Liputan6.com, Jakarta - China mengklaim telah menemukan satu juta ton Thorium di Kompleks Pertambangan Bayan Obo di Provinsi Fujian dan Hainan. Cadangan Thorium ini disebut bisa memperpanjang sumber energi nuklir China hingga 60 ribu tahun lamanya.
Thorium memang mulai menarik perhatian sebagai alternatif bahan bakar nuklir yang menjanjikan. Berbeda dengan uranium yang umum digunakan dalam reaktor nuklir saat ini, thorium menawarkan sejumlah keunggulan, termasuk ketersediaannya yang lebih melimpah, risiko kecelakaan nuklir yang lebih rendah, serta limbah radioaktif yang lebih sedikit.
Dikutip dari laman World Nuclear Association pada Kamis (06/03/2025), thorium adalah unsur kimia dengan simbol Th dan nomor atom 90, yang termasuk dalam kelompok aktinida dalam tabel periodik. Thorium merupakan logam radioaktif alami yang dapat digunakan sebagai bahan bakar nuklir alternatif.
Advertisement
Baca Juga
Meskipun tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar reaktor seperti uranium, thorium dapat diubah menjadi uranium-233 (U-233) melalui proses penangkapan neutron. Uranium-233 inilah yang kemudian bisa digunakan untuk menghasilkan energi dalam reaktor nuklir.
Thorium memiliki waktu paruh yang sangat panjang, sekitar 14 miliar tahun untuk isotop paling stabilnya, thorium-232 (Th-232), yang berarti tingkat peluruhannya jauh lebih lambat dibandingkan uranium dan plutonium.
Thorium dapat ditemukan dalam berbagai jenis mineral, terutama monasit, yang umum dijumpai di pasir pantai di beberapa negara seperti India, Brasil, Australia, dan China.
Thorium dinilai memiliki banyak keunggulan dibanding uranium. Thorium lebih banyak ditemukan di kerak bumi dibandingkan uranium.
Beberapa perkiraan menyebutkan bahwa thorium tiga hingga empat kali lebih melimpah dibandingkan uranium. Reaktor berbasis thorium memiliki risiko kecelakaan nuklir yang lebih rendah dibandingkan reaktor berbasis uranium.
Hal ini disebabkan oleh sifat reaktor thorium yang bekerja pada kondisi sub-kritis dan membutuhkan bahan pemicu eksternal untuk mempertahankan reaksi berantai. Penggunaan thorium dalam reaktor nuklir menghasilkan limbah radioaktif yang lebih sedikit dan memiliki waktu paruh lebih pendek dibandingkan limbah dari uranium.
Thorium memiliki efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi dibandingkan uranium, sehingga memungkinkan penggunaan energi nuklir dalam jangka waktu yang lebih panjang. Berbeda dengan uranium-235 atau plutonium-239, uranium-233 hasil transmutasi dari thorium lebih sulit untuk digunakan dalam senjata nuklir, sehingga mengurangi risiko proliferasi nuklir.
(Tifani)
Â