Rahasia Sukses Rwanda Bangkit dari Bayang Genosida hingga Catat Pertumbuhan Ekonomi Pesat

Sejak tragedi mematikan yang terjadi pada tahun 1994, Republik Rwanda berhasil bangkit dan mencatat pertumbuhan ekonomi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 27 Jun 2024, 09:10 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2024, 09:10 WIB
Suasana di kota Kigali, Rwanda, Afrika
Suasana di kota Kigali, Rwanda, Afrika. (Dok: Instagram @rwanda)

Liputan6.com, Jakarta - Sejarah pahit dan kelam terkait genosida sekitar 30 tahun lalu selalu menjadi bayang-bayang bagi Republik Rwanda. Hal tersebut juga diakui oleh Duta Besar Rwanda untuk Indonesia Abdul Karim Harerimana.

"Sejarah kita saat ini sangatlah pahit. Negara kami mengalami genosida terhadap etnis Tutsi. Dan yang membuatnya lebih pahit lagi, genosida direncanakan dan dilaksanakan oleh orang Rwanda," kata Dubes Abdul saat berkunjung ke kantor Emtek di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Meski demikian, pembantaian massal yang telah menewaskan lebih dari 800 ribu orang dengan mayoritas warga etnis Tutsi itu tak membuat Rwanda terpuruk secara berlarut-larut. Sejak saat itu, Rwanda membuat kemajuan luar biasa dan mencatat pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Dilansir laman resmi PBB, Data Moneter Internasional (IMF) mencatat Rwanda merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8 persen per tahun selama dekade terakhir.

Bank Dunia mengatakan Rwanda adalah tempat terbaik ketiga untuk memulai bisnis di Afrika, setelah Mauritius dan Afrika Selatan.

Rahasia Bangkitnya Rwanda

Duta Besar Rwanda untuk Indonesia Abdul Karim Harerimana dalam kunjungannya ke kantor Emtek, Jakarta, Rabu (26/6/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)
Duta Besar Rwanda untuk Indonesia Abdul Karim Harerimana dalam kunjungannya ke kantor Emtek, Jakarta, Rabu (26/6/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Dubes Abdul pun mengungkap sejumlah hal yang bisa mendorong Rwanda bangkit dari sejarah gelap. Pertama, pentingnya persatuan.

"Front Patriotik Rwanda (RPF) adalah organisasi politik yang sebenarnya dalam bahasa kami disebut keluarga. Yang disebut kelompok etnis, Hutu, Tutsi, Twa, yang diciptakan oleh penjajah. Dalam pikiran RPF, mereka tidak ada," jelas dia.

"Kita adalah satu umat. Kita bersaudara. Kami adalah orangtua dari anak dan cucu kami. Jadi, kami adalah satu keluarga. Masalah apa pun yang terjadi dapat kami selesaikan secara kekeluargaan."

Ia mengatakan bahwa setelah menghentikan genosida, hal yang pertama dilakukan RPF adalah menyerukan seluruh lapisan masyarakat Rwanda untuk bersatu, berdamai dan berkomitmen hal tersebut tidak akan terjadi lagi.

Jadi Negara Mandiri

Presiden Paul Kagame menghadiri KTT G20 di Bali, Selasa (15/11/2022). (Dok. Presidency Rwanda via Twitter)
Presiden Paul Kagame menghadiri KTT G20 di Bali, Selasa (15/11/2022). (Dok. Presidency Rwanda via Twitter)

Kedua, sambungnya, tidak mengandalkan bantuan dari luar.

"Kita belajar selama genosida bahwa Anda harus bergantung pada diri sendiri karena jika Anda ingin menunggu bantuan, bantuan mungkin datang sangat terlambat. Lalu, ketika kamu mempunyai masalah, cobalah untuk memperbaikinya sendiri," ungkap Dubes Abdul.

Ia menekankan bahwa jika seseorang ingin bergerak maju, maka lakukanlah dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri.

"Sekalipun ada suara-suara yang datang dari sana-sini mencoba mematahkan semangatmu, dengarkan mereka, tetapi lakukan apa yang menurutmu baik," katanya.

Pentingnya Rekonsiliasi

Menlu Retno Marsudi dan Menlu Rwanda Vincent Biruta di acara Foreign Ministers' Meeting di G20 Bali. (Dok: Kemlu RI)
Menlu Retno Marsudi dan Menlu Rwanda Vincent Biruta di acara Foreign Ministers' Meeting di G20 Bali. (Dok: Kemlu RI)

Ketiga, lanjut dia, pentingnya rekonsiliasi.

Ia pun mengenang pertemuan besar yang dilakukan antara tahun 1998-1999, melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

"Kita belajar tentang apa yang menyebabkan permasalahan di negeri ini, apa solusi untuk permasalahan ini," katanya.

Salah satu hasil dari pertemuan tersebut adalah Vision 2020, sebuah kerangka kerja untuk pembangunan Rwanda, yang menyajikan prioritas-prioritas utama dan menyediakan alat panduan bagi Rwanda untuk masa depan. Hal ini mendukung identitas Rwanda yang jelas, sekaligus menunjukkan ambisi dan imajinasi dalam mengatasi kemiskinan dan perpecahan.

Infografis 20 Negara Ekonomi Terbesar Dunia 2023 Versi IMF

Infografis 20 Negara Ekonomi Terbesar Dunia 2023 Versi IMF. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 20 Negara Ekonomi Terbesar Dunia 2023 Versi IMF. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya