menyelidiki UAP," ujar Nelson.

Saat ini, analisis data UAP terhambat oleh kalibrasi sensor yang buruk, kurangnya beberapa pengukuran, kurangnya metadata sensor, dan kurangnya data dasar.

Melakukan upaya bersama untuk meningkatkan semua aspek sangatlah penting. Dan keahlian NASA harus dimanfaatkan secara komprehensif sebagai bagian dari strategi akuisisi data yang kuat dan sistematis dalam kerangka kerja keseluruhan.

Penampakan UFO Sulit Dipelajari Secara Ilmiah

Ilustrasi UFO
Meskipun tidak ada bukti mengenai kehidupan alien, Kemhan AS terima ratusan laporan terkait UFO. (unsplash.com/Daniel Franco)

Dalam konferensi pers yang diadakan di markas NASA pada 14 September 2023, Nelson mengatakan bahwa kurang data seputar topik ini adalah karena penampakan UFO sering kali tidak dapat diprediksi dan berlalu dengan cepat. Dengan demikian, topik ini sulit untuk dipelajari secara ilmiah.

"Kebanyakan penampakan UAP menghasilkan data yang terbatas. Hal ini membuatnya semakin sulit untuk membuat kesimpulan ilmiah tentang sifat UAP," ungkap Nelson. Pemimpin NASA lainnya juga menyatakan hal yang sama.

"Meskipun ada banyak laporan saksi mata dan visual yang terkait dengan UAP, hal tersebut tidak konsisten, tidak terperinci, dan bukanlah pengamatan yang dikurasi sehingga dapat digunakan untuk membuat kesimpulan ilmiah yang pasti tentang sifat dan asal-usul UAP," ujar Nicola Fox, administrator asosiasi Direktorat Misi Sains NASA.

Sementara itu, Dan Evans, asisten wakil administrator asosiasi untuk penelitian Direktori Misi Sains NASA, menyusun upaya studi UAP dalam kaitannya dengan keselamatan wilayah udara.

"Jangan lupakan bahwa 'A' pertama di NASA adalah aeronautika. Jadi dengan memahami sifat UAP, kita dapat memastikan bahwa langit kita tetap aman untuk semua orang," ujar Evans mengingatkan.

Berbagai Upaya Dilakukan untuk Mengumpulkan Data untuk Mengungkapkan Teka-Teki UAP atau UFO

NASA Perkenalkan Kru untuk Misi Lintasi Bulan
Astronot Jeremy Hansen, Victor Glover, Reid Wiseman, dan Christina Hammock Koch berdiri di atas panggung setelah dipilih untuk misi Artemis II yang akan menjelajahi Bulan selama konferensi pers yang diadakan oleh NASA dan CSA di bandara Ellington di Houston, Texas, pada bulan April 3, 2023. (AP Photo/Michael Wyke)

Tim ahli merekomendasikan agar NASA memanfaatkan Federal Aviation Administration (FAA) dan Sistem Pelaporan Keselamatan Penerbangannya untuk merancang data identifikasi yang membantu mengungkap teka-teki UAP.

Dokumen tersebut merekomendasikan penggunaan kecerdasan buatan untuk membantu menyisir kumpulan data guna mengidentifikasi kemungkinan fenomena anomali. 

Tidak hanya itu, laporan tersebut juga mencakup beberapa gambar dugaan UAP. Baik yang telah diidentifikasi maupun yang masih belum dapat dijelaskan. Termasuk gambar yang menunjukkan benda logam seperti bola terbang.

"Keterlibatan NASA dalam mengumpulkan data di masa depan akan berperan penting dalam mengurangi stigma terkait pelaporan UAP. Kemungkinan besar mengarah pada kurangnya data saat ini," kata laporan tersebut.

Kepercayaan publik terhadap NASA sudah lama ada, maka penting untuk mengkomunikasikan temuan tentang fenomena ini untuk menghilangkan stigma terhadap pelaporan UAP dan hasil penelitian.

 

UFO atau UAP Telah Menjadi Fokus Pengawasan AS Beberapa Tahun Belakangan

Logo NASA
NASA, badan antariksa Amerika Serikat. (NASA)

UFO atau UAP telah menjadi fokus pengawasan pemerintah AS beberapa tahun terakhir setelah mantan personel komunitas intelijen dan anggota militer melaporkan tentang fenomena anomali tak dikenal.

Beberapa mantan penerbang militer AS mengumumkan kepada publik mengenai penampakan objek yang bertentangan dengan pemahaman konvensional tentang aerodinamika dan ilmu material.

Seorang mantan perwira intelijen Pentagon dan Veteran Angkatan Udara AS bahkan bersaksi di depan subkomite kongres pada Juli 2023. Mereka mengatakan bahwa pemerintah Amerika menyembunyikan bukti jatuhnya UAP dan bukti biologis 'kecerdasan non-manusia."

Tidak ada bukti konklusif terkait klaim ini. Namun, beberapa anggota Kongres Amerika Serikat tetap vokal mendukung penyelidikan terkait hal ini.

Kepala Organisasi studi UFO Pentagon yang baru, All-Domain Anomaly Resolusi Office (AARO), memberi kesaksian kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat Amerika Serikat pada April 2023. Ia menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada bukti valid terkait keberadaan makhluk luar angkasa.

Infografis Jurus NASA Cegat Asteroid Berpotensi Tabrak Bumi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Jurus NASA Cegat Asteroid Berpotensi Tabrak Bumi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya