Liputan6.com, Jakarta - Menurut laporan baru, Austria ternyata menjadi negara teratas di Eropa untuk kesehatan wanita dan menempati peringkat ketiga secara global.
Negara tersebut memulai rencana tindakan dengan 40 langkah khusus untuk kesehatan wanita pada taun 2017, seperti dikutip dari Euronews, Minggu (22/9/2024).
Baca Juga
Jerman, Denmark, Polandia, dan Republik Ceko adalah negara-negara Uni Eropa lainnya di antara 10 besar di dunia dalam hal kesehatan wanita.
Advertisement
Ini merupakan tahun ketiga perusahaan Hologic menerbitkan Indeks Kesehatan Wanita, survei yang dilakukan dengan lebih dari 147.000 peserta dari 143 negara dan wilayah. Data dikumpulkan pada tahun 2022 dan dianalisis pada tahun 2023.
Indeks tersebut mempertimbangkan kriteria seperti akses ke perawatan kesehatan, kesehatan emosional, dan keamanan pangan.
Secara keseluruhan, laporan tersebut menemukan bahwa kesehatan wanita, bagaimanapun, berada dalam keadaan darurat, dan mengatakan bahwa "wanita tidak lebih baik hari ini daripada mereka saat survei pertama dilakukan pada tahun 2020 pada puncak pandemi COVID-19."
Statistik yang mengkhawatirkan mengungkapkan bahwa satu dari empat wanita memiliki masalah kesehatan yang menghalangi mereka melakukan aktivitas normal.
Wanita di Inggris dilaporkan merasa lebih buruk dibandingkan dengan wanita di UE. Menurut survei tersebut, wanita di Inggris dilaporkan merasa lebih sedih, marah, dan lebih stres dibandingkan dengan wanita di UE.
Menurut data, 32% wanita di Inggris melaporkan merasa sedih, dibandingkan dengan 26% wanita di UE. Sebanyak 39% merasa stres pada hari sebelumnya, sementara itu 34% untuk mereka dari UE.
"Masih ada kesenjangan kesehatan gender yang besar. Saya pikir untuk waktu yang lama, perawatan kesehatan wanita dan gadis berada di belakang," tambahnya.
Adapun Inggris menempati peringkat ke-37 dari 143 negara yang termasuk dalam indeks tersebut.
Wanita di UE yang Telah Menjalani Skrining Kesehatan
Laporan tersebut juga menyoroti bahwa hampir setengah wanita di Uni Eropa telah menjalani pemeriksaan tekanan darah dalam 12 bulan terakhir, sementara satu dari lima wanita mengatakan mereka telah diperiksa untuk kanker.
Mengenai diabetes, 24% wanita melaporkan telah menjalani skrining untuk penyakit tersebut dalam periode yang sama. Skor di Inggris juga hampir setara.
Kurang dari satu dari sepuluh wanita telah diperiksa untuk penyakit menular seksual atau infeksi yang merupakan faktor risiko untuk HIV, kanker, dan infertilitas. Di Inggris, hanya satu dari dua puluh wanita yang telah diperiksa.
"Ketika berbicara mengenai penanganan penyakit-penyakit besar, seperti penyakit jantung, demensia, dan diabetes, yang dapat menyebabkan kecacatan jangka panjang, sangat penting bagi wanita dan gadis memiliki akses ke tes dan skrining," kata Lindsay.
Ia juga menambahkan bahwa perhatian yang diberikan pada kesehatan wanita akan bermanfaat bagi ekonomi dan masyarakat.
Advertisement
Apa yang Bisa Dilakukan?
"Kita perlu memastikan bahwa kita mengalokasikan lebih banyak dana untuk penelitian kesehatan wanita dan bahwa uang tersebut harus membantu inovasi dalam diagnosis dan pencegahan, serta pengobatan," katanya.
Ada pengakuan yang semakin meningkat akan perlunya lebih banyak penelitian dan sumber daya yang ditujukan untuk masalah kesehatan khusus wanita seperti menstruasi atau menopause.
Namun, teknologi yang mengatasi kesehatan wanita, atau yang disebut femtech, hanya menarik dua persen dari pendanaan ventura yang dialokasikan untuk seluruh industri kesehatan, menurut perusahaan konsultan Deloitte.
Perempuan Lebih Sering Alami Kondisi Kesehatan Buruk Dibanding Laki-Laki
Analisis kesenjangan kesehatan gender secara global telah menemukan bahwa perempuan mengalami kondisi kesehatan yang buruk lebih sering daripada laki-laki, melansir dari WION.
Para peneliti menemukan bahwa kondisi seperti masalah muskuloskeletal (berkaitan dengan otot dan tulang), masalah kesehatan mental, dan gangguan sakit kepala secara khusus mempengaruhi perempuan. Hasil penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Lancet Public Health.
Penelitian tersebut menilai dampak dari 20 penyakit utama di dunia. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa kemajuan dalam mengurangi kesenjangan kesehatan selama tiga dekade terakhir, pencapaian tersebut masih terbatas secara global.
Laki-laki lebih rentan terkena kondisi yang menyebabkan kematian dini?
Studi menemukan bahwa laki-laki lebih banyak terkena kondisi yang menyebabkan kematian dini seperti penyakit kardiovaskular, penyakit pernapasan hati, COVID, dan cedera kecelakaan jalan raya.
Benarkah wanita hidup lebih lama daripada laki-laki?
Ya, itu benar. Wanita rata-rata hidup sekitar tujuh tahun lebih lama dari laki-laki. Tetapi sebagian besar dari mereka hidup dengan tingkat penyakit dan cacat yang lebih tinggi sepanjang hidup mereka.
Perbedaan kesehatan antara wanita dan pria terus bertambah seiring bertambahnya usia, demikian ditemukan dalam penelitian ini.
Penulis senior studi, Dr. Luisa Sorio Flor di Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), University of Washington, Amerika Serikat mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Laporan ini dengan jelas menunjukkan bahwa selama 30 tahun terakhir, kemajuan kesehatan global tidak merata."
Advertisement