AS Tuduh Rusia Langgar Kesepakatan Penggunaan Bahan Kimia di Perang Ukraina

Tuduhan AS didasari dugaan penggunaan bahan kimia bernama chloropicrin yang membuat sesak napas pasukan Ukraina.

oleh Tim Global diperbarui 03 Mei 2024, 12:04 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2024, 12:04 WIB
Ilustrasi perang Rusia Ukraina. (Unsplash/Ahmed Zalabany @zalab8)
Ilustrasi perang Rusia Ukraina. (Unsplash/Ahmed Zalabany @zalab8)

Liputan6.com, Washington D.C - Amerika Serikat pada Rabu (1/5/2024) menuduh Rusia melanggar larangan penggunaan bahan kimia terhadap pasukan Ukraina. Akibatnya, banyak tentara di Ukraina yang mengalami sesak napas.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (3/5) AS menyebut zat kimia yang digunakan adalah chloropicrin.

Departemen Luar Negeri AS juga menuduh Rusia menggunakan zat pengendali kerusuhan sebagai metode peperangan di Ukraina.

"Penggunaan bahan kimia semacam itu bukanlah sebuah insiden yang terisolasi dan mungkin didorong oleh keinginan pasukan Rusia untuk mengusir pasukan Ukraina dari posisi yang dibentengi dan mencapai kemenangan taktis di medan perang," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.

Selain itu, pasukan Rusia telah menggunakan granat yang berisi gas CS dan CN, menurut militer Ukraina.

Menurut pihaknya, sedikitnya 500 tentara Ukraina telah dirawat karena terpapar zat beracun, dan satu orang tewas karena sesak napas akibat gas air mata.

Tuduhan itu muncul pada hari yang sama ketika serangan rudal balistik Rusia terhadap kota pelabuhan Odesa di Ukraina menewaskan lima orang, kata pejabat setempat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Serangan Bom Tewaskan Perempuan Ukraina

Perang Rusia dan Ukraina
Salah satu dari dua rudal menghancurkan bagian dari gedung apartemen antara lantai empat dan sembilan, kata Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko. (AFP/Ukrainian Emergency Service)

Sebelumnya, dilaporkan pula ada serangan bom yang diluncurkan dengan rudal menewaskan dua warga sipil, termasuk seorang perempuan berusia 38 tahun dan ayahnya, kata gubernur wilayah Kharkiv Oleh Syniehubov.

Serangan mortir Rusia juga menewaskan seorang perempuan berusia 67 tahun di wilayah Kharkiv di desa Lelyukivka.

Sedikitnya 13 orang, termasuk seorang anak berusia 11 tahun, terluka, kata sang gubernur.

Dia mengatakan "dua bom udara menghantam pusat kota Zolochiv" Rabu (1/5) pagi, sekitar 15 kilometer dari perbatasan Rusia.

Gubernur Odesa Oleh Kiper mengatakan terdapat pula kerusakan pada infrastruktur sipil akibat serangan tersebut, yang merupakan serangan mematikan kedua yang melanda Odesa dalam beberapa hari terakhir.

Gubernur Donetsk Vadym Filashkin mengunggah foto di Telegram yang menunjukkan rumah-rumah pribadi hancur akibat kebakaran dan rusak akibat gelombang ledakan. Pasukan Rusia menggunakan beberapa peluncur roket untuk melakukan serangan tersebut, katanya dalam unggahan tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu mengatakan pihaknya telah menggagalkan serangan pesawat tak berawak Ukraina yang menarget beberapa wilayah Rusia.

Infografis Perang Ukraina Vs Rusia Masuki Tahun Ke-3 dan Klaim Tentara Tewas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Perang Ukraina Vs Rusia Masuki Tahun Ke-3 dan Klaim Tentara Tewas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya