Mengenal Planet Kerdil Ceres yang Diduga Dihuni Alien

Diameter Ceres hanya 590 mil (950 km) dan memiliki massa hanya 0,015 persen massa bumi. Faktanya, Ceres sangat kecil sehingga diklasifikasikan sebagai planet kerdil.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 04 Jul 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2024, 01:00 WIB
NASA Temukan Tanda Kehidupan Alien di Planet `Kerdil` Ceres
Ilustrasi Alien (craveonline.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ceres adalah planet kerdil paling awal yang ditemukan. Objek luar angkasa ini merupakan planet kerdil terkecil yang ada saat ini.

Melansir laman NASA pada Rabu (03/07/2024), astronom Sisilia Giuseppe Piazzi menemukan Ceres pada 1801. Ia menemukan Ceres berdasarkan prediksi bahwa celah antara Mars dan Jupiter berisi planet yang hilang.

Diameter Ceres hanya 590 mil (950 km) dan memiliki massa hanya 0,015 persen massa bumi. Faktanya, Ceres sangat kecil sehingga diklasifikasikan sebagai planet kerdil.

Ceres juga sering disebut dalam literatur ilmiah sebagai salah satu asteroid terbesar di tata surya. Tidak seperti tetangga asteroidnya, Ceres memiliki bentuk hampir bulat.

Planet kerdil yang berbatu ini diduga memiliki air es di bawah keraknya. Pada 2014, Observatorium Luar Angkasa Herschel Badan Antariksa Eropa mendeteksi uap air yang memuntahkan dari dua wilayah di Ceres.

Para ilmuwan pernah mengungkapkan peluang planet kerdil (dwarf planet) Ceres merupakan rumah bagi kehidupan asing di luar Bumi alias alien. Melansir laman Space pada Rabu (03/07/2024), asteroid yang menabrak permukaan planet kerdil Ceres disebut mempengaruhi cadangan molekul organik yang berharga di sana.

Pada 2017, para ilmuwan yang mempelajari data yang dikirim oleh wahana antariksa Dawn milik NASA. Awalnya mereka menemukan senyawa organik yang dikenal sebagai molekul alifatik di dekat kawah tumbukan selebar 32 mil di Ceres.

Beberapa penelitian menyatakan asteroid yang mengantarkannya ke planet kerdil tersebut. Sementara penelitian lain menyimpulkan bahwa molekul-molekul tersebut terbentuk di Ceres.

Para ilmuwan melakukan serangkaian eksperimen yang meniru kondisi tumbukan yang diperkirakan terjadi di Ceres di Ames Vertical Gun Range, California. Penelitian ini mensimulasikan fisika dan mekanika tumbukan kawah dan hantaman asteroid.

Tim juga menggabungkan data dari kamera dan spektrometer pencitraan di Dawn. Kedua kumpulan data tersebut memungkinkan tim untuk memetakan area yang kaya akan bahan organik di Ceres dengan lebih detil dari yang pernah dilakukan sebelumnya.

Pengujian itu juga menunjukkan hantaman asteroid memang mempengaruhi keberadaan dan kelimpahan bahan organik selama miliaran tahun. Data Dawn memberi pengetahuan bahwa Ceres diselimuti oleh kawah-kawah tumbukan asteroid dengan berbagai ukuran.

Namun, ilmuwan masih belum dapat menyimpulkan bagaimana tumbukan ini mempengaruhi senyawa alifatik yang mengandung rantai karbon dan oksigen.

 

Wahana Antariksa Dawn

Wahana antariksa Dawn diluncurkan oleh NASA pada tanggal 27 September 2007. Tujuannya untuk mempelajari dua benda terbesar di sabuk asteroid yakni protoplanet Vesta dan planet kerdil Ceres.

Dawn meninggalkan Vesta pada September 2012 dan memasuki orbit Ceres pada Maret 2015. Dawn menghabiskan tiga tahun mempelajari planet kerdil tersebut, memetakan permukaannya, mempelajari komposisinya, dan mengidentifikasi fitur geologisnya.

Dawn kehabisan bahan bakar pada 31 Oktober 2018, dan misinya secara resmi dinyatakan berakhir pada 1 November 2018. Namun, Dawn meninggalkan warisan yang tak terhapuskan dalam astronomi.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya