Liputan6.com, Jakarta - Pecinta buah delima pasti akan senang mendengar ini. Ternyata buah delima menyimpan kandungan zat yang bagus untuk kesehatan otak.
Bukan hanya delima, para ilmuwan melaporkan dalam sebuah penelitian baru bahwa suatu zat yang ditemukan dalam makanan seperti stroberi, dan kenari juga mampu mengembalikan kemampuan untuk mendeteksi dan menghilangkan sel-sel yang rusak pada tikus yang digunakan sebagai model untuk meniru kondisi penyakit Alzheimer.
Dilansir dari Science Alert, Minggu (7/7/2024), tim peneliti yang sama sebelumnya sudah menemukan suatu bentuk vitamin B3 yang disebut nicotinamide riboside (NR) yang berfungsi untuk membantu membersihkan mitokondria rusak dari otak.
Advertisement
Ketika sistem ‘pembersihan’ neurologis ini terganggu, 'sampah' mulai menumpuk. Hal ini lah yang menjadi dasar munculnya penyakit neurodegeneratif (kondisi di mana sel-sel saraf di otak atau sistem saraf pusat mulai rusak dan mati) seperti Alzheimer dan Parkinson.
“Banyak pasien dengan penyakit neurodegeneratif mengalami kerusakan mitokondria, yang juga dikenal sebagai mitofagi. Ini berarti bahwa otak mengalami kesulitan untuk membuang mitokondria yang sudah melemah, sehingga menumpuk dan memengaruhi fungsi otak,” kata Vilhelm Bohr, ahli biokimia dari University of Copenhagen, Denmark.
“Jika Anda dapat menstimulasi proses mitofagi, membuang mitokondria yang lemah, Anda akan melihat perubahan yang sangat positif.”
Menghidupkan kembali "truk sampah otak" berarti membersihkan beberapa sampah otak yang terkait dengan Alzheimer. Sampah ini akhirnya menyebabkan plak amiloid dan neurofibrilar kusut, yang merupakan ciri khas penyakit tersebut, dan dengan membersihkannya, sistem keseluruhan bisa berjalan lebih lancar untuk jangka waktu yang lebih lama.
Urolitin A Dianggap Mampu Membantu Otak
Dalam penelitian sebelumnya, tikus dengan model penyakit Alzheimer (AD) menerima senyawa NR (nicotinamide riboside) sebagai suplemen yang mengurangi protein dan kerusakan DNA di otak mereka dengan meningkatkan produksi koenzim metabolik esensial yang disebut nikotinamida adenin dinukleotida (NAD).
Penelitian yang dilakukan oleh Bohr dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa urolitin A, suatu zat yang ditemukan dalam buah delima, memberikan manfaat yang serupa bagi otak yang sedang mengalami kesulitan, seperti pada kondisi Alzheimer.
Para peneliti menemukan bahwa tikus yang digunakan sebagai model untuk Alzheimer dan diberikan pengobatan jangka panjang dengan urolitin A menunjukkan peningkatan dalam kemampuan belajar, ingatan, dan indra penciuman.
Zat tersebut memengaruhi protein yang disebut katepsin Z, yang tampaknya terlalu aktif dalam otak penderita Alzheimer, dan berperan dalam peradangan.
Penggunaan urolitin A dalam pengobatan dapat mengurangi produksi protein yang terkait dengan penyakit Alzheimer sehingga mencapai tingkat yang serupa dengan otak yang tidak terkena penyakit tersebut. Dengan adanya urolitin A, beberapa proses seluler yang penting untuk mengurai limbah biologis dapat dipulihkan.
Pengobatan dengan urolitin A juga ditemukan dapat mengatur respon imun dan jalur fisiologis lain yang khusus untuk penyakit Alzheimer.
Advertisement
Tidak Mampu Mencegah Sepenuhnya
Namun, suplemen seperti ini tidak akan serta merta mencegah atau menyembuhkan penyakit seperti Alzheimer, tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa suplemen ini dapat membantu tubuh untuk terus membersihkan tumpukan sisa-sisa molekul yang terus bertambah, yang berpotensi memperlambat perkembangan penyakit.
"Keuntungan bekerja dengan zat alami adalah risiko efek samping yang lebih rendah," kata Bohr.
"Beberapa studi sejauh ini menunjukkan bahwa tidak ada efek samping serius dari suplementasi NAD. Pengetahuan kita tentang urolitin A lebih terbatas, tetapi seperti yang saya sebutkan, uji klinis dengan urolitin A telah efektif dalam penyakit otot, dan sekarang kita perlu melihat penyakit Alzheimer."
“Karena hasil-hasil ini didasarkan pada tikus, kita tidak bisa yakin bahwa urolitin A akan memiliki efek yang sama pada otak manusia hingga studi klinis dilakukan. Tidak dapat disimpulkan juga bahwa menumpuk biji delima dan stroberi di atas sereal Anda akan memiliki dampak signifikan pada kesehatan kognitif. Namun, para peneliti merasa cukup percaya diri untuk terus menggali.”
“Meskipun penelitian ini dilakukan pada model tikus, namun hasilnya positif,” kata Bohr.
"Kami masih belum dapat mengatakan sesuatu yang pasti tentang dosisnya. Tetapi saya bayangkan bahwa dosisnya lebih dari satu delima sehari. Namun, zat tersebut sudah tersedia dalam bentuk pil, dan kami saat ini mencoba untuk menemukan dosis yang tepat."
3 Manfaat Buah Delima untuk Kesehatan, Kaya Antioksidan Juga Nutrisi
Manfaat delima sangat baik untuk kesehatan, karena mengandung nutrisi, lemak, karbohidrat serat juga kalsium yang bisa membantu mencegah peradangan. Beberapa penelitian juga menunjukan bahwa buah delima yang kaya antioksidan mungkin memiliki sifat antikanker.
Berikut ini manfaat delima yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (26/9/2022).
1. Dikemas dengan nutrisi
Biji merah muda kecil yang terdapat di dalam buah delima, yang disebut arils, merupakan bagian buah yang dapat dimakan. Secara keseluruhan, buah delima rendah kalori dan lemak tetapi tinggi serat, vitamin, dan mineral. Adapun nutrisi untuk arils dalam rata-rata (282 gram) buah delima (1Trusted Source) adalah mengandung kalori 234, protein 4,7 gram, lemak 3,3 gram, karbohidrat 52 gram, gula 38,6 gram, serta, kalsium. Manfaat delima yang bisa Anda peroleh akan sangat baik untuk kesehatan.
2. Kaya akan antioksidan
Manfaat delima untuk kesehatan, juga kaya antioksidan di mana senyawa yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Radikal bebas juga selalu ada di tubuh serta berbahaya dan berkontribusi pada sejumlah penyakit kronis. Delima yang kaya akan antioksidan dan senyawa polifenol, dapat memberikan perlindungan dari kerusakan ini. Senyawa bioaktif utama dengan aktivitas antioksidan yang ditemukan dalam buah delima disebut punicalagins, anthocyanin, dan tanin terhidrolisis.
3. Mencegah peradangan
Manfaat delima juga membantu mencegah peradangan baik jangka pendek di mana respons tubuh secara normal terhadap infeksi dan cedera. Namun, peradangan kronis dapat menjadi masalah jika tidak diobati. Ketika peradangan tidak ditangani, akan berkontribusi pada banyak kondisi kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, kanker, dan penyakit Alzheimer. Makan buah delima dapat membantu mencegah peradangan kronis yang terkait dengan peningkatan risiko penyakit kronis, karena senyawa yang disebut punicalagins, yang telah terbukti memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Beberapa penelitian pada manusia juga menemukan bahwa mengonsumsi jus buah delima dapat mengurangi penanda peradangan dalam tubuh.
Advertisement