Warga Gaza Temukan Kebahagiaan Idul Fitri dengan Cara Bikin Kue Kering

Pengungsi Gaza tidak merasakan semarak perayaan Idul Fitri akibat perang Israel Vs Hamas.

oleh Tim Global diperbarui 10 Apr 2024, 20:33 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2024, 20:33 WIB
Pembuatan Kue Tradisional Palestina Jelang Lebaran
Anggota keluarga Palestina menyiapkan kue-kue tradisional untuk dijual sebagai persiapan liburan Idul Fitri mendatang, di kota Rafah, Jalur Gaza, Selasa (4/5/2021). Pembuatan kue tradisional untuk Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran yang akan datang menandai akhir bulan Ramadhan. (KATA KHATIB/AFP)

Liputan6.com, Gaza - Keluarga-keluarga yang tinggal di Gaza berusaha sebaik mungkin untuk merayakan Idul Fitri di tengah perang Israel Vs Hamas yang masih terus berkecamuk setelah enam bulan.

Di Deir al-Balah, kota di Gaza tengah, sekelompok perempuan bersama-sama membuat camilan manis untuk anak-anak, sambil berharap bisa mendapat sedikit penghasilan.

Dilansir VOA Indonesia, Rabu (10/4/2024), Ahlam Saleh, salah seorang pembuat kue asal Kota Gaza, mengatakan, "Kami kehilangan seluruh hidup kami. Bahkan jika pulang ke Gaza dan mereka mendirikan kembali bangunan-bangunan untuk kami dan membangun kembali Gaza, siapa yang akan mengembalikan orang-orang di dalamnya? Siapa yang akan membangkitkan kembali mereka yang tewas, yang mati syahid, yang dihapus dari catatan sipil? Siapa yang akan mengembalikan kenangan dan semua hal ini?"

Sementara itu, keluarga Al-Mashharawi asal Kota Gaza menghibur diri dengan membuatkan kue kering untuk semua orang yang tinggal di tenda-tenda pengungsi di Rafah untuk membangkitkan semangat Idul Fitri .

Beberapa di antara mereka berkumpul mengelilingi api kecil untuk melihat Aya Al-Mashharawi, yang berusia 24 tahun, mempertahankan tradisi membuat kue kering Idul Fitri, termasuk maamoul, dengan menggunakan oven darurat di sela-sela tenda di sana.

Hanya Ingin Buat Anak-anak Bahagia

Pembuatan Kue Tradisional Palestina Jelang Lebaran
Anggota keluarga Palestina menyiapkan kue-kue tradisional untuk dijual sebagai persiapan liburan Idul Fitri mendatang, di kota Rafah, Jalur Gaza, Selasa (4/5/2021). Pembuatan kue tradisional Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran untuk menandai akhir bulan suci Ramadhan. (KATA KHATIB/AFP)

Aya, yang kehilangan kakek dan beberapa sepupunya dalam perang Israel di Gaza, mengaku hanya ingin membuat anak-anak bahagia.

"Kami, tujuh perempuan, memulai proyek Maamoul dan kue kering ini untuk membantu situasi ekonomi negara ini, yang sangat sulit selama perang. Keluarga saya masih berada di Kota Gaza – ayah, kakak, adik dan suami saya ada di Kota Gaza, dan tidak ada yang membantu kami secara finansial. Itu sebabnya kami memutuskan untuk memulai proyek ini, untuk sedikitnya menutup pengeluaran kami selama perang," katanya. 

 

Perayaan Idul Fitri Terasa Berbeda

Pembuatan Kue Tradisional Palestina Jelang Lebaran
Anggota keluarga Palestina menyiapkan kue-kue tradisional untuk dijual sebagai persiapan liburan Idul Fitri mendatang, di kota Rafah, Jalur Gaza, Selasa (4/5/2021). Pembuatan kue tradisional Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran untuk menandai akhir bulan suci Ramadhan. (KATA KHATIB/AFP)
Pembuatan Kue Tradisional Palestina Jelang Lebaran
Kesibukan anggota keluarga Palestina menyiapkan kue-kue tradisional untuk dijual sebagai persiapan liburan Idul Fitri mendatang, di kota Rafah, Jalur Gaza, Selasa (4/5/2021). Pembuatan kue tradisional untuk Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran yang menandai akhir bulan Ramadhan. (KATA KHATIB/AFP)

Idul Fitri dirayakan hari Rabu (10/4) hingga Jumat (12/4). Perayaannya adalah salah satu yang paling dinantikan dalam kalender Islam, ketika para keluarga berkumpul untuk makan bersama sambil bertukar hadiah.

Akan tetapi, tahun ini perayaan di Gaza terjadi selagi perang tidak menunjukkan pertanda akan berhenti, di mana sudah lebih dari 33.000 warga Palestina di Gaza tewas akibat serangan Israel sejak perang kembali pecah Oktober lalu.

Perang itu dimulai pada 7 Oktober, ketika militan Hamas menyerbu Israel selatan dan menewaskan sekitar 1.200 orang.

Keadaan di Muwasi Lebih Parah

Pembuatan Kue Tradisional Palestina Jelang Lebaran
Kesibukan anggota keluarga Palestina menyiapkan kue-kue tradisional untuk dijual sebagai persiapan liburan Idul Fitri mendatang, di kota Rafah, Jalur Gaza, Selasa (4/5/2021). Pembuatan kue tradisional untuk Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran yang menandai akhir bulan Ramadhan. (KATA KHATIB/AFP)

Di Muwasi, Gaza selatan, situasinya lebih suram. Anak-anak berlarian tanpa alas kaki di sela-sela banyak tenda yang kini menjadi rumah bagi puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi. Hanya sedikit di antara mereka yang masih berminat merayakan Idul Fitri tahun ini.

Ramy Alwan, yang tinggal di salah satu tenda di Muwasi, menuturkan, :Tentu tidak ada Idul Fitri. Tidak ada apa pun yang bisa dibeli untuk Idul Fitri dan kami tidak mampu membelinya kalau pun ada. Dulu, pada masa-masa seperti ini, kami biasanya membuat camilan, pakaian, segala persiapan, juga roti Ka’ak untuk Idulfitri. Tapi sekarang kami tinggal di dalam tenda hampir tanpa adanya pasokan kebutuhan dasar sehari-hari. Kami hidup dalam kondisi yang sangat buruk."

Perundingan perdamaian di Kairo tidak banyak mengalami kemajuan. Israel dan Hamas masih berselisih mengenai sejumlah isu penting. Kelompok militan itu menuntut diakhirinya perang sepenuhnya sebelum kesepakatan pembebasan sandera yang mereka culik pada 7 Oktober disetujui. 

Infografis Bocah Palestina Sekarat dan Mati Kelaparan di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bocah Palestina Sekarat dan Mati Kelaparan di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya