Liputan6.com, Kyiv - Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi, pada Senin (15/4), mengatakan potensi kecelakaan nuklir besar di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Ukraina, "masih sangat nyata."
"Kita tidak bisa hanya berdiam diri… Meskipun enam reaktor di PLTN Zaporizhzhia sekarang dalam keadaan mati total, dan unit terakhir di PLTN tersebut juga telah mati total dua hari lalu sesuai dengan rekomendasi IAEA, namun potensi bahaya kecelakaan nuklir yang besar masih sangat nyata. IAEA akan terus mengikuti perkembangan status operasional PLTN Zaporizhzhia dan memberikan alternatif yang layak secara teknis dalam konteks perubahan dan tantangan yang cepat," ujar Grossi.
Baca Juga
Grossi menyampaikan pernyataan tersebut satu minggu setelah serangan pesawat nirawak di salah satu dari enam reaktor nuklir PLTN itu, dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (17/4/2024).
Advertisement
Rusia menyalahkan Ukraina atas terjadinya serangan itu. Tetapi IAEA belum mengungkapkan siapa yang sedianya bertanggungjawab. Sementara itu, pejabat-pejabat Ukraina belum memberi pernyataan apapun.
Pejabat-pejabat di PLTN itu mengatakan lokasi tersebut diserang oleh beberapa pesawat nirawak militer Ukraina, termasuk serangan pada kubah dari unit keenam PLTN itu.
Peningkatan Serangan Pesawat Nirawak
Berbicara dalam sidang Dewan Keamanan PBB di New York, Grossi mengatakan ia tidak hanya khawatir tentang serangan itu sendiri, "tetapi juga konteks mengapa serangan itu terjadi.
Selama beberapa bulan, sebelum serangan terbaru ini, telah terjadi peningkatan serangan pesawat nirawak yang terisolasi di fasilitas itu dan Kota Enerhodar yang berada di dekatnya."
"Kita semakin rentan dengan terjadinya kecelakaan nuklir. Kita tidak boleh berpuas diri dan membiarkan lemparan dadu menentukan apa yang akan terjadi besok. Kita harus melakukan segala upaya hari ini untuk meminimalkan risiko kecelakaan," tambahnya.
Advertisement